02 || Sekolah Baru

4.1K 402 12
                                    

Seorang gadis sedang menuruni tangga dengan berlarian. Hari ini dia terlalu bersemangat karena akan memasuki sekolah baru, setelah kejadian semalam dia resmi di keluarkan dari sekolah. Hal itu membuatnya memekik senang karena sudah bosan disekolah tersebut.

Namun yang membuatnya sedikit lesu adalah, sang Papi yang akan memperintahkan bodyguard untuk menjaganya dari jarak jauh. Karena insiden di kantin kemarin membuat Papi nya murka saat mendapatkan bekas tamparan di pipi anaknya.

Setelah sampai di ruang makan, bisa dia lihat dua pria tampan sedang menunggunya.

"Good morning Papi handsome nya Lea!".
Sapa Lea mencium kedua pipi Arsel.

"Morning too little princessnya Papi!".
Balas Arsel mencium kening anaknya.

"Hai princess! Apakah kamu tidak menyapa uncle handsome mu ini!".
Celetuk Ben cemberut karena tidak disapa keponakan kesayangannya.

Lea menyengir dan mencium pipi uncle nya "Good morning Omankel cool nya Lea!".

Ben yang melihat itu oun tersenyum lebar "Morning too princess nya Uncle".

"No Uncle! But, Omankel".ralat Lea menduduki dirinya di samping Arsel membuat Ben mendengus saat mendengar nama panggilan Lea untuknya, bukannya tak suka tetapi menurutnya sama saja. Karena Om dan Uncle itu artinya sama, sedangkan Lea menggabungkan kedua kata tersebut menjadi Omankel biar katanya tidak bingung harus memanggilnya Om atau Uncle.

Arsel terkekeh kecil melihat kekesalan Adik tirinya itu "Sudah sudah, sekarang kita sarapan!".perintah Arsel.

Mereka memakan sarapan dengan hening, hanya ada suara detingan sendok yang memenuhi ruangan tersebut.

Setelah sarapan mereka tidak beranjak dari duduknya karena masih ada waktu sekitar setengah setengah jam untuk berangkat ke sekolah maupun kantor.

"Princess hari ini Papi yang anter kamu ke sekolah baru kamu".ujar Arsel membuka suara.

Lea yang sudah selesai minum susu pun menatap kearah Papinya "Papi serius?".
Tanya Lea yang dibalas anggukan.

"Oke deh! Tapi... Papi gak boleh sampek turun, bisa bisa Lea malu karena kayak anak kecil yang dianter Papinya sampek depan kelas".celoteh Lea membuat kedua pria tampan tersebut menatapnya gemas.

"Oh ya satu lagi! Nanti Papi jangan sampai turun dari mobil ya!".sela Lea cepat saat sang Papi ingin menjawab.

Alis Arsel mengernyit heran, begitupun Ben "Emang kenapa Papi jangan sampai turun dari mobil?".heran Arsel.

"Karena nantik cewe cewe pada kejang kejang ngeliat muka kelewat gantengnya Papi, apalagi pas ada yang bilang 'Omaygat rahim gue anget dong ngeliat wajah tampannya'. Iyuh itu sangat menggelikan".ujar Lea bergidik ngeri membayangkan nya.

Arsel terkekeh mendengar penuturan sang anak yang menurutnya posesif.

"Posesif huh?".kekeh Arsel yang dibalas gelengan kepala "Bukan posesif!, Aku gak mau kalok hot Papi aku yang jelek ini direbutin tante tante girang!".

Ben hampir saja menyemburkan tawanya mendengar penuturan keponakannya apalagi. Apalagi saat mendengar penuturan keponakannya, apa katanya? Bukan posesif! Jelas jelas penuturan tersebut menunjukkan bahwa dia tak mau Papinya di rebutin tante tante girang. Kalau namanya posesif, jadi apa? Ada ada saja keponakan tersayangnya ini.

Sedangkan Arsel menatap datar anaknya, bisa bisanya anaknya memujinya namun setelah itu menghinanya. Sama saja seperti sudah dibuat terbang namun dijatuhkan kembali.

Vereleya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang