*CDK* 1. | Tak Adil |

247 177 209
                                    

Hai kenalin nama ku Violin Madara Risty. Aku anak satu-satunya dari keluarga Risty. Ibu ku bernama Meligy Risty dan Ayahku bernama Ragahely Risty.

Umurku sekarang menginjak 16 tahun. Kalau dirumah aku menjadi kebanggaan bagi kedua orang tuaku tapi lain cerita kalau disekolahku. Mereka memperlakukanku selayaknya budak! Mereka sering kasar kepadaku bahkan mereka tak segan-segan akan membunuhku kapan pun mereka mau. Seakan penderitaan ku adalah sebuah permainan bagi mereka. Mereka kejam! Aku benci mereka! Oh iya mereka memberikanku nama yang sungguh aku tak suka, mereka sering memanggilku 'cupu'. Hhuuf sungguh menjijikkan.

Kalau kalian tanya kenapa mereka memanggilku 'cupu' tak perlu kuberi tahu lagi alasannya sudah jelas. Mataku minus! Mereka berlaku kurang ajar hanya karena mataku minus. Benar-benar tidak adil.

🍁🍁🍁

Pagi ini kami sekeluarga berkumpul dimeja makan. Apalagi kalau bukan untuk sarapan. Kami hampir tidak pernah lupa melakukan rutinitas pagi ini.

"Pagi sayang. Anak Mama yang cantik, dan Papa yang Ganteng. Ayo buruan kalian sarapan!" Perintah Ibuku lembut.

Menu pagi ini selalu sama seperti pagi-pagi biasanya. Nasi goreng kecap dengan telor mata sapi diatasnya. Umm sungguh lezat. Eits jangan lewatkan minumannya. Segelas susu coklat panas untuk Papa dan segelas susu coklat dingin untukku. Jangan tanya mengapa minuman dingin di pagi-pagi begini! Selera ku memang berbeda dari yang lain!

"Makasih Mah" ucapku setelah Ibuku menyodorkan sepiring nasi dihadapan ku.

"Sama-sama cantiknya Mama. Habisin ya nasinya jangan sampai ada yang tersisa. Kasihan jika ada yang tersisa nanti dia bisa nangis" ucap Ibuku bergurau. Itu selalu kalimat yang diucapkan Ibuku jika ada orang yang makan nasi tapi tidak habis. Buat mumbazir saja. Dosa tau!

"Hehe iya Mah." Aku langsung melahap sesendok demi sesendok nasiku hingga kandas. Aku benar-benar menyukai nasi goreng buatan Ibuku. Rasanya lezat sekali! Tak lupa setelah makan, aku juga langsung meminum susu coklat dinginku sampai habis tak tersisa. Walaupun hanya setetes untuk semut. Aku tak kan membaginya! Biar lah semut mengatai aku pelit. Masa bodo!

"Dan Papa juga, ayo habiskan sarapannya!" Ucap Meligy lembut.

"Iya Mah. Ini tu kesukaan Papa banget, mana mungkin Papa sisain." Papa ku juga sama sepertiku, ia langsung melahap nasi goreng itu sampai tak tersisa, membuat Ibuku senang saja.

Membuat seorang istri senang sudah menjadi tugas suami bukan?

Sarapan kami selesai. Seperti biasa, jika aku sudah selesai sarapan pasti aku akan langsung menyalim tangan Ibuku. Aku akan berangkat kesekolah. Hari ini aku diantar Papaku tapi sekali-kali aku juga sering pergi sendiri dengan menaiki angkutan umum, seperti bis.

"Mah Violin berangkat sekolah dulu ya, Mama hati-hati ya dirumah!"

"Iya sayang cantiknya Mama. Mama aman-aman aja kok dirumah. Udah mending sekarang kamu buru-buru kesekolah, belajar yang rajin! Biar bisa dapat rangking dikelas."

"Siap Mah!!"

"Yaudah kalau gitu Violin berangkat dulu ya."

"Dadah Mama" ucap Violin yang mulai menjauh, berjalan keluar rumah sambil melambaikan tangannya. Hal seperti itu memang memberi kesan seperti anak kecil tapi itulah Violin. Walaupun dia sudah menginjak masa-masa remaja, sifatnya masih seperti anak kecil. Dan Mama Papanya menyukai sifatnya yang seperti itu.

Cantikku Dibalik Kacamataku [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang