Hai,,,haiiii,,,,
Apa kabar kalian,,?
Jadi apa yang kalian rasakan,,?Tristan masih bisa mengingat dengan sangat jelas hari dimana hidupnya menjadi berantakan, Band yang sudah dia besarkan dengan susah payah berakhir bubar karena ketololannya. Dia menjadi tidak waras setelah menghabiskan malam panas dengan pemuda bernama Bastian, sialnya malam panas itu membekas dalam ingatan.
Ya, ini semua salah Bastian. Pemuda itu berhasil mencuri kewarasannya hingga menghancurkan semuanya.
Saat itu keputusasaan Tristan sampai dalam tahap menyatroni beberapa Universitas hanya bermodalkan nama Bastian dan lebih gilanya lagi dia bahkan nongkrong didepan sekolah SMA hanya untuk mengabsen setiap wajah siswa yang keluar dari gerbang sekolah. Iya, imajinasinya meliar setelah dia tidak menemukan Bastian dimanapun.
Lalu setelah kurang lebih dua tahun dia seperti mayat hidup datanglah Akbar sepupu jauh dari pihak ayah.
Dan sekarang kegilaanya kembali, dia meninggalkan acara penting hanya karena mendengar suara yang sama setelah sekian tahun berlalu. Demi tuhan, suara itu setiap malam ada dimimpinya.
"Aku menemukanmu" gumamnya lirih sambil berlari kecil mencari sosok yang baru saja keluar dari pintu.
Dia bahkan mengabaikan panggilan beberapa orang yang berusaha menahannya, para staff juga berusaha menjaganya dari beberapa fans yang mencoba mengejar. Bagi Tristan, sosok yang baru saja keluar pintu itu lebih penting.
"Bastian,," panggilnya tanpa henti, retinanya mencari kesetiap sudut untuk mencari sosok yang baru saja keluar pintu. Ia berlari dari satu mobil kemobil yang lainnya dan berusaha melihat kedalam setiap mobil yang terparkir disana. Namun nihil, Tristan tidak juga menemukan sosok Bastian.
Tristan tertunduk, bibirnya sibuk berbisik menyalahkan diri sendiri karena tidak langsung mencegah kepergian Bastian saat tepat didepan matanya tadi, posisinya yang sedang menunduk membutnya tidak melihat mobil Bastian yang melewati tubuhnya dan keluar parkiran.
Takdir memang kadang sedrama itu.
Terpaku duduk dilantai parkiran selama beberapa menit, pada akhirnya Tristan bangkit dari duduknya. Bibirnya langsung mengulas senyum tipis untuk formalitas, manager serta panitia sudah ikut turun tangan untuk menyadarkannya dari kegilaan.
Setelah salah satu staff sedikit merapikan tampilannya, Tristan kembali digiring menuju keatas panggung untuk melanjutkan fansign.
Namun para fans menyadari ada sesuatu yang terjadi pada drummer kesayangan mereka, karena itu terlihat jelas dari senyum Tristan yang dipaksakan.
Dan hal itu tak luput dari tatapan Bella yang sedari tadi mengawasi dengan senyum tipis dibibirnya, dia seolah menemukan sesuatu yang menarik.
*
*
Bella menatap bangunan didepannya, retinanya bergulir dari papan nama lalu pada ponselnya.
Ia mendorong pintu setelah yakin kalau bangunan itulah yang sedang dia cari."Selamat datang di Hope Bakery"
"Maaf,, kami sudah tutup silahkan datang lagi lain kali" raut penyesalan tergambar jelas dari perempuan yang menyambutnya didepan pintu.
"Apa Bastian ada,,?"
Raut penyesalan perempuan didepannya seketika berubah penuh selidik saat nama Bastian meluncur dari bibir Bella.
"Dia tamu aku Ca,," Bastian berlari kecil dari arah pantry, tangannya dengan lugas melepas apron lalu melemparnya diatas meja kasir.
Perempuan yang dipanggil Ca itu masih menatap penuh selidik pada Bella namun langsung berlalu begitu Bastian sampai disamping mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet You
RandomWARNING Cerita ini mengandung tema HOMOSEKSUAL bagi HOMOPHOBIC silahkan MINGGIR secara teratur jika tetap NEKAT membacanya saya Tidak tanggung akibatnya, itu Karena ulah kenekatan anda sendiri.....‼