"Bar,, Tian ga mau loh ya kalau di tempat rental nanti ada anak ceweknya" Dengan nada manja Bastian protes pada Akbar yang sedang berjalan di depannya.
"Iya bawel, nanti kalo si Toni bawa cewek tak sleding dia" jawab Akbar tanpa menoleh.
Bibir Bastian tersenyum lebar, ia berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan Akbar, tangannya sesekali membetulkan tali tas gitar yang dia gendong.
Akbar tersenyum tipis saat melihat Bastian ngedumel tentang tali tas gitar yang katanya kebesaran di pundaknya. Dia menghentikan tangan Bastian yang riweh membetulkan tas gitar, membawa tangan itu mendekat kearah bibirnya dan memberi kecupan pelan disana.
Yang orang-orang tau mereka adalah saudara sepupu, dimana ada Akbar disitu juga ada Bastian, mereka tidak pernah terpisahkan. Namun yang orang-orang bahkan keluarga mereka tidak tau adalah hubungan keduanya bukan sekedar saudara sepupu melainkan lebih dari saudara sepupu.
Bastian sangat mengaggumi sosok Akbar, tubuh tinggi ideal, wajah rupawan, begitulah sosok Akbar.
Akbar selalu memanjakannya, Akbar selalu bisa di andalkan, Akbar selalu ada untuk dirinya, Akbar selalu punya cara untuk membahagiakannya, sehari tanpa Akbar dunianya serasa runtuh, Akbar adalah tempatnya untuk bergantung.Bastian dibesarkan sebagai anak tunggal, dia terbiasa di manja dengan limpahan kasih sayang oleh kedua orang tuanya, apapun yang dia inginkan selalu terkabul. Hanya saja, Bastian selalu merasa kesepian, kedua orang tuanya selalu sibuk bekerja dan dia tidak memiliki saudara, setiap harinya dia hanya di temani pembantu.
Lalu suatu hari ibunya mengatakan kalau saudara jauh mereka akan pindah ke komplek tempat tinggalnya, awalnya Bastian mengira kalau Akbar jauh lebih tua darinya namun saat masuk sekolah, Akbar berada di kelas yang sama dengannya. tubuh Akbar memang lebih bongsor dari anak seusianya, berbeda sekali dengan Bastian yang sering di katai kurang gizi karena tubuhnya terlalu kecil dan terlalu kurus. Begitulah cara mereka bertemu, saudara jauh yang belum pernah sekalipun bertemu.
Andrian Akbar adalah anak yang mudah bergaul, saat hari pertama pindah saja sosoknya sudah menjadi pusat perhatian, berbeda dengan Bastian yang tidak begitu suka bersosialisasi dan lebih menyukai kesendirian. Namun sejak mengenal Akbar, Bastian menjadi lebih periang dan mudah bergaul seperti Akbar, tidak dipungkiri hadirnya Akbar membawa pengaruh positif dalam hidupnya.
"Tian udah bilang, Tian ga mau latihan kalau ada anak ceweknya" Bastian merajuk, tidak mau turun dari motor.
Mereka baru saja sampai di tempat rental studio biasa mereka latihan band, ada beberapa anak cewek yang sedang mengobrol dengan anggota band mereka, tentu Bastian tau kalau para cewek itu akan melihat mereka latihan, dia sudah familiar dengan beberapa wajah cewek yang ada di sana.
"Ga papa,, kan bisa buat simulasi saat manggung di depan banyak orang nanti" kata Akbar dengan hati-hati, mencoba membujuk.
"Tapi Tian ga suka Bar" Bastian melipat tangannya, bibirnya manyun.
Sebenarnya Bastian tidak masalah kalau latihan mereka di tonton banyak orang, hanya saja Bastian tidak menyukai para cewek yang sering Toni bawa, baginya para cwek itu hanya ingin mencari perhatian Akbar tidak berniat menonton latihan band mereka.
"Jadi, maunya gimana,,? Kita udah nyampe sini loh" tanya Akbar dengan nada sepelan mungkin, tentu dia snagat tau bagaimana sifat Bastian.
"Pokoknya Tian ga mau latihan kalau masih ada cewek-cewek itu"
Akbar mendesah pelan, tau betul sifat Bastian yang keras kepala dan tidak mau mengalah, egois.
"Ya udah, kamu tunggu di sini,, aku bilang sama Toni dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet You
RandomWARNING Cerita ini mengandung tema HOMOSEKSUAL bagi HOMOPHOBIC silahkan MINGGIR secara teratur jika tetap NEKAT membacanya saya Tidak tanggung akibatnya, itu Karena ulah kenekatan anda sendiri.....‼