3

83 8 0
                                    

Setelah mendaki Asta dan kawan-kawan lebih memilih untuk turun gunung mereka sadar tidak akan lama-lama karena ia mendapat kabar kalau suruhan ayahnya sedang mengintai nya saat ini.

"Sial! Mereka mau nya apa sih"gerutu Asta saat menuruni gunung tersebut.

"Gue yakin lo habis kali ini ta" bisik Geira pada dirinya.

Sebenarnya Asta tidak takut tapi ia sangat risih jika sudah di intai seperti ini.
Asta membisikan ke pada temannya untuk bersembunyi.

Orang suruhan ayahnya tersebut bingung kenapa Asta pergi
"Dimana mereka?" Tanya nya.

Namun dari arah belakang Asta langsung menarik tangan orang itu dan menguncinya.

"Lo dibayar berapa sama bokap gue sampai lo bisa nemuin gue disini?" Tanya Asta yang masih mencekik tangan orang itu.

"I-itu tidak penting nona" jawabnya Asta langsung menyiku perutnya.
Dan orang itu meringis namun dari arah belakang dan depan nya ada orang suruhan papanya juga.

Ia berlari ke samping namun dua pria mengepung nya.

"Sial! Dia tidak sendiri" umpat Asta.

Asta mengatur napasnya terengah-engah saat mereka lengah ia langsung berlari sekuat tenaga. Ia tidak tau dimana temannya saat ini.

Asta terus berlari sampai arah jurang. Ia tidak tau harus lari kemana lagi.

"Astaga gue harus lari kemana"bingung Asta. Sedangkan para suruhan papahnya mendekat ada sekitar sepuluh orang disini.

Namun

Dukkk

Terlihat Gibran, Rino dan Daneil memukul kelapa mereka.

"Larii Astaa" teriak Rino padanya. Asta pun mengangguk dan segera berlari.

Tapi terdegar suara minta tolong dari belakang nya.
"A-asta t-tolong" itu suara Geira.

Ia menoleh ke belakang dan terlihat orang suruhan papanya yang sedang menodong pisau ke arah leher Geira.

"Lepaskan dia!!" Teriak Asta.
"Nona silahkan lari kalau nona ingin teman nona ini mati" ucap orang itu mengancam Asta.

"Sial! Dia mengancam gue" geramnya.

Ini pasti taktik dia supaya gue mau ikut dia. Hah lucu bukan?
Asta tersenyum miring.

Ia maju dengan perlahan mengamati sekitar.
Dan

Bug

Asta meninju orang tersebut dan ia terkapar. Namun di belakang nya sesorang malah mengikat tangannya.

"Woii lepasin gue!!" teriak Asta.

"Lebih baik nona diam!" ucap mereka.

Asta terikat di tangannya dengan tali itu ia diseret menuju jalan pulang.

"Gue berasa seperti buronan" gumam Asta.
Teman-teman Asta pun ikut turun dan pulang. Namun mereka diawasi oleh suruhan Adam di belakangnya. Jadi merek jalan namun tetap di kepung di belakang.

__________________________

Asta sampai rumah dengan penampilan yang awut awutan. Seperti bukan anak seorang pengusaha. Tapi layak seperti anak gembel.
Lihatlah baju yang sudah tak berbentuk lagi sepatu yang kotor dengan lumpur dan rambut yang kusam.

Ia diseret menghadap papahnya.
Orang itu melepas ikatan di tangan Asta.
"Sialan" umpat Asta yang melihat lengannya merah dan perih itu.

Ia masuk ke dalam rumah di tuntun oleh orang-orang yang membawanya ke sini.

ASTA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang