3

27 3 0
                                    

Kenma menaikkan alis, sejak pagi pagi sekali Kuroo terlihat gelisah.

Sudah empat hari Kuroo menginap dirumahnya. Tingkah anehnya terus menerus terlihat.

Dering telepon berbunyi, Kuroo mengangkat panggilan itu dan menjauh dari Kenma.

Tatapan tajam Kenma layangkan pada pria berambut hitam itu. Saat ini ia hanya duduk sambil memangku konsol gamenya. Selama empat hari ini, setiap malam Kuroo terus mencumbui dirinya. Tak seperti biasanya.

Kenma tak keberatan dengan itu, lagi pun Kenma menikmati sentuhan Kuroo ditubuhnya.

"Kenma.. aku harus pulang" Kuroo menghampiri nya dengan tergesa-gesa. Mengecup bibir nya sekilas dan meraih jaket lalu pergi begitu saja.

Kenma menatap Kuroo dengan pandangan sendu. Memang beberapa hari ini Kuroo ada disampingnya, namun entah mengapa ia merasa Kuroo tak sepenuhnya disisinya.

Insting tajam nya menangkap firasat buruk. Guntur menyambar dan saat itu pula kediaman nya masuk dalam kegelapan. Pemadaman listrik terjadi.

Kenma melangkah malas menuju cermin besar didinding.

Menyingkap bahunya, mendapati beberapa tanda bersarang disana.

"Aku malah terlihat seperti simpanan sekarang"

Ia memilih masuk kekamar mandi untuk sekedar membersihkan diri. Mengganti sprei sesudahnya.

Matanya berkedut, entah kenapa ia ingin menangis tiba-tiba. Ia terduduk di samping kasur. Mengusap air mata yang perlahan turun. Hujan turun semakin lebat, petir menggelegar menutupi Isak tangis yang keluar dari pria itu.

.
.
.
.

Kenma terbangun setelah sayup sayup terdengar dering telepon. Dengan perlahan mengangkat panggilan itu.

"Kenma, bisa kah kita bertemu hari ini jam 12 siang di cafe dekat stasiun?"

Kenma membuka matanya dan membaca nama penelpon itu.

"Kenapa tidak kerumah kuro?" Tanya Kenma.

"Ada sesuatu yang terjadi, bisakah kau menemuiku?"

Kenma hanya menjawab singkat tanda setuju. Dan panggilan terputus saat itu juga. Firasat buruknya semakin menjadi.

Matanya melirik jam dinding, pukul 11:05. Hujan sudah berhenti tapi hawa dinginnya masih terasa.

Kenma berjalan pelan menuju kamar mandi, sekedar cuci muka dan sikat gigi. Berganti pakaian dan mengikat rambutnya.

Mengambil kunci mobil nya dan berangkat menuju cafe yang dikatakan Kuroo.

Matanya memandang keseluruh penjuru cafe, belum ada pria itu. Kenma memesan cheesecake dan segelas americano.

Setelah itu ia duduk di meja pojok, matanya tak lepas dari handphone ditangannya. Menikmati pesanan nya sembari mengusir bosan.

Ia pikir, Kuroo akan tiba lebih dulu. Ternyata sebaliknya. Waktu telah berlalu cukup lama. Belum ada tanda-tanda pria itu akan muncul.

Helaan nafas panjang terdengar. Tangannya memainkan sendok dengan bosan.

Tak lama kemudian, pintu berdering tanda seseorang baru saja masuk. Kenma menoleh kearah pintu dan mendapati Kuroo disana.

Bersama seseorang.

Sweet Pea [Kuroo-ken] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang