Sunghoon bersiap di depan tabletnya. Ia sudah menerima pesan dari Heeseung berupa : 5 menit lagi gue telfon. Ia menghubungkan aplikasi pengirim pesan dari handphonenya ke tablet. Poninya yang berantakan langsung ia rapikan. Hoodie milik Heeseung sengaja ia pakai sekalian memberitahu Heeseung via telfon nanti. Bread smilenya ditampilkan di depan layar. Lesung pipi juga menghiasi wajahnya, tambah mempermanis pantulan dirinya di layar.
Tabletnya berdering, nama Heeseung muncul di tampilan layar tablet Sunghoon. Entah hanya perasaan Sunghoon saja atau memang jantungnya berdetak lebih kencang. Sunghoon memegang dada bagian kirinya, memang benar jantungnya berdetak lebih kencang. Telunjuknya menyentuh layar, menekan tombol terima telfon, kemudian wajah Heeseung muncul di layarnya. Sedang mengacak-acak rambutnya sambil mengaca pada layar. Sungguh rasanya Sunghoon mau sembunyi dari orang tampan satu ini.
Heeseung tersenyum lebar, melihat Sunghoon dengan mata berbinar di depan layar. Ia tertawa canggung, beda rasanya dibanding bicara langsung. Sunghoon meremas-remas tangannya, dingin AC kamarnya sama dinginnya dengan di kedai sore tadi. Heeseung menotis, membuat gestur kedinginan untuk menanyakan Sunghoon, dan mendapat anggukan dari yang lebih muda.
"Lama banget angkat telfon gue" ucap Heeseung, meminum teh yang sudah dingin dengan sekali teguk sampai habis.
"Gue siapin diri dulu"
Bingung, Heeseung mengerut alis, memajukan badannya agar lebih dekat ke layar, lalu bertanya, "Biar apa?"
"Biar gak gugup"
"Gugup?" Heeseung menahan tawa, mulutnya ditutup dengan belakang tangannya. "Lo segugup itu telfonan via video sama gue? Tau sih emang gue ganteng banget makanya lo jadi gugup gitu."
"Bukan gitu, gue emang suka gugup kalo telfonan sama orang"
"Itu hoodie gue yang tadi sore gue pinjemin ya?" tanya Heeseung begitu menyadari sesuatu yang sangat ia kenal sedang dipakai Sunghoon.
"Iya, gue mau balikin tapi tadi lo langsung pulang"
"Gue lupa banget hoodie gue dipake lo, habisnya cocok banget sama lo" Heeseung memicing matanya, "Sekarang juga lo pake, pasti suka banget ya sama hoodie gue?" ucapnya melanjutkan sambil tersenyum jahil.
"Biasa aja sih. Malah bau asem keringet lo" balas Sunghoon, mengendus-endus hoodie Heeseung di badannya sambil menutup hidung. Bercanda tentang bau asam yang menempel, karena nyatanya hoodie yang dipinjamkan malah sangat wangi Heeseung.
"Enak aja! Gue selalu pake parfum ya. Lo kali yang bau, makanya jadi nular ke hoodie gue"
"Dari lahir gue udah wangi ya, maaf aja nih"
"Iya, wangi-wanginya jadi pacar gue."
ceklek, krieett...
Suara decit pintu mengejutkan Sunghoon. Menoleh ke belakang dan mendapati Minho di ambang pintu masuk kamarnya. Membawa sekantung besar plastik berlogo minimarket di dekat rumahnya, grasak-grusuk memisahkan belanjaan miliknya ke plastik yang lebih besar.
"Sunghoon, gue beliin..." Minho menghentikan suara, menggeleng-geleng kepalanya. "Lagi telfonan sama pacar ya?
Sunghoon berdecak pelan, matanya dirotasi dengan malas sambil punggungnya berusaha menutupi layar tablet ketika Minho mau mengintip. "Lain kali, kalo masuk kamar gue jangan lupa ketuk pintu dulu." ucapnya ketus, karena malu Sunghoon jadi menyembunyikan tabletnya dari pandangan Minho.
"Biasanya juga gue main nyelonong masuk lo gak masalah. Atau karena lagi telfonan sama pacar ya jadi gak mau diganggu? Maaf deh, nih gue jajanin biar lo inget makan" kata Minho, memberikan beberapa cemilan yang tadi ia beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEEHOON : Beautiful Feeling
FanfictionHeeseung sudah lama menyimpan perasaan pada adik kelasnya, panggil dia Sunghoon. Manis, banyak diam, tertutup, tapi sukses membuat kapten futsal paling keren di sekolah mereka jatuh hati saat pertama kali bertemu. Meski gerak-gerik Heeseung jelas sa...