Terbangun Heeseung tepat setelah mamanya kembali masuk ke kamarnya. Yang ia lihat, mamanya sedang menata mejanya di pojok kamar. Ia ingat memang berantakan, ada gelas dan mangkuk bekas makan ramen semalam. Heeseung meregangkan badannya yang pegal memeluk Chaegi untuk menahan gadis kecil itu menendang-nendang Sunghoon. Tidak beda jauh dari Jake waktu kecil dulu, pikirnya.
Mama Lee menoleh mendengar suara dari tempat tidur anaknya. Melihat Heeseung sudah bangun dengan wajah tanpa ekspresi. Ia berjalan menghampiri, mengelus rambut Heeseung yang berantakan beberapa kali mengundang Heeseung untuk bertanya, "Mama, kapan pulang?"
"Belum lama." kata Mama, matanya beralih ke Sunghoon yang masih tidur. "Itu yang namanya Sunghoon? Yang sering kamu ceritain ke Mama?" Heeseung mengangguk bangga. Senang karena ceritanya tentang si tokoh utama yang sedang mereka bahas diingat oleh mamanya dengan baik.
"Yaudah, mama mau beresin barang di bawah."
Heeseung mengangguk bersamaan dengan mamanya meninggalkan kamar. Badannya berubah posisi jadi menghadap Sunghoon. Memerhatikan matanya yang menutup, alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, pipinya yang lucu, dan bibirnya yang sedikit maju. Mengelus kepala adik kelasnya sekaligus yang menjadi gebetannya beberapa kali dan merapikan poni-poni yang berjatuhan. Heeseung tidak mencari atau memikirkan Chaegi yang seharian ini menjadi alasan baginya untuk jadi pengasuh tanpa digaji.
Heeseung mengembangkan senyumnya lebih lebar lagi. Selimut yang terurai ditarik kembali untuk menyelimuti badan Sunghoon. Tiba-tiba badannya menggeliat, menghentikan gerakan Heeseung sejenak sambil menahan napas. Mata itu mulai membuka perlahan. Mencoba menyesuaikan diri dengan sekitarnya. Ia menoleh, melihat wajah Heeseung di sebelahnya, menyapanya dengan kikuk sambil tersenyum kaku.
"Berapa lama gue tidur?" pertanyaan pertama yang Sunghoon lontarkan begitu pertanyaan itu muncul di otaknya.
"Sekitar 4 jam, mungkin?"
"Anjir! Gue belum bilang ke Mama!"
"Gue pikir tadi lo udah ngomong."
"Gue pulang sekarang ya."
"Gue yang anter. Jangan nolak."
₍⑅ᐢฅ́˘ฅ̀ᐢ₎
Sunghoon yakin betul pagi ini dirinya menjadi pusat perhatian dua orang dengan status pacaran sejak ia menginjak lantai kelasnya. Ia sedikit menunduk sambil berjalan ke tempat duduknya. Dalam pikiran menebak-nebak apa yang kali ini akan dibicarakan mereka. Sunghoon mencoba mengabaikan tatapan mata yang disertai senyuman menyebalkan dari Jake dan Jay. Tapi, semakin diabaikan, mereka malah semakin menjadi. Bahkan sepertinya bisa sampai memutar kepala mereka seperti burung hantu.
"Ooh ini yang kemaren tidur sambil pelukan sama kakak kelasnya?" celetuk Jake sambil memainkan pulpennya. Semula duduk menghadap Jay, sekarang jadi serong menghadap Sunghoon. "Sekalian sama sepupunya juga dipeluk" ujar Jay ikut-ikutan.
"Lo abis ngapain sampe bisa tidur di kasur Heeseung?" tanya Jay ingin tahu. Ia menarik bangkunya agar mendekat pada Sunghoon. Sunghoon memundurkan kepalanya yang terlalu dekat dengan Jay. Ia memberi tatapan bingung dan heran, Jay dan Jake terlalu ingin tahu.
"Cuma nganterin kue sama ngasuh adek lo" ucap Sunghoon memberi tahu maksudnya berkunjung ke rumah Heeseung kemarin siang. Jake dan Jay saling bertatapan, lalu tidak lama kembali menatap Sunghoon tidak percaya.
Jake menggeleng-geleng kepala sambil tertawa. Baru kemudian disusul tawa Jay. Tanpa peduli, Sunghoon membetulkan posisi bangkunya yang miring. Handphonenya dikeluarkan untuk mencari kesibukan. Ia membuka kamera, bercermin dengan layar kamera, dan menatap penampilan wajahnya. Alisnya mengerut, melihat kulit bibirnya yang kering
KAMU SEDANG MEMBACA
HEEHOON : Beautiful Feeling
FanfikceHeeseung sudah lama menyimpan perasaan pada adik kelasnya, panggil dia Sunghoon. Manis, banyak diam, tertutup, tapi sukses membuat kapten futsal paling keren di sekolah mereka jatuh hati saat pertama kali bertemu. Meski gerak-gerik Heeseung jelas sa...