Sour Ice Cream 3

797 145 27
                                    

Pagi ini Hinata dan Naruto akhirnya pergi lari pagi bersama. Naruto juga mengajak anjing peliharaanya. Malam tadi Naruto bertanya mengenai kencan yang cocok untuk mereka dan Hinata menawarkan bagaimana jika sesuatu yang tidak biasa seperti lari pagi untuk kencan pertama mereka. Eh, memangnya mereka berpikir akan melakukan kencan kedua dan seterusnya? Ah, sudahlah. Akhirnya Naruto menjawab tawaran Hinata dengan kata setuju, pasti akan menyenangkan.

"Berapa umur Kurama?" Tanya Hinata saat mereka tengah berjalan berdampingan dengan Kurama yang memimpin mereka.

"Tiga tahun" jawab Naruto. Hinata mengangguk.

"Sangat lucu. Aku tidak menyangka jika kau akan mengajaknya. Biasanya jika seseorang sedang berkencan mereka akan kesal jika ada yang menganggu"

"Ah, apa Kurama menganggu?"

"Tidak. Bukan begitu" sela Hinata cepat.

"Maksudku, biasanya atau kebanyakan begitu. Tapi, aku sangat senang kau membawa Kurama bersamamu, kita akan jauh lebih santai" ucap Hinata mengalihkan pandangannya untuk menatap lurun jalanan. Kemudian ia kembali menatap Naruto.

"Aku juga memiliki kucing, dulu waktu aku mengajaknya untuk berkencan dengan seseorang, dia terlihat kesal di sepanjang percakapan kita" ucap Hinata yang diakhiri tawa. Sedangkan Naruto yang mendengar kata itu sedikit tak suka.

"... tapi kau berbeda" wajahnya yang meredup kini berbinar kembali saat Hinata mengatakan hal itu padanya. Ditambah dengan senyuman Hinata yang sama seperti pertama kali gadis itu berbicara padanya, mendebarkan.

"Aku senang mendengarnya" Hinata menaikkan kedua alisnya, tidak tahu harus bersikap seperti apa.

"Hinata..." Hinata menoleh pada Naruto. Naruto meraih tangan gadis itu dan membawanya untuk duduk di salah satu bangku yang ada disana.

"Apa aku boleh mengatakan sesuatu?" Hinata sedikit memberi jeda disana, kemudian gadis itu akhirnya mengangguk menatap Naruto dan tersenyum kecil.

"Sejujurnya, Hinata. Aku mengajakmu kencan seperti ini bukan hanya sekedar untuk mengenalmu. Bagaimana ya mengatakannya..."

"Kau ingin balasan?" Naruto mengangguk. Hinata tersenyum pada Naruto.

"Sejujurnya aku ingin bertanya sesuatu dahulu kepadamu sebelum aku menjawab niatmu, Naruto" ucap Hinata.

"Ya, bertanyalah. Jika aku bisa menjawabnya maka akan aku jawab"

"Kenapa kau menyukaiku. Ya, walaupun kau tidak pernah mengatakan-"

"Aku menyukaimu Hinata" sela Naruto cepat berhasil membuat Hinata terkejut, kemudian ia berdehem pelan untuk kembali
melanjutkan kalimatnya. Yah, walaupun sedikit kesulitan.

"Kenapa kau bisa menyukaiku. Padahal jelas sekali aku sedang melakukan hukuman untuk permainan saat itu?" Tanya Hinata. Naruto menatap kearah langit, ia nampak berpikir sejanak agar terlihat sulit mendeskripsikan alasannya, padahal pemuda itu hanya tidak ingin ditertawakan begitu saja jika langsung menjawab. Setelah melakukannya, ia kembali menatap Hinata.

"Senyum milikmu membuat hatiku berdebar, Hinata" mata Hinata melebar mendengar ucapan Naruto. Baru kali ini ada pria yang menyebut senyum miliknya. Biasanya mereka cenderung akan mengatakan jika wajah Hinata yang menarik.

"Tapi, itu semua direncanakan Naruto" sanggah Hinata.

"Tapi, senyum milikmu tidak direncanakan bukan Hinata?" Ah, benar juga. Tidak ada yang menyuruhnya tersenyum lebar saat itu. Ia jadi aneh kepada dirinya sendiri mengapa ia tersenyum lebar pada saat itu.

"Kau benar" ucapnya diakhiri kekehan kecil.

"Yah... aku tidak akan berbohong jika wajahmu memang manis, tetapi jika kau bertanya mengapa maka alasan terbesarnya adalah senyumanmu. Bagaimana senyum itu dapat mendebarkan?" Hinata yang tak siap dengan pertanyaan seperti itu memalingkan wajahnya dari Naruto. Bagaimana aku tahu, batin Hinata.

Sour Ice Cream [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang