Prolog

2.6K 192 8
                                    

Heeseung melihat sekeliling kantin yang penuh dengan murid-murid baru. Tentu ia sudah melewati masa-masa itu satu tahun yang lalu. Sama-sama merasa bodoh dan lugu di lingkungan baru. Beruntung ia bukan salah satu korban rundungan kakak kelas nakal yang sering keluar-masuk ruangan paling dingin dan mencekam di sekolah. Ruang apa lagi yang begitu selain Ruang Bimbingan Konseling?

Pernah sekali Heeseung masuk ruangan itu, tapi itu karena harus meminta perban untuk luka di lengannya karena terjepit pagar sekolah. Habis kejadian itu, dia sampai butuh beberapa bulan supaya bisa menganggap pagar sekolah bukan hal yang terlalu berbahaya kecuali sifat isengnya muncul.

Lengan besarnya bergelantungan pada salah satu murid baru di SMA favorit kota tempat tinggalnya sekaligus tempat ia menjunjung tinggi ilmu pendidikan. Bukan berarti ia mau jadi kakak kelas perundung yang sibuk meminta uang jajan tambahan, yang sekarang ada si sebelahnya adalah sepupunya Jake. Sambil merasa paling akrab dengan sepupunya untuk diajak berkeliling padahal tidak perlu.

Tiba-tiba langkah Heeseung terhenti. Menepuk-nepuk keras bahu Jake sambil menunjuk-nunjuk seseorang di kerumunan orang-orang yang sedang mengantri dan bergilir.

"Apaan sih?" tanya Jake kesal.

"I-Itu... Cakep banget.. Lo liat deh struktur wajahnya" kata Heeseung masih sambil menunjuk kerumunan ramai yang dia maksud.

"Yang mana sih? Banyak banget kali orang-orang di sini"

"Itu loh.. Yang rambutnya keliatan banget lembut minta diacak-acak. Lumayan tinggi pake sweater biru" kata Heeseung menjelaskan.

"Mana sih? Gak keliatan"

"Mata lo tadi pagi dicuci gak? Itu loh keliatan banget dari sini"

"Ooh dia" ucap Jake setelah menyadari yang Heeseung maksud.

"Lo kenal dia?"

"Kenal, dia sepupunya pacar gue. Kenapa?" kata Jake sambil bersedekap dada.

"Ajak gue ketemu pacar lo sekarang! Gue mau kenalan sama sepupu dia"

Heeseung langsung memegang pergelangan tangan Jake. Meminta untuk diantar ke pacar sepupunya.

"Kenapa gak kenalan langsung aja ke orangnya? Ngapain ke pacar gue dulu?" tanya Jake heran.

"Aduh, kalo langsung ketemu mah malu banget"

"Gimana sih lo? Gitu aja pake embel-embel malu. Pantesan dari dulu lo gak punya pacar"

"Please anterin gue ke pacar lo. Gue butuh tau banyak tentang sepupunya dia" pinta Heeseung sekali lagi.

"Yaudah ikut gue. Tapi ntar anterin gue pulang ya"

"Lo kan punya pacar, gak dianter pacar lo?"

"Dia sibuk nanti sore"

"Oke nanti gue anter pulang"


- ̗̀ 🥕 Beautiful Feeling🥛 ᭝݊


Heeseung dan Jake kini duduk berhadapan dengan pacarnya Jake, namanya Jay. Sambil menyilangkan tangan di depan dada, kepalanya yang dinaikkan angkuh, dan sebelah alisnya yang dinaikkan. Jay menatap Heeseung begitu lama sampai dia mau buka suara.

"Jadi lo mau deketin sepupu gue?" tanya Jay masih dengan posisi yang sama.

"I-Iya.. Lo sopan dikit dong ke kakak kelas" ucap Heeseung memprotes sikap Jay.

Jake menyenggol bahu sepupunya, "Udah beruntung dia mau nanggepin lo" ucapnya sebal.

"Lo nyari pacar yang lembut jangan kaku kayak gini"

"Barusan lo bilang apa?" gumam Jay sambil pelan-pelan mengubah posisinya dengan siku bertumpu di atas pahanya. Terlihat lebih galak dari sebelumnya.

"Gak, bukan apa-apa"

"Dia itu–Oh! Orangnya dateng. Hoon sini! Ada kakak kelas yang mau kenalan sama lo" ucap Jay memanggil Sunghoon yang baru saja kembali dari kantin setelah rela lama menunggu demi mendapat makanan yang dia mau.

"Jay! Apa-apaan?" bisik Heeseung panik. Masalahnya sekarang Sunghoon mulai berjalan mendekati mereka.

"Kenapa? Mau kenalan?" tanya Sunghoon dengan langkahnya yang semakin dekat.

"B-Bukan, gue permisi dulu ya. Tadi disuruh ke ruang guru" buru-buru Heeseung meninggalkan ruang kelas orang taksirannya barusan. Kemudian pergi ke ruang guru karena memang dipanggil tadi.

"Dia siapa?" tanya Sunghoon setelah kepergian Heeseung dari kelas mereka.

"Sepupu gue" balas Jake.

"Katanya mau kenalan sama lo" ucap Jay menyambungkan balasan Jake.

"Kenapa dia malah pergi?"

"Masih malu"

"Kalo dia udah gak malu, suruh temuin gue aja"

"Lo serius mau sama dia?" tanya Jake sambil menarik alisnya ke atas.

"Kenalan aja kan? Ngajak temenan gitu?"

"Siapa tau kalian bisa kayak kita"

"Belum mau pacaran, sorry."


- ̗̀ 🥕 Beautiful Feeling🥛 ᭝݊

Heeseung menepati janjinya mengantar pulang Jake. Padahal arah rumah mereka berlawanan dan bisa dibilang berjarak agak jauh. Tapi demi rencana pendekatannya berhasil nanti, ia mau merelakan waktu dan bahan bakar motornya untuk mengantar sepupunya selamat sampai rumah.

"Heeseung" panggil Jake setelah turun dari motor.

"Apa? Buruan kalo mau ngomong, badan gue gerah banget"

Jake mengeratkan peganggannya pada ujung tas. Merapikan rambutnya sebentar lalu mengatakan maksudnya memanggil Heeseung.

"Kata Sunghoon, kalo lo mau kenalan sama dia tinggal temuin aja. Kenalan ngajak temenan gitu. Dia belum mau pacaran"

"Gue juga gak bisa langsung pacarin dia lah!"

"Gue doain semoga lancar"

"Amin paling bener"

"Ngomong-ngomong, apa yang bikin lo tiba-tiba suka dia?" tanya Jake penasaran. Pasalnya Heeseung sangat tiba-tiba mau mendekati seseorang yang berstatus adik kelasnya. Bahkan seumur-umur mereka hidup dan sudah sedekat apa Jake dengan Heeseung, tidak pernah Heeseung bercerita tentang orang yang dia suka pada Jake. Baru kali ini Heeseung seheboh ini hanya karena satu orang yang baru pertama kali ketemu.

"Gue belom sepenuhnya suka, tapi dia langsung narik perhatian gue pas di kantin tadi. Jadi tolong bantu gue ya Jake"

"Iya, itu mah urusan gampang. Mau kapan kenalannya?"

"Bulan depan"

"ANJING!?!"












































Welcome to Hwang's new work 😻

ini bakal jadi buku yang mikirnya harus muter ribuan kali.

cerita dikit, aku udah ganti ide tiga kali dan akhirnya alur cerita yang aku pake ini yang paling aku suka. semoga  kalian juga suka 😚. 

dan juga book ini lumayan banyak mengandung bahasa kasar!

HEEHOON : Beautiful FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang