5

24 4 0
                                    

Kenma menyinggahkan mobilnya didepan toko bunga langganannya.

Kali ini cukup banyak bunga yang dibelinya, termasuk bunga yang cantik yang menarik matanya saat kemari bersama Kuroo.

Setelah memborong bunga, ia kembali kerumahnya. Menyibukkan diri dengan tanamannya yang sekarang nyaris 100 pot itu. Konsol game nya kini tak lagi tersentuh.

Kenma menikmati hari-harinya merawat tanaman itu. Kamarnya tampak rindang. 2 hari lagi Kuroo resmi menjadi milik orang lain.

Sejak telepon terakhir itu, Kenma mematikan handphone nya. Menyimpan benda persegi panjang itu bersama dengan berbagai konsolnya di lemari khusus nya menyimpan benda favoritnya itu.

Entahlah, Kenma merasa kosong saat ini. Hatinya sakit. Disaat yang sama ia merasa bersalah.

Ia lelah menangis.

Ingatan Kenma melayang saat menatap bunga dihadapan nya.

"Bunga ini disebut sweet pea. Bunga mungil ini memiliki makna sarat akan perpisahan. Sebagai ungkapan terimakasih atas saat-saat menyenangkan. Jangan pernah berpikir untuk memberikan bunga ini pada kekasihmu.. itu artinya kau mengucapkan selamat tinggal padanya.." tawa penjaga toko bunga itu terdengar saat menjelaskan bunga itu.

Kenma tersenyum masam.

Matanya menatap matahari yang bersinar malu malu dibalik awan itu. Menghela nafas panjang. Mengusap lagi matanya.

.
.
.
.

"Yaku.. apa kau bisa menghubungi Kenma?" Kuroo menatap pria pendek didepannya. Namun gelengan kepala yang didapatnya.

Kenma mengisolasi diri nya sendiri dari orang lain.

Kuroo kehabisan akal untuk menghubungi pria itu. Ia tau ia bersalah atas kejadian ini.

"Kuroo-san aku juga tidak dapat menghubungi kenma-san" sahut Lev.

Kemana pria itu, pikirnya.

Saat ia mendatangi kediaman Kenma, hanya gelap yang ada didepan matanya. Seluruh lampu mati. Seolah tak ada kehidupan didalam nya. Kenma jelas bukan orang yang tahan tanpa listrik. Mengingat kebiasaannya.

Pintu juga dikunci, jendela tertutup rapat. Rasa bersalah menumpuk dihatinya. Kuroo tau besok adalah hari pentingnya. Tapi entah kenapa perasaan nya mengatakan untuk menemui Kenma.

Memang sejak pertemuan terakhir mereka, ia tak menemui Kenma lagi. Ia takut menatap wajah kekasih.. atau mantan kekasihnya itu. Rasa bersalah selalu hinggap dihatinya saat mengingat ekspresi Kenma saat ia menyodorkan undangan itu.

"Besok aku akan kerumahnya" ucap Yamamoto dan diangguki oleh yaku.

"Kami akan kerumahnya untuk memastikan nya"

Kuroo mengangguk lesu dan berjalan pulang. Lev yang notabenenya adalah adik calon istrinya mengikutinya dalam diam. Lev tau rumitnya hubungan mereka. Ia memilih bungkam. Saat sang kakak mengatakan bahwa ia dan Kuroo akan menikah. Lev tercengang tak percaya. Pasalnya ia tau Kenma adalah kekasih mantan kapten nekoma itu.

Kepalanya ikut berdenyut memikirkan bagaimana Kenma menanggapi hal itu.

Menurutnya Kenma adalah orang yang suka menutupi yang ia rasa. Sifat introvert nya juga, membuatnya mudah terisolasi dari dunia.

"Lev.." Lev mengangkat wajahnya dan menatap seniornya ini.

"Aku benar-benar ingin menemuinya.." gumam Kuroo

Lev diam. Tak tau apa yang harus dia ucapkan untuk saat ini.

Ia tau menyayangi kakaknya.. disisi lain ia juga tidak bisa menyalahkan Kuroo atau siapapun.

"Aku yakin Kenma akan baik-baik saja. Aku hanya perlu fokus untuk besok.."

"Ya.. tentu kuroo-san"

.
.
.
.
.
.

Handphone nya bergetar, yaku segera melihat siapa yang menelepon.

Itu Kenma.

Dengan cepat ia mengangkat panggilan itu.

"Kenma!!" Hening, yaku tidak mendengar apapun dari seberang sana. Hanya deru nafas yang dapat didengarnya.

"Besok.. bisakah kau kemari.. jam 10.." lirih kenma.

Yaku mendapati suara bergetar.

"Kenma.. kau bisa bercerita padaku.. kau bisa--" panggilan diputus begitu saja.

Yaku menatap layar ponselnya.

Jam 10? Itu bukannya saat ikrar pernikahan Kuroo..

Sweet Pea [Kuroo-ken] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang