Hingar-bingar suara musik yang berpotensi merusak gendang telinga itu menggema memenuhi setiap sudut ruangan, lautan manusia yang saling meliukkan tubuh berkerumun di area dance floor mengikuti tempo musik yang DJ mainkan.
Di tengah arena Dance floor ada sosok cowok yang begitu memukau sedang menjadi pusat perhatian. Cowok itu terlihat memejamkan matanya, tubuhnya meliuk dengan Indah seperti seorang Dancer profesional, bahkan cowok itu mendapat space sendiri untuk di jadikan tontonan. Cowok itu bukanlah dancer yang di sediakan oleh diskotik untuk menghibur para tamu, dia juga salah satu tamu disana.
Di pintu masuk ada seorang pria yang baru saja datang, dia. langsung menuju meja bar "Dancer baru,,?" tanyanya dengan sedikit berteriak.
"Tamu lagi banyak masalah kayaknya" jawab si bartender, tangannya sibuk meracik minuman yang pria itu pesan "Lama ga keliatan,,?"
"Lagi banyak kerjaan" jawab si pria, dia menerima minuman pesanannya "Ahhh,,," desahnya keras, saat minuman beralkohol itu mencapai kerongkongannya "Alkohol memang terbaik"
"Orang terkenal memang beda" kata si bartender, kembali mengisi sloki yang sudah kosong.
Ck,, pria itu berdecak pelan lalu terkekeh, ia berbalik badan untuk melihat lautan manusia di bawah, arena dance floor menang berada di bawah "Mabuk ya tu orang,,?" katanya saat melihat sosok yang masih enerjik meliukkan tubuh dan masih menjadi pusat perhatian.
"Frustasi kayaknya, sempet minum banyak tadi"
"Kasihan sekali" pria itu menyenderkan punggungnya pada meja bar, tangannya kembali menyambar minumannya.
"Tristan,,?"
Pria itu menoleh saat mendengar namanya dipanggil, seorang pria berjalan sambil sempoyongan berusaha mendekatinya, tubuhnya langsung di tangkap saat hampir saja menyeruduk meja bar.
"Kemana,, aja,, lo,,," kata si pria mabuk itu, tangannya berusaha menggapai wajah Tristan.
"Sama siapa dia,,?" tanya Tristan pada sang bartender, ia berusaha menjaga keseimbangan untuk menahan bobot pria yang kini berada dalam dekapannya.
"Sama circlenya kayaknya tadi"
Tak berpa lama seorang pria bertubuh tegap menghampiri mereka "Singkirin tangan lo" desisnya.
"Take it easy man" Tristan mengangkat tangannya dan membiarkan pria yang ada dalam dekapannya terlepas.
"Masih berani ya lo datang kesini,,!" desis si pria tegap setelah mengambil alih tubuh pria yang tadi berada dalam dekapan Tristan.
"Tempat umum Bung, siapa saja boleh datang" Tristan meneguk minumannya dengan santai, mengabaikan tatapan amarah dari pria di sampingnya.
"Tenang saja, gue ga doyan barang bekas" Tristan mengambil beberapa lembar uang dalam dompetnya dan meletakkannya di atas meja. dia turun dari kursi dan menepuk pelan pundak pria yang masih menatapnya dengan amarah "Thanks" katanya pada sang bartender sebelum melangkah menuju pintu keluar.
Tristan menyapa dua penjaga yang berdiri di depan pintu masuk. dia memang sering datang ke diskotik ini, jadi dia mengenal beberapa staff yang bekerja di sana.
Tristan menghembuskan nafas dengan kasar, asap rokok mengepul dari sela-sela bibirnya yang sedikit terbuka. ia menyenderkan tubuhnya pada kap mobil, padahal dia berniat bersenang-senang malam ini setelah beberapa minggu terbelenggu pekerjaan.
"Uwoookk,,,"
Tristan celingukan mencari sumber suara.
"Uwoookk,,, "
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet You
RastgeleWARNING Cerita ini mengandung tema HOMOSEKSUAL bagi HOMOPHOBIC silahkan MINGGIR secara teratur jika tetap NEKAT membacanya saya Tidak tanggung akibatnya, itu Karena ulah kenekatan anda sendiri.....‼