[ #2 , holiday II ]

328 21 3
                                    

Ini sudah hari kedua mereka di Puncak. Dan pagi ini sangat dingin membuat mereka lebih memilih untuk diam di dalam kamar sampai sarapan mereka berupa nasi kotakan datang dan dibagikan.

"Ada beberapa kamar yang kosong karena mereka pergi ke kamar teman nya, mereka berkumpul disana."

"Tidak apa-apa, yang penting mereka sudah mendapat sarapan."

"Mari kalau begitu kita juga harus sarapan."

➖➖➖

"Kumpulin kotak nya sini, biar gue yang buang keluar." Kata Karina.

"Bentar dong, kerupuk gue belum habis nih." Kata Heejin.

Cewek-cewek nya juga pada ngumpul, nggak semua sih karena kamar nya paling banyak cuma bisa nampung 8 orang. Selebihnya mereka bisa saling dorong untuk mendapat tempat.

Setelah menunggu Heejin, sekalian minum teh hangat buatan Eunbi, Karina akhirnya keluar membawa kresek putih bersisi kotakan bekas makan tadi. Barengan sama Jaemin dan Jinyoung.

Brrukkk!

"Apaan tuh?" Kata Jinyoung.

"Dhuh anakku! Kok karepmu kenapa kowe tiba bocor kaya ngene? Dhuh gusti sampeyan dolanan ing pundi?"
(Yaampun anakku! kamu kenapa nak? Kenapa kamu jatuh sampai bocor begini? Yatuhan kamu main dimana nakk)

Ada ibu-ibu langsung menghampiri anak nya yang udah pingsan di tengah jalan, kepala nya bocor. Tapi dia jatuh dimana dan darimana? Sekitaran disitu emang ada pohon, tapi sudah diberi peringatan untuk tidak manjat.

"Kok jadinya serem ya," Kata Karina sambil ngusap-ngusap kedua lengan nya.

"Eh woi! Kenapa tuh?" Haechan dateng sama yang lain, terus berdiri di dekat pembuangan sampah bekas sarapan mereka.

"Itu anak itu kepala nya bocor." Kata Karina.

"Belum sarapan kali, terus kejedot." Kata Nancy.

"Tapi itu suaranya keras sekali, Nan." Balas Lia.

Mereka melihat anak itu mulai digendong dibawa masuk ke mobil untuk dibawa ke rumah sakit. Beberapa Guru mereka terlihat di lokasi kejadian. Dan mereka satu per satu kembali ke kamar, menunggu pengumuman acara yang akan mereka lakukan.

➖➖➖

Jam 10 mereka dikumpulkan di lahan kosong masih di lingkungan penginapan mereka. Mereka diberi arahan tentang agenda acara hari ini, kemudian malam nya akan ditutup dengan api unggun dan mereka melakukan penutupan itu agak jauh dari penginapan agar aman.

Aman maksudnya─masa iya mereka bakal buat api di penginapan? Ya nggak apa-apa sih kalau mereka dapat izin, tapi sang kepala sekolah mencari aman aja.

(gais-gais sebenarnya aku kurang tahu nih tentang puncak, jadi mohon maklumi karena aku dibantu google)

Sekarang mereka sudah di dalam bus untuk memulai perjalanan 1 hari ini. Mereka juga disarankan untuk membawa pakaian ganti, siapa tau nanti main air dan berujung basah kuyup dan nggak bawa baju ganti terus sakit dan nggak bisa ikut kan percuma.

Bus berjalan seperti biasa sesuai urutan. Kemudian ber-istirahat ketika sudah jam makan siang. Seperti sekarang ini. Makan siang mereka kali ini adalah nasi bungkus. Mereka berhenti di dekat beberapa deretan warung gitu. Yang dijual pun tidak jauh dari air botol, kopi, dan rokok.

Umur belum boleh, tapi beberapa dari mereka pengen ngerokok, tapi susah karena guru-guru nya pada mencar. Tapi kalau udah pengen ya gimana? Akhirnya mereka nyari tempat agak jauh dari jangkauan para guru.

Rache [00L vol.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang