4

27 4 1
                                    

Kenma menatap Kuroo, yang notabenenya adalah kekasihnya. Tengah duduk didepannya bersama seorang gadis cantik disebelah nya.

Kuroo menyodorkan sepucuk surat berwarna maroon dengan hiasan berwarna emas.

Tangan Kenma bergetar saat membuka surat itu.

Tertulis nama kekasihnya dengan seseorang yang ia kenali.

"Tetsu.. aku akan ketoilet dulu" ucap gadis itu lembut.

Gadis itu terlihat cantik, dengan rambut pirang dan tatapan menawan. Kenma menundukkan kepalanya. Suaranya tertahan.

"Kenma.. maafkan aku" terdengar suara Kuroo.

"Kau ingat pertengkaran terakhir kita?" Kenma mengangkat wajahnya dan menatap Kuroo. Bagaimana ia lupa itu?

"Aku benar-benar hilang akal, aku pergi ke bar dan bertemu dengannya. Dia adalah kakak perempuan lev. Dan ya.. malam itu aku berhubungan dengan nya..."

Kenma memandang Kuroo dengan tatapan yang entahlah.

"Jadi.." kenma berhasil menghimpun kembali suaranya.

"Saat ini ia hamil.. tiga Minggu, orang tua ku sudah menemui keluarganya..."

Kenma terkekeh kecil, menatap pria didepannya dan berkata "kau harus bertanggung jawab bukan? Nikahi dia.."

Kuroo menatap wajah yang tersenyum itu. Matanya memancarkan kekecewaan.

Setelah itu, ucapan permintaan maaf Kuroo tak lagi kenma dengar. Ia sepenuhnya larut dalam lamunannya. Sebuah tepukan dibahu ia dapatkan, membuatnya kembali sadar pada kenyataan.

Dihadapannya Kuroo dan Alisa menatapnya dengan pandangan bersalah.

Kenma menarik senyum.

"Ku ucapkan selamat untuk kalian.. hei Kuro.. jaga mereka baik-baik.. aku pergi dulu, ada yang harus aku lakukan"

Kenma meninggalkan kedua orang itu dan memilih pulang.

.
.
.
.

Kenma memandang surat undangan itu, membaca baik baik.

Pernikahan mereka 5 hari lagi. Kenma mendengus pelan. Jantungnya berdegup kencang hingga terasa menyesakkan.

Gerimis kembali turun, ia duduk di lantai memeluk kedua lututnya dan membenamkan wajahnya.

Ia tak boleh menangis. Tekad nya dalam hati.

Dering telepon terdengar. Kuroo.

Kenma mengangkat panggilan itu.

"Kenma.. kau baik-baik saja?"

Kenma ingin menyumpahi laki laki disebrang sana. Bagaimana ia bisa baik baik saja saat kekasihnya memberikan undangan dengan nama orang lain diatasnya?

"Hm? I'm fine" ucap Kenma.

"Aku minta maaf.. aku sangat mencintaimu.. aku berencana menikahinya dan menceraikan nya saat anak itu lahir.. aku mencintaimu.. tolong maafkan aku" Kenma memejamkan matanya yang memanas.

"Kuroo.. kau tau.. apa yang paling menyakitkan bagi seorang anak?" Kuroo terdiam diseberang sana.

"Kehilangan salah satu dari orang tuanya. Kau tau betapa sulitnya seorang ibu membesarkan anak seorang diri? Kuroo.. kau harus bertanggung jawab. Anak dikandungnya membutuhkan kasih sayang lengkap dari orang tuanya. Jangan pernah berpikir untuk melepas wanita itu" ucap Kenma pelan.

"Tapi aku mencintaimu"

"Hm.. aku juga.. tapi kau tetap harus bertanggung jawab atas mereka berdua"

"Apa yang akan kau lakukan sekarang?"

"Entahlah.. bekerja?"

"Aku minta maaf Ken.." Kenma mematikan panggilan secara sepihak.

Kenma menatap langit langit kamarnya.

Ingatannya melayang pada saat pertama kali mereka bertemu, bertahun-tahun yang lalu. Bersekolah bersama. Masuk klub yang sama. Hingga akhirnya menjalin hubungan lebih dari sahabat.

Matanya memanas Kembali mengingat semua itu.

Sweet Pea [Kuroo-ken] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang