Aku ingin kau mengembalikannya

13 2 0
                                    

Cerly L. Deff merupakan sosok wanita cantik, rambutnya tergerai panjang berwarma hitam, bermata kebiru-biruan, wajahnya yang putih bersih, Kulitnya yang lembut. Dia bagai bidadari, seluruh negeri sangat menyanjungnya. Bahkan tidak sedikit pria yang berusaha untuk mendekatinya.

Dia sangat mencintai Bafary, karena suatu kejadian ketika dia masih berusia 8 tahun. Saat dia bersama keluarga pergi ke distrik Baum yang didominasi oleh hutan hijau, dia tersesat dan terpisah dengan ayah dan ibunya saat hendak menangkap seekor Kaninchen (mirip seperti kelinci).

“Ibu, Ayah, aku takut” Cerly berteriak ditengah-tengah pepohonan lebat.

Dia menangis dan hanya berdiam diri duduk di batu. Sksksksksk, terdengar suara aneh dari arah semak lebat didepannya.

Tak lama muncul seekor Bäron didepannya (hewan seperti beruang), Cerly sampai menongakkan kepalanya ke atas. Hewan yang tingginya sekitar 2,5 Meter tersebut, kini berada didepannya.

“Jangan bergerak” terdengar olehnya suara lirih anak laki-laki dari belakangnya.
Laki-laki tersebut ialah Bafary yang mendekatinya secara perlahan dan terus mengucapkan kalimat.

“Jangan bergerak, atau dirimu akan tertidur selamanya”

“Apa maksudmu?” tanya Cerly dengan suara yang sangat kecil.

“Sudah diam saja, ikuti perintahku”

Cerly menuruti perintahnya, dengan harapan dia bisa selamat dari hewan buas tersebut. Sang Bäron terlihat masih mengawasi gerak-gerik Cerly.

“Mundurlah perlahan, Jangan tatap matanya”

Cerly menutup matanya, dan mundur secara perlahan ke arah Bafary. Namun dia melakukan hal yang ceroboh, dia membuka matanya. Dan Cerly menyadari didepannya terlihat wajah Bäron sedang mengendus-endus dirinya.

“Kyaaaaaaaaa” seketika Cerly menjerit.

“Hey, kemari lah cepat. Lari!” teriak Bafary.
Cerly berlari ke arahnya, kemudian dilemparkannya sebuah alat berbentuk piringan kecil ke arah Bäron tersebut.

Baammm, Cahaya yang sangat silau meledak dalam sekejap membuat Bäron marah.
Bafary segera meraih tangan Cerly dan membawanya lari menjauh dari tempat itu. Namun, Bäron masih tetap mengejar mereka.
Sekitar 100 Meter mereka berlari ke arah tenda logam sedang, setelah sampai. Bafary segera menyalakan Alat gelombang suara, yang menghasilkan suara yang ditakuti hewan-hewan predator. Akhrinya, Bäron yang mengejarnya berhasil diusir menjauh.

“Terima kasih” ucap Cerly.

“Tidak perlu berterima kasih, kebetulan aku mendengar suara teriakanmu tadi” ujarnya.
   
“Aku terserat dari rombongan keluargaku”
   
“Bagaimana bisa kau terpisah dari keluargamu?”
   
“Tadi aku sedang mengejar Kaninchen (Sejenis Kelinci) untuk aku tangkap, tapi aku terlalu jauh meninggalkan rombongan” Cerly bercerita tentang bagaimana dia bisa tersesat.
   
“Oh, baiklah. Aku bisa membantumu menemukan keluargamu”
   
“Benarkah? Terimakasih sudah bersedia membantuku. Oh iya, Siapa namamu?” tanya Cerly penasaran.
   
“Bafary Letzterkönig, kau bisa memanggilku Bafary. Bagaimana denganmu?” jawabnya dan balik bertanya.
   
“Cerly, Namaku Cerly L. Deff”
   
“Oh, namamu Cerly. Nama yang bagus” ujar Bafary.
   
“Iya, namamu juga”

Seketika raut wajah Bafary berubah setelah menyadari siapa anak perempuan yang berada dihadapannya tersebut.

“Cerly L. Deff, mohon maafkan aku” Seketika Bafary berlutut dihadapan Cerly, saat menyadari bahwa dirinya anak dari Jendral Marnov.
   
“Apa yang kamu lakukan” ujar Cerly sambil mencoba membangunkannya.
    
“Aku tidak mengetahui, bahwa Tuan Putri adalah anak dari Jendral Marnov” ucap Bafary dengan kepala tertunduk.
    
“Jika kau tetap seperti ini, aku akan kembali ke tempat Bäron itu lagi” ancam Cerly.
    
“Oh, jangan. Aku akan mengantar Putri kembali ke orang tua anda” Bafari menongakkan kepalanya dan bangkit berdiri.
   
“Aku akan ikut denganmu, asal dirimu tetap memanggilku Cerly” ucapnya sambil tersenyum manis.
   
“Baiklah Put..., eh maksudku Cerly” Jawab Bafary dengan tersenyum gugup.

Perjalanan Menuju ke tempat pemberhentian Keluarga Cerly berada sekitar 60KM, karena Cerly terpisah saat rombongan masih melakukan perjalanan menggunakan Hovercar (Sejenis Mobil yang melayang diatas permukaan tanah). Dan meraka menempuh jarak tersebut dengan waktu sekitar 1 hari penuh, dalam perjalanan tersebut. Cerly selalu memperhatikan Bafary, yang selalu mengurusnya. Mencari makanan dan minuman, mengusir hewan-hewan pengganggu.

“Hey Baf, apa kau punya makanan? Aku lapar sekali” Tanya Cerly dengan mengerutkan mukanya karna menahan lapar.

“Tidak, aku tidak memiliki makanan sedikitpun. Tapi, kau bisa memakan ini” jawabnya sambil menunjukkan buah aneh di sebuah pohon.

“Apa itu bisa dimakan? Aku tidak yakin dengan bentuknya. Bentuknya seperti sebuah bola mata dengan warna merah dan bahkan seperti beracun” menjelaskan bentuknya dengan tatapan yang polos.

“Jika kau tidak mencoba memakannya, kau akan menyesal seumur hidupmu” ucapnya dengan senyuman.

“Jika terjadi apa-apa, aku tidak akan memaafkanmu loh" sedikit menurunkan alisnya.

“Petik dan cobalah” suruh Bafary kepadanya.

Cerly memetik buahnya dari pohon yang tingginya sama dengan tinggi tubuhnya. Dimakannya buah seukuran kepalan tangan tersebut, tubuhnya terdiam, matanya membesar, dan senyumnya melebar sembari mengunyah.

“Aku belum pernah merasakan enaknya buah ini. Teksturnya selembut kue susu, manisnya semanis madu” ucapnya sambil terus memakannya.

“Apa kubilang, aku tidak akan membohongimu” ucap Bafary tersenyum melihat Cerly yang lahap memakan buahnya.

“Oh iya jangan terlalu banyak juga, cukup makan satu atau dua saja. Jika terlalu banyak itu bisa membuatmu alergi” tambahnya.

“Satu saja sudah cukup. Tapi, aku bawa satu ya...” memetik kembali 1 buah untuk dibawanya pulang dan tersenyum menyeringai.

“Bawa saja, kau akan merindukannya. Cepatlah langit sudah mulai gelap, kita masih jauh” ajak Bafary untuk melanjutkan perjalanan.

Tanpa disadari Cerly mulai jatuh cinta kepada Bafary, begitu pula sebaliknya Bafary pun menaruh hati kepada Cerly. Itu karena Cerly sangat baik kepadanya, rendah hati, imut dan pastinya sangat cantik.
Setelah 1 hari perjalanan tersebut, terlihat dari jauh rombongan keluarga Jendral Marnov. Mereka segera bergegas menuju tempat tersebut.
    
“Ibu, Ayah.... Cerly pulang” teriak Cerly dari kejauhan.

Yeumir dan Marnov yang melihatnya berlri dan memeluknya.
   
“Kemana saja kau nak?” tanya Yeumir sambil menangis.
    
“Dia kemarin tersesat Jendral” ucap Bafary kepada Jendral Marnov, selagi melihat Cerly dan ibunya.
   
“Siapa kamu nak?” tanya Marnov.
   
“Bafary Letzterkönig, Jendral”
   
“Terimakasih ya, sudah menyelamatkan dan menjaga Cerly. Apa orang tuamu masih ada?” Marnov bertanya kepadkepadanya.
   
“Jendral kanal ayah dan ibu?” tanya Bafary dengan keheranan.
   
“Tidak, hanya penasaran. Mengapa kamu berkeliling hutan sendirian” ujarnya.
   
“Kedua orangtua saya sudah tiada Jendral, sekarang saya tinggal bersama paman saya”
   
“Sungguh malang dirimu, bawa ini sebagai tanda terimakasih untukmu ya” ucap Marnov dan memberinya Kotak, yang berisi sebanyak 100 Geld.
   
“Apa ini tidak berlebihan Jendral?” tanya Bafary.
   
“Sudah terima saja pemberian dari kami, kau sudah menjaga Cerly dengan baik. Gunakan uang itu dengan benar, selesaikan pendidikanmu. Dan datanglah ke Istana kami ketika dirimu sudah menyelesaikan pendidikanmu” selah Yeumir meyakinkan Bafary.
   
“Baiklah, terima kasih Jendral. Terima kasih nyonya Yeumir. Saya pamit pulang” ucap Bafary berpamitan.

Ketika Bafary beranjak meninggalkan mereka, Cerly menghampirinya. Memberikan Kalung Hologram miliknya.
   
“Aku ingin kau mengembalikanya nanti kepadaku”

Senyum bahagia Cerly tertanam di memorinya, sosok lugu yang cantik, teringat selalu di ingatannya.

Kemarin, hari dimana dia tidak bisa kembali. Namun, bisa ia ingat kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beetween Us And DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang