6

83 9 1
                                    

Sinar pagi telah memancari bumi. Cahanya nya manembus hutan yang lebat ini.
Terlihat ada seorang gadis yang tertidur di sela-sela rerumputan.

Gadis tersebut adalah Asta.
Asta terbangun dari tidurnya. Semenjak kejadian semalam Asta tertidur di semak-semak. Karena ia capek dan tak sanggup berjalan.

"Eughhh" lenguh Asta.

Ia mengamati sekitar.

"Gue dimana?" Tanya Asta. Disini hanya ada pohon-pohon yang menjulang tinggi. Rumput-rumput yang lebat. Serta daun kering yang berjatuhan.

Hutann!!

Dirinya ternyata tertidur semalaman disini. Ia mengecek keadaan tubuhnya takut ada yang kurang.

"Huh, sial. Apa gue kualat ya?" Kata Asta.

Tak lama terdengar perut Asta berbunyi. Ia lapar ternyata. Asta berdiri dan membersihkan pakaian nya dari daun daun yang menempel.

Ia berjalan menuju sumber air. Syukurlah ada sungai kecil disini. Jadi ia bisa membersihkan muka serta minum setidaknya rasa hausnya terobati.

Asta mengambil air menggunakan tangannya dan ia basuhkan ke muka.

Segar

Itu yang Asta rasakan. Setelah membasuh wajah ia meminum air tersebut.
Ia memilih duduk menepi sejenak di pinggir sungai. Yang ia rasakan sendiri tak ada orang disini. Namun ternyata ia ditemani oleh burung-burung yang hinggap di bebatuan.
Ikan-ikan yang muncul dipermukaan.

Ia bernapas lega setidaknya ia selamat dari kejadian penembakan semalam.

Terdengar lagi kontak senjata antara TNI dengan kelompok komumis bersenjata.
Asta kaget dirinya gemetar. Ada seseorang yang melihatnya dan mengejarnya. Orang tersebut membawa laras panjang seperti sebuah pedang namun lebih panjang.

Ia berlari sembari mengendap merendah di balik semak-semak.
Napasmya terengah-engah. Orang tersebut mencarinya.

Asta berlari dan terus berlari.

Namun ada orang di sampingnya. Ia langsung nunduk bersembunyi di semak-semak.
Terdengar lagi suara.

Dor dorr dorrr dorrr

Peperangan berlangsung memekikan telinga. Asta bingung dimana ia mencari pertolongan.
Disini dia bukan siapa-siapa ia bingung.

Ia masih terus berlari sampai ada jurang kecil disini. Asta lebih memilih masuk ke jurang ia bersembunyi di balik jurang dengan berpegangan pada akar pohon besar sebagai penahannya.

Keringatnya sungguh bercucuran. Napasnya terngah-engah perutnya terasa perih karena tidak disini. Ia rasanya tak sanggup lagi berada disini. Suasana semakin mencekam memebuat Asta sebagai warga biasa merasa ketakutan.

Setelah keadaan aman Asta naik ke permukaan. Ternyata orang tersebut masih berdiri di sisi samping. Asta langsung berlari sekuat tenaga. Intinya ia akan berlari sampai tak ada seorangpun yang mengejarnya.

Namun

Sesorang membekapnya dari belakang dan membawanya bersembunyi dari sana. Asta kaget tangannya di kunci oleh orang tersebut.
Badan Asta di balikan olehnya. Asta hanya menutup mata pasrah dengan aoa yang orang tersebut lakukan padanya.

Orang tersebut mengisyaratkan agar ia diam.

"Sutt, jangan berteriak" ucapnya.

Asta membuka mata tubuh Asta melemas. Syukurlah orang yang membawanya ini adalah TNI dilihat dari badge sebelah kiri yang tertera merah putih disana.
Asta menghembuskan napasnya lega.

ASTA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang