Sour Ice Cream 4

1K 148 27
                                    

Setelah kejadian yang terjadi di kantin, Naruto akhirnya berhasil menemui Hinata. Hinata hanya mengatakan untuk datang ke rumahnya nanti malam. Kemudian gadis itu pergi meninggalkannya tanpa menunggu jawaban dari Naruto.

Dan sekarang disinilah Naruto berada, didepan pintu rumah Hinata, dirinya sedang menunggu sang pemilik rumah membukakan pintu untuknya. Jujur saja, saat ini dadanya bergemuruh sangat keras. Bagaimana ia harus bersikap terhadap kedua orang tua Hinata nanti. Dan bagaimana jika orang tua Hinata tidak- belum sempat berpikir terlalu jauh, suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya.

"Ayo masuk-" belum sempat Hinata menyelesaikan ucapannya. Ia malah berdiri ditengah pintu dan menatap Naruto dengan tawa yang hampir meledak. Dan benar saja, Hinata tertawa cukup keras karena tak bisa menahannya.

"Kau akan melamar pekerjaan di rumahku?" Tanya Hinata diakhiri tawa. Ya, tidak salah juga pasalnya Naruto sekarang benar-benar berpakaian rapi seperti orang kantoran. Lucu sekali.

Hinata masih tidak berhenti tertawa saat mereka berdua sampai di sofa ruang tamu. Hinata mengambil begitu saja bunga ditangan Naruto walau pemuda itu tidak memberikan kepadanya. Sedangkan Naruto terdiam dari tadi, ia menunggu Hinata berhenti dari tawanya.

"Maaf pak, tapi rumah kita tidak membuka lowongan saat ini" gadis itu benar-benar.

"Haha maafkan aku maaf, ayah dan ibuku sedang pergi ke luar kota. Dan kakak sepupuku yang menjagaku sedang pergi keluar. Jadi... ya ampun Aku tidak ingin tertawa lagi. Cepat lepaskan jasmu itu" Hinata mendekat pada Naruto. Gadis itu entah sadar atau tidak, ia membantu Naruto melepaskan jas yang dipakainya. Kemudian ia membuka satu kancing kemeja Naruto.

"Nah, begini lebih baik. Aku tahu kau gugup tapi... ya, sudahlah. Terlepas dari semua itu. Kau terlihat sangat berwibawa" ucap Hinata diakhiri dengan pujian. Ya, Hinata memang terlihat biasa saja tetapi tidak bagi Naruto. Apa gadis itu tidak sadar bahwa perlakuannya tadi melanggar norma. Jantung Naruto tidak ditempatnya saat ini. Apa ia yakin bisa hidup di samping Hinata, ah berlebihan sekali. Naruto langsung berdehem menetralkan situasinya. Khusus nya jantung sialannya itu.

"Lalu, apa yang akan kita lakukan di rumahmu?" Tanya Naruto pada Hinata yang berada disampingnya. Kemudian tak lama Naruto tersadar dan menatap curiga Hinata.

"Atau kau berniat- aduh!"

"Jangan berpikiran yang tidak-tidak baka Naruto" ucap Hinata dengan mengetuk cukup keras kepala Naruto.

"Ternyata kau bukan gadis pemalu" gumam Naruto yang masih terdengar oleh Hinata.

"Aku memang bukan gadis pemalu. Jika aku pemalu, aku tidak akan melakukan hal seperti yang kulakukan di festival es krim itu. Dasar Namikaze Naruto" protes Hinata. Naruto terkekeh melihat Hinata merajuk kecil.

"Jadi, apa yang akan kita lakukan di rumahmu?" Tak butuh waktu lama, Hinata melebarkan senyumnya dan menarik Naruto masuk lebih dalam kedalam rumahnya.

"Bagaimana jika kau membantuku membuat es krim masam?" Tawar Hinata saat mereka berdua telah berada di dapur rumah gadis itu.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Bukan tiba-tiba. Aku memang berencana melakukannya denganmu. Aku pikir kau menyukai es krim masam karena waktu itu kau juga membelinya" jelas Hinata.

"Jadi kau membeli es krim itu karena suka?" Tanya Naruto sedikit terkejut.

"Bukankah sudah jelas, orang membeli karena suka. Kalau tidak suka kenapa harus dibeli. Kau tidak menyukainya?" Naruto menggaruk tengkuknya dan tersenyum kaku pada Hinata.

"Awalnya aku penasaran, kenapa ada yang menjual es krim masam. Ditambah juga saat itu musim panas, jika memakan es krim masam aku pikir akan lebih menyegarkan tetapi ternyata aku salah, es krim nya tetap terasa manis dan masamnya juga tidak terlalu terasa, apa itu karena aku menikmatinya bersamamu?" Naruto menjelaskannya secara serius namun, Hinata kesal saat akhir dari penjelasannya itu malah menggoda dirinya mengingat kejadian yang dulu. Hinata sontak saja memukul kecil bahu Naruto. Naruto yang menerimanya hanya tertawa kecil.

Sour Ice Cream [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang