The Past!《Chp.06》

82 62 41
                                    


"Kirana.. Gua cinta sama lo"

"hah?"

Hening, suasana kantin berubah menjadi begitu sepi dengan semua mata tertuju pada Kirana, penasaran akan reaksi si cantik. Sedangkan si cantik tetap terdiam sembari melirik tak nyaman setiap mata yang terpusat padanya dan Reinal menyadari hal itu.

"Kirana?" Tanya Reinal pelan dan melangkah maju, berniat mendekati Kirana. Namun belum sempat kaki jenjangnya bergerak dia di kejutkan dengan sebuah kotak susu yang terlempar telak mengenai wajahnya.

Tak!!

"Argh!" Ringisnya menyetuh hidung yang berdenyut nyeri. Ya,bukan sebuah jawaban pasti yang dia dapat dari Kirana tapi justru lemparan kotak susu yang ia terima. Reinal bersumpah, ini sangat sakit!

Tak perduli dengan keadaan Reinal, Kirana justru berbalik dan berjalan pergi begitu saja, seakan tak ada apapun yang terjadi.

"Na..Kirana,tunggu!" Seru Reinal berniat lari mengejar Kirana namun lagi-lagi harus terhenti kala tangan Kaila menahannya. Dengan wajah kesal Reinal menoleh, melihat Kaila geram.
"Apa lagi?!"

"Setelah lo ngebuat tangan gua jadi kaya gini, mana mungkin gua ngelepasin lo gitu aja!" Ucapnya sembari menunjuk tangannya yang memerah karna ulah Reinal. Reinal mendengus dengan bola mata yang memutar jengah "Dasar manja!,terus apa mau lo?"

Gadis itu menyeringai dan tanpa aba-aba menyiram air minum ke wajah Reinal, membuat wajah tampan itu basah seketika. Reinal menahan amarahnya merasakan air mengalir,menetes dari wajah dan rambutnya, sedangkan nenek lampir itu tertawa puas.

"Pertunjukan yang bagus" Ejek Kaila lalu pergi bersama teman-temannya dengan tawa kencang.

Meninggalkan Reinal yang hanya bisa mematung, mempertanyakan eksistensi hidupnya. Kenala semua ini terjadi padanya? Rencana romantis pengakuan cintanya gagal, sebelum ia memulai. Orang yang di sukainya pergi begitu saja.. dan sekarang menjadi bahan tontonan semua orang. Sempurna! sangat Sempurna!.

"Anjing!"

"Gaada yang bisa di harapin kak, dia terlalu bodoh" Ucap Arka yang sedaritadi diam memperhatikan semuanya.

"Sotau banget lo ka, Menurut gua malah sebaliknya tuh" Arka menoleh, menatap Nayla yang masih terpaku melihat Reinal dengan segala kesialannya.

"Menurut lo gitu kak?" Tanya Arka membuat Nayla berbalik menatapnya "Hm.." balas Nayla lalu melirik pungung Kaila yang menjauh.

"Arka..bukannya si 'Queen Bee' itu udah keterlaluan? Mau lakuin sesuatu buat dia?" Tanya Nay dengan seringai kecilnya

"Itu yang gua tunggu!" Balas Arka dengan semangat, Keduanya tertawa kecil. Arka berpaling, menatap punggung Kaila yang menghilang di balik pintu kantin dengan senyum liciknya.

"Sekarang giliran kami..'Queen Bee' brengsek~"

***


"Kirana tunggu!"

Kirana berbalik,melihat Reinal yang setengah berlari menyebrangi jalan untuk mengejarnya. Pemuda tampan itu membungkuk untuk mengatur nafasnya, dia tidak tahu Kirana berjalan secepat itu atau dianya saja yang terlalu lemah.

Dengan terbatuk kecil Reinal bangkit, berdiri tegak menghadap Kirana dengan nafas yang masih terputus-putus. Tolong di maklumi, Reinal sama sekali tak menyukai kegiatan Fisik apalagi berlari. Singkatnya ya,dia lemah.

"Tentang di kantin tadi, gua.." Reinal menghela nafasnya kala melihat wajah datar Kirana. "Minta Maaf" Lanjutnya dengan raut menyesal.

"Untuk?"

"Yaa untuk yang tadi, Lo pasti kaget kan? gua sama sekali ga bermaksud mempermalukan lo"

"Tapi gua serius sama apa yang gua bilang tadi siang, Sumpah ga boong!" Sambar Reinal cepat dengan sorot seriusnya kala melihat tatapan skeptis si cantik. "Gua bener-bener serius. Gua jatuh cinta sama lo bahkan sebelu-"

"Jangan di lanjutin" Potong Kirana membuat Reinal diam.

Si cantik itu mendengus dan kembali melanjutkan ucapannya "Okay, lo cinta sama gua terus? Sekarang apa yang lo mau dari gua?"

Reinal sedikit tertegum mendengar pertanyaan Kirana, belum lagi si cantiknya itu mengatakan dengan begitu dingin. Jika di tanya apa yang dia inginkan dari Kirana, Reinal pasti langsung menjawab 'Lo,Kirana!' tapi tak bisa. Karna hatinya sama sekali tidak mengharapkan apapun dari Kirana. Dia hanya..Hanya ingin Kirana terus berada di sisinya..apa itu egois?

Reinal menggelang pelan "Gua gatau...gua cuma pengen lo selalu ada di sisi gua na"

"selalu ada di sisi lo?" Kirana mendengus dan tertawa sarkas mendengar jawaban Reinal.
"Cari kamar lain dan jangan pernah ganggu gua lagi" Lanjutnya dingin dan berbalik, melangkah pergi meninggalkan Reinal.

"Eh, Kenapa? Kirana tunggu!" seru Reinal tak mengerti apa yang di ucapkan Kirana. Pemuda tampan itu kembalu berlari mengejar si cantik .

"Kirana tunggu!, gua ga ngerti apa maksud lo? Kenapa gua harus pindah kamar dan pergi dari lo?" Gua gamau!"

Kirana kembali menghentikan langkahnya dan menatap tajam kedua mata Reinal, membuat Reinal ikut berhenti.

"Karna gua gamau ngeliat lo lagi!"

Reinal terdiam mendengar jawaban singkat Kirana, ia tatap kedua mata indah itu. Hanya ada keseriusan di sana yang entah kenapa membuat dadanya nyeri "Kenapa?" tanyanya lirih.

"Karena gua benci orang kaya lo" Balas Kirana dingin dan langsung melangkah pergi meninggalkan Reinal yang hanya bisa membisu di tempat.

"Ck,Arrghh!" Decak Reinal dan menggerang frustasi sembari mengacak rambutnya. Kenapa ini sangat sulit? Kenapa Kirana sangat sulit? Apa harapannya terlalu tinggi untuk bisa bersama Kirana? Kenapa!!.

Dia sama sekali tidak mengerti!

Reinal kembali mengacak rambutnya dan menghembuskan nafas dengan kasar. Apa memang cinta pertama sesulit ini?! Reinal inginmenyerah tapi sial rasa cintanya lebih besar, dia ingin bersama Kirana. Apapun yang terjadi dia hanya ingin bersama Kirana! Hanya itu!

Pemuda tampan itu menghembuskan nafas perlahan, berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Hm?" Gumamnya kala mendengar suara beberapa motor yang begitu nyaring di sisinya. Pemuda tampan itu mendongak dan terbelalak saat ia melihat salah satu pengendar motor mengeluarkan tongkat baseball dan mengarakannya pada Kirana.

"KIRANA AWAS!!" Seru Reinal namun Kirana tidak dapat mendengarnya karna suara motor yang begitu bising.

Tanpa pikir panjang Reinal berlari sekuat tenaga, meraih tas Kirana dengan cepat hingga si cantik itu tertarik kebelakang dan- BUGH!

"Arrggh!"

Reinal terjatuh kala tongkat kayu itu memukul telak sisi kepalanya, memberikan rasa sakit yang luar biasa. Dengan pandangan yang mengabur, Reinal ingin mencari keberadaan Kirana.

Pemuda itu mencoba bangkit saat melihat beberapa pemuda asing menyeret paksa Kirana, namun ia kembali terjatuh kala salah satu dari mereka mengayunkan tongkat kayu itu padanya. "Arrghh" erangnya saat pukulan kedua menghantam pundaknya.

Reinal meraih kaki si pemuda asing, mencengkramnya erat mencoba bangkit kembali dan melawan namun sekali lagi harus terkalahkan saat rasa sakit itu kembali menghantamnya kuat, membuat perlahan kesadarannya menghilang.

"Kir-Kirana.." Gumamnya tepat sebelum semua pandangannya menjadi gelap.

.
.
.
.
.
.
.

TBC XIXI

jangan lupa vote loh ya!!
ga ke pendekan kan?
aku harap kalian suka hehe
babayy

THE PAST!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang