Reinal menghela nafas panjang sembari menatap kolam penuh ikan didepannya, itu adalah kolam kesayangan Om Gibran (ayah Radit). Sekarang dia berada di rumah Radit untuk latihan seperti biasa dan saat ini mereka sedang beristirahat sejenak.
Berbeda dengan ketiga sahabatnya yang sibuk dengan ponsel atau makanan di dalam sana, dia lebih memilih keluar untuk melihat kerumunan ikan berwarna-warni itu di belakang rumah. Om Gibran pasti merawat semua ikan itu dengan baik, lihat saja ukuran dan juga warnanya yang-Ah tunggu, itu tidak penting sekarang!.
Reinal mengacak rambutnya frustasi,dia dilema,bingung dan pusing dengan semua perasaannya yang campur aduk. Ini adalah krisis pertamanya selama 18 tahun dia hidup dan pemuda itu tak tahu harus apa.
Dan semua krisis itu berasal dari Kirana Adela Pramesti. Ya, dia 'si cinta' pertamanya yang terlalu...."WOW" penuh dengan tanda kutip. Jujur saja Reinal masih belum bisa percaya dengan semua kenyataan ini, ditambah lagi dengan adegan kemarin...
"kenapa ngeliatin gua kaya gitu? lo mau tidur sama gua?"
Bayangkan betapa shock-nya Reinal saat itu, dan dia makin tak berkutik kala Kirana melanjutkan ucapannya..
"tapi..sebelum itu, biar gua ambil semua organ dalam lo dulu!"
dan Kirana mengatakan itu sembari mengeluarkan pisau kecil yang ada di bawah selimutnya.
Bagaimana bisa ada pisau di sana!
Wanita cantik itu psikopat atau apa?!Entahla Reinal harus gembira atau kecewa karena sudah dipertemukan kembali bahkan menjadi Roommate.
Bukannya Reinal tak senang atau menyesal, ha-hanya ini terlalu mengejutkan untuknya.Karena di dalam benaknya selama 1 tahun ini, sosok kirana selalu terbayangkan sebagai seorang malaikat berhati lembut, ramah dan begitu anggun. Selalu tersenyum sembari menebarkan kebahagiaan kemanapun lewat tawa indahnya, sungguh sosok yang sangat sempurna dalam bayangan Reinal.
Tapi setelah pertemuan kemarin, semua ekspetasi itu lenyap dalam sekejap, bahkan sebelum ia selesai berkedip.
Bagaimana bisa wajah secantik itu dengan tawa anggunya ternyata sosok yang sungguh...Entahla,bahkan Reinal bingung harus menjabarkan kirana dengan apa.Reinal sedikit terlonjak kala merasakan bahunya disentuh seseorang, pemuda tampan itu menoleh dan mendengus melihat ketiga sahabatnya yang terkekeh lalu ikut duduk disisinya.
"Lo ini kenapa? dari kemaren nih ya gua liat-liat muka lo tu gelisah terus. Ada apasih kawand?" tanya Radit sembari menyendok ice cream coklat ke dalam mulutnya.
"Bener, tadi juga lo salah-salah mulukan pas latihan!" timpal Farel dan Reinal hanya memalingkan wajahnya, sama sekali tak berniat untuk menjawab. Membuat Randi memicingkan mata penuh selidik.
"Ah! gua tau ni, pasti karna 'si cantik' kan?"
Reinal mendengus kecil dengan telinganya yang perlahan memerah, membuat ketiga sahabatnya itu saling melirik dan berseru heboh.
"Sudah kuduga!!" seru Randi dengan senyum penuh ledekan sembari menaik-turunkan alisnya.
"Lo bilang 'si cantik' itu jadi roommate lo kan? Ouch aku iriiiiiii" ledek Farel dan tertawa keras melihat telinga Reinal yang jadi merah padam.
"Oohh... bunga sakura bermekaran lagi!" seru Randi sambil melihat sekeliling dengan dramatis dan mengadahkan tangannya seakan menangkap guguran bunga yang berjatuhan. Padahal tak ada.
"Uuhh... deburan ombaknya terdengar lagi!!" Sambar Farel sembari mencipratkan air kolam kearah Reinal, membuat pemuda itu berteriak kesal sembari berusaha menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAST!
Ficção Adolescente[ FOLLOW SEBELUM BACA<3!! ] . . . Tentang 'si cantik' di sebrang jalan yang mampu membuat hati seorang pria berdetak lebih dari biasanya. Reinal Alvaro Pranadipa, seorang remaja yang cukup berbakat dalam hal musik dan ya,dia bisa dibilang tampan muk...