2

108 12 0
                                    

"Kembali lagi ke gunung, yang ada hanya pohon, ranting,batu" celetuk Rino sambil menunjuk nunjuk beberapa benda yang ia sebutkan.

"Lo kalo di rumah bisa bahaya" ujar Daniel
"Emang gue ngapain?" Tanya Rino bingung
"Main cewek lu" jawab Daniel menosor kepala Rino.
"Kalo disini lu bisa pacaran sama orang utan Rin" kata Geira.

Dan semua pun tertawa mereka membayangkan jika Rino benar-benar pacaran dengan orang utan.
"Kalian parah" ujarnya dan langsung jalan paling depan disusul Danieldan Geira.

"Yah ngambek" kata Geira

Jadilah dibelakang Asta dan Gibran berdua. Mereka melirik namun.

"Awsss" rintih Asta.
"Kamu kenapa?" Tanya Gibran yang langsung sigap membantu Asta.
Ternyata kaki Asta tersangkut ranting pohon yang bertumpukan. Ia merasa bodoh dengan ini kenapa bisa ia tidak menyadarinya?.

Gibran perlahan memegang kaki Asta yang bersepatu itu dan memisahkan nya dari ranting-ranting yang melilit di kakinya.

"Sudah" kata Gibran setelah selesai membantunya.

"Terimakasih" ucap Asta dengan senyuman.

Hari sudah larut malam mereka baru sampai di puncak.
"Huwahhh lega" Hembus Asta melihat pemandangan sekitar lampu kerlap kerlip terlihat dari atas gunung.

"Dari sekian pendakian ini sih yang paling seru. Medannya menantang" ucap Geira langsung mendirikan tenda.

"Rin, Niel, R-ran cari kayu bakar sanah" ucap Asta.

Mereka langsung mencari kayu bakar di sekitar. Tidak banyak pendaki disini cukup sepi tapi nyaman.
Pemandangan kota terlihat dari sini. Bukit-bukit disekitarnya menambah kesan indah untuk gunung yang ia daki.

Asta duduk di tepi sembari menikmati teh hangat yang Geira siapkan. Melihat ke arah kota Geira bertanya.
"Gue tau, lo pasti ga betah di rumah" ucap Geira dengan mensruput teh di tangannya.

"Huhh, lo pasti tau Gei. Bokap gue ga pernah sekalipun menghargai hobi gue" jawabnya

"Yah gue tau Ta. Om Adam penginnya lo itu nerusin bisnis nya lo kan anak tunggal" kata Geira seakan membela papanya.

"Gue tau gue anak tunggal. Tapi gue juga manusia Gei gue bukan binatang yang harus terus menuruti apa kemauan majikannya"

"Gue juga gak gila hormat. Gue pengin jadi orang biasa yang menikmati kebebasan" ujar Asta sembari merentangkan tangannya dan memejamkan matanya

"Seberapa lo menjauh lo akhirnya akan di titik itu juga Ta" ucap Geira dalam hati melihat Asta dan kembali ke arah semula.

Disisi lain.
"Pah dimana Asta pah" ucap Julia khawatir. Asta memang sering pergi dan jarang pulang. Fan itu selalu membuat mamahnya khawatir. Ia berpikir Asta adalah anak permpuan tidak sepantasnya ia begitu.

"Dasar anak itu!" Geram Adam.
"Pah cari Asta pah" Julia memohon pada suaminya agar anak semata wayangnya dapat pulang sekarang juga.

"Sebentar mah" suaminya menelpon orang suruhannya untuk melacak keberadaan Asta itu.

"Iya sekarang!" Ucap Adam pada orang di telpon.

"Udah, mamah tenang aja" adam menenangkan istrinya yang sedang gelisah itu.
Julia selalu berdoa untuk putrinya itu. Agar ia selamat sampai pulang kerumah. Mau bagaimnapun sisi seorang ibu sangatlah khawatir apalagi mengadari kalau Asta adalah perempuan Julia tidak bisa membayangkan itu.

_____________________
"Hans, siapkan pasukan, kita berunding dulu" perintah Axel pada Hans.

"Siap, Kaptem" jawabnya.

ASTA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang