Reinal membuka matanya perlahan dan meringis merasakan sakit yang luar biasa di bagian belakang kepalanya. Mengedipkan mata beberapa kali untuk kembali mendapatkan fokus dan melihat sekelilingnya.
Gang, dia ada di sebuah gang yang cukup sempit dan gelap. Dengan memegang kepalanya yang berdenyut nyeri, Reinal bangkit perlahan. Pemuda tampan itu meringis mencoba mengingat apa yang terjadi.
Benar, tadi pulang sekolah dia mengejar Kirana- Matanya terbelalak kala ia mengingat apa yang terjadi.
"Kirana!" Dia harus segera mencari Kirana, apapun yang terjadi.
Matanya kembali melihat sekeliling dan terpaku pada sebuah balok kayu yang cukup panjag tergeletak di ujung gang. Dengan bersusah payah dia melangkah, mengambil balok kayu itu dan terdiam kala mendengar suara perkelahian.
Reinal percepat langkahnya dan mematung melihat pemandangan di depan. Disana, di ujung gang yang merupakan taman terbengkalai ada sosok Kirana yang terkepung 5 orang pemuda asing.
Tidak. Reinal terdiam bukan karna Kirana yang di hajar habis-habisan atau Kirana yang terkapar tak berdaya, bukan karna itu. Tapi karna ia tertegum, tertegum melihat bagaimana lihainya gerakan Kirana yang menghajar mereka satu persatu. Terlihat sangat keren, hingga ia hanya bisa diam terkagum.
Kirana jatuh dan langsung berjongkok kala seorang pemuda berhasil menendang perutnya. Wajah cantiknya mendongak, melirik lawannya satu persatu. Ada 5 orang,apa dia bisa?
Gadis cantik itu diam-diam meraup pasir dalam genggamannya. Ok,kita lihat sampai mana kemampuannya.
Tanpa peringatan Kirana lempar pasir dalam genggamannya dengan brutal, hingga mengenai mata tiga orang lawan dan membuat mereka menjerit perih kala butiran-butiran pasir itu melukai kedua mata mereka.
Tak menyia-nyiakan kesempatan, Kirana langsung bangkit dan menendang dada pemuda yang masih kesakitan di depannya dengan kuat. Kedua mata Kirana melirik lawan yang hendak menyerangnya dari belakang dan ia langsung menghindar dengan gesit.
Gadis cantik itu langsung menyikut keras wajah lawan yang kembali berniat menyerangnya dari belakang hingga ia terjungkal jatuh dengan hidung yang berdarah. Kirana melirik lawan yang mulai bangkit. Merasa terlalu mustahil untuk mengalahkan mereka sekaligus, Kirana diam-diam meraih pisau lipat yang selalu setia berada di saku hoodienya.
Dengan satu hembusan nafas Kirana berlari bersamaan dengan seorang lawan yang juga mulai menyerangnya. Secara tiba-tiba ia angkat pisau itu dan langsung menusuk bahu lawan hingga pemuda asing itu menggerang kesakitan.
"Aakkh!"
Di cabut asal pisau itu lalu menendang perutnya hingga terjatuh, Kirana langsung mengelak kala sebuah pukulan terarah padanya.
Dengan nafas yang berat,ia genggam erat pisau yang masih meneteskan darah itu dan kembali maju, menyerang begitu membabi buta dan menghindar begitu gesit.
Sampai hanya tersisa sang ketua, Kirana lempar pisau kesayangannya itu hingga mengenai sisi lengannya. Dan saat sang ketua lengah karna luka di lengannya, Kirana berlari lalu melompat tinggi dengan pijakan tubuh lawan dan menendang keras wajah sang ketua dengan lututnya
"Arrgh!" jeritnya pilu merasakan tulang hidungnya yang bergeser akibat tendangan Kirana.
Kirana terjatuh dengan nafas yang memburu. Gadis cantik itu bangkit, melihat para lawan yang terkapar bersimbah darah karna serangannya. Matanya kembali melirik mereka satu persatu. Satu,Dua,Tiga,Empat..!. Matanya membulat, hanya ada 4 orang seharunya 5!!
Dengan cepat Kirana menoleh kala merasakan sebuah tongkat baseball terayun kearahnya dan-
BUGH!
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAST!
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA<3!! ] . . . Tentang 'si cantik' di sebrang jalan yang mampu membuat hati seorang pria berdetak lebih dari biasanya. Reinal Alvaro Pranadipa, seorang remaja yang cukup berbakat dalam hal musik dan ya,dia bisa dibilang tampan muk...