Childhood Friend

460 38 2
                                    

Special oneshoot with Detective Conan.
























" Diharapkan nyonya dan tuan Kirigaya untuk tidak uwu uwu an di rumah saya. Tolong, saya ini sudah lelah jadi nyamuk."

" Makanya nikah."

" Are? Bukankah [name] sudah bertunangan dengan Ryu?"

[Name] yang baru saja datang dari dapur untuk menyajikan teh, duduk didepan pasangan pengantin baru itu sambil meletakkan nampan berisi gelas teh tersebut.

" Memang benar. Tapi tetap saja aku selalu menjadi nyamuk jika kalian datang bersama. Hahh, lagipula rumahku ini bukan tempat untuk Honeymoon."

" Warui na. Pagi ini Asuna tiba tiba ingin mengunjungimu. Katanya dia merindukan mu." Kirito mengusap tengkuknya pelan.

" Hee. Kenapa tidak bilang? Aku bisa saja membelikan kalian camilan. Sou ieba, bagaimana bisa kalian direstui? Maksud ku, bukankah ibu Asuna tidak merestui hubungan kalian?"

" Yah, ada beberapa hal yang membuat ibuku berubah pikiran." Asuna tersenyum seperti biasanya.

" Wahh itu berarti keberuntungan setahun sekali langsung dipakai."

" Bisa dibilang begitu." Sahut Kirito

" Lalu-"

Sebelum [name] melanjutkan perkataannya, sebuah ketukan pintu terdengar. [Name] lalu berdiri dan berjalan mendekati pintu.

' Siapa yang berkunjung lagi? '

Ketika pintu terbuka, [name] mengerjapkan matanya beberapa kali. Dihadapannya sekarang, terdapat dua anak laki-laki yang berumur sekitar 14 tahunan.

" Oh, kau...anak yang ada di kereta Osaka waktu itu. Jika tidak salah namamu itu Kudo Shinichi, benar bukan?"

" Uhm. Aku kesini untuk mampir. Apa [lastname]-san sibuk?"

" Tidak, aku tidak sibuk. Lalu..." Atensi [name] beralih ke seorang anak yang memakai topi.

" Kau siapa?"

" Gehh- kau tidak mengingat ku?! " Jawabnya dengan dialek Kansai yang sangat khas

[Name] memiringkan kepalanya bingung.

' Kurasa aku pernah melihatnya. Dialek Kansai, kulit warna coklat, dan topi- masaka?!'

" Heiji? Hattori Heiji? "

" Akhirnya kau mengingatku. Mentang-mentang sudah tidak bertemu 8 tahun, kau melupakan begitu saja!"

" Gomen gomen. Ayo masuk dulu"

Mereka bertiga lalu masuk ke dalam bersama. Kedua anak itu duduk di sofa, sedangkan [name] membawakan teh dari dapur.

" Sekarang kau sudah besar, Heiji. Rasanya waktu berjalan begitu cepat. Dan topi itu...kau masih menyimpannya rupanya." [name] basa basi sambil menyenderkan punggungnya di sofa.

" Tentu saja masih kusimpan. Tidak mungkin aku membuangnya begitu saja."

" Eh? Kenapa?"

" I-itu....." Hattori tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke samping dengan wajah yang merona tipis, ciri khas orang yang sedang malu-malu. Jari telunjuk kanannya menggaruk pelan pipinya.

Me and Sword Art OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang