Vote dulu baru lanjut
udah? gas***
'Kalau setiap harapan itu menjadi kenyataan
Kita takkan pernah belajar bahwa kecewa itu menguatkan'.***
"Lo mau jadi pacar gua?""Pacar?" Kaget Reinal tak percaya dengan apa yang di ucapkan Kirana.
"L-lo serius?"
Kirana hanya mengangguk pelan, membuat Reinal tak dapat membendung senyum lebarnya. Hell! Kirana mengajaknya berpacaran! ya pasti dia mau!
Namun, yang tak pemuda tampan itu tahu, Kirana diam-diam meraih pisau lipat dari belakang saku celananya.
"Ya pasti mau lah! Mana mungkin gua nolak" Seru Reinal heboh dengan wajah berbinar, sangat terlihat pemuda itu begitu senang dengan tawaran Kirana.
"Terus apa yang bakal lo lakuin setelah ini?"
Reinal menyerengit mendengar pertanyaan Kirana namun tak lama pemuda itu tersenyum lebar.
"Apalagi? gua pasti bakal terus sama lo lah..kemanapun itu"Kirana mendengus sinis, menatap dingin wajah bahagia Reinal sembari membuka mata pisaunya, membuat benda tajam itu berkilat tajam di balik punggungnya.
"Oke, bakal gua buat lo terus sama gua.. "
Benar, sama saja...semuanya sama. Tak terkecuali Reinal..dia harus melukainya sebelum ia yang terluka.
Kedua mata indah itu berkilat tajam dibalik surai hitamnya, Kirana genggam erat ganggang pisaunya dengan bibir yang mulai menghitung tanpa suara, bersiap menusuk Reinal.
..Tiga..Dua..Sa-
"Tapi gua gabisa pacaran sama lo sekarang"
Hitungan Kirana terhenti kala suara Reinal terdengar, ia tatap Reinal bingung.
"Kenapa? Bukannya lo suka sama gua?""Iya gua suka sama lo, cinta malah! cuma.." Reinal menghela nafas panjang dan kembali melanjutkannya "..gua tau lo gasuka sama gua Na"
"Apa itu masalah buat lo?"
Reinal mengangguk kecil lalu menatap Kirana dalam. Begitu besar rasa sukanya kepada gadis di hadapannya ini, namun Reinal sadar Kirana sama sekali tidak menyukainya. Em, Reinal harap belum bukan tidak.
"Gua cuma gamau lo terpaksa sama gua..lagian udah gua bilang sebelumnya sama lo, gua sama sekali ga mengharapkan apapun dari lo.."
"...gua cuma mau lo selalu ada di sisi gua Na" Lanjut Reinal dengan senyum tulusnya.
Kirana tertegum. Tertegum dengan jantungnya yang perlahan berdetak cepat, membuat dadanya terasa sesak. Ia tatap Reinal dalam mencari-cari kebohongan di sana, namun lagi-lagi detak jantungnya berdegup semakin cepat kala yang ia temukan hanyalah ketulusan di sana,di kedua matanya.
Kenapa? kenapa lo ga menginginkan apapun dari gua? Bukannya semua cinta meminta imbalan?
"Kenapa?" tanya Kirana lirih
"Gua cuma mau lo bahagia dan gaada alasan lai-"
"Gaada alasan lain?" Kirana memotong ucapan Reinal, sedangkan Reinal hanya mengangguk yakin.
Tanpa di duga gadis cantik itu tertawa, tawa kecil yang cukup berbahaya. "Gaada alasan lain kata lo? Hahaha"
"Iya" Jawab Reinal membuat tawa Kirana terhenti dan menatapnya dengan sorot murka, secara tiba-tiba Kirana lempar pisaunya dengan kuat kewajah Reinal.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAST!
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA<3!! ] . . . Tentang 'si cantik' di sebrang jalan yang mampu membuat hati seorang pria berdetak lebih dari biasanya. Reinal Alvaro Pranadipa, seorang remaja yang cukup berbakat dalam hal musik dan ya,dia bisa dibilang tampan muk...