1. Demam

20 2 5
                                    

Jangan lupa vote + komen

Selamat membaca♥️

Dimalam yang gelap dan dibawah derasnya air hujan serta petir yang menyambar kemana – mana tak dapat menghilangkan derasnya cucuran air mata dari seorang perempuan yang sudah berjam - jam duduk dikursi taman sendirian tanpa ada seorang pun yang menemaninya.

Tangisnya tak kunjung reda malahan semakin menjadi – jadi saja tak seorang pun yang lewat yang mau menghampirinya mungkin menurut mereka perempuan ini orang gila.

Sekarang air matanya sudah habis tidak mau keluar lagi hanya sesegukan yang tersisa, Dingin sudah tidak ia rasakan, kelopak matanya pun menghitam dan bengkak, kepalanya pusing dan berkunang – kunang, dadanya terasa sesak.

“Semuanya jahat, gak sayang lagi sama Lea.” ucap Gadis yang bernama Lea tersebut.

“Abang gak sayang Adek, Papa Mama gak sayang adek juga.” ucapnya Lirih dan terisak.

“bukan salah adek Ma Pa, percaya adek sedikit aja.” Ucapnya semakin terisak.

CKLEK

CKLEK

Pintu kamar berwarna putih itu terbuka sempurna menampilkan perempuan parubaya yang membawah nampan berisi bubur, segelas air putih dan segelas susu putih. Perempuan parubayah yang baru saja masuk kekamar putrinya itu langsung kaget mendengar sang putri yang menangis pasalnya kamar ini kedap suara kalau dari luar tak terdengar suara apapun dan berjalan dengan cepat menghampiri sang putri yang diyakini bermimpi buruk.

“sayang, bangun nak” ucap sang perempuan dengan mengelus pipi dan beralih kekening sang anak yang masih terasa panas badannya.

“Papi, Abang sini cepetan” teriak perempuan itu pada suami dan Anaknya.

“bangun sayang” ucapnya masih berusaha dengan lembut membangunkan sang putri lalu menghapus jejak air mata di pipi sang anak sepertinya putrinya ini sudah lama bermipi menangis karena dapat dilihat dari bantal yang sudah basah dengan air mata dan juga keringat sang putri. Menyadari ada tepukan dibahu serta usapan lembut dipipinya sang putri terbangun dari tidurnya.

“Mami aku mimpi buruk lagi” ucapnya memeluk sang ibu.

“udah gak papa itu cuman mimpi sayang mungkin kamu tidur tadi gak berdoa dulu.” ucap maminya mendekap tubuh sang putri dengan erat seperti tak mau melepaskannya.

“iya gak doa dulu tadi soalnya ketiduran, mana hujan lagi Mi kan enak tidur.”  Ucap sang anak cengengesan menampilakn deretan gigi putihnya.

“dasar kamuya” ucap Maminya dengan mencubit hidung mancung sang putri.

“ada apa Mi” kompak kedua laki – laki muda berbeda usia itu ngos – ngosan.

“siapin mobil kita kerumah sakit, Lea suhu badanya masih panas dari tadi siang belum turun juga”  ucap Maminya itu begitu khawatir.

“Astaga dek ini panas banget, ayo Pi siapin mobil sekarang kita kerumah sakit” ucap sang putra dengan meletakan telapak tanggannya diatas kening sang adik tak kalah khawatir dari sang ibu.

“Pi, Gak mau kerumah sakit, besok aja kalau belum turun panasnya kita kerumah sakit.” rengek Lea pada Papi nya yang sudah berjalan mau keluar menyiapkan mobil untuk kerumah sakit.

“ya udah sekarang kamu minum obat kamu pasti belum minum obatkan?.” ucap Sang Papi yang pasra dan menghembuskan napas Panjang karena putrinya ini sangatlah sulit jika diajak berobat, syukurnya tadi siang mereka sudah menghubungi dokter pribadi keluarga Aldevaro untuk memeriksa keadaan Lea.

“Dasar Zalfa Kalea Aldevaro udah jelek susah minum obat gak mau kerumah sakit, untung gue sayang.” ucap Sang Abang yang benama Rendra Shaka Arya Aldevaro itu memeluk sang Adik dengan erat.

“jangan peluk – peluk abang bau” ucap Lea menutup hidungnya membuat kedua orang tua itu tertawa serta Rendra spontan mencium jersey futsal yang ia kenakan menurutnya tidak bau, masih wangi banget malahan.

“Abang mandi dulu sana bener kata adek abang bau, sekarang adek makan terus minum obat” ucap Sang Mami pada kedua anaknya. Renda langsung berdiri dari tempat tidur sang adik sedangkan Lea mulai makan bubur dengan disuapi oleh Maminya.

“Abang tu anak siapa sih Mi ? jelek bau dekil hitam pula” ucap Sang Papi menjahili Rendra, mana ada Rendra seperti yang diomongin papinya itu. Rendra itu berkulit putih, tinggi, hidung mancung memiliki bulu mata hitam, alis tebal, wangi jangan ditanya pokonya Rendra itu idola cewek – cewek banget lah.

“Anaknya Papi Aristo Arsal Aldevaro sama mami Karin Azura Aldevaro” Teriak Rendra lalu berlari kekamarnya yang berada disamping kamar Lea. Mendengar teriakan dari Rendra spontan Lea, Papi Aris dan Mami Karin tertawa lucu sekali tangka anak sulungnya itu.



Kediri, 01 Februari 2022

Thalia Rossalinda

Jangan lupa Vote + komen + share ke yang lain supaya banyak yang baca cerita ARKALEA.

Bantuin promosiin cerita ini juga dong ke sosmed kalian. Nanti kalian bisa tag akun IG wattpad_thalia dan thalia_rossalinda atau bisa juga akun tik tok thalia_rossalinda.

Teman – teman jangan lupa follow akun :
Wp : ThaliaRossalinda
IG Wp : wattpad_thalia
IG : thalia_rossalinda
Tik – tok : thalia_rossalinda

Kalau gak sempat ke folback langsung DM aja pasti aku balas.

Untuk Next 10 vote + 10 komen

Terima kasih.

ARKALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang