Lea berjalan dengan santai di koridor sekolah seraya menyedot susu kotak kesukaannya, menghiraukan bel selesai istirahat berbunyi. Setelah keluar dari kelas dengan wajah berseri seri karena sudah menjahili teman sekelasnya, wajah cemberut nya hanya lah topeng belaka untuk menjahili teman temannya, dalam hati dia menggumam.
'Siapa suruh jahilin Lea, di jahilin balik kan'.
Setelah itu dia langsung saja pergi ke kantin untuk membeli susu kotak kesukaannya, setelah itu disinilah dia. Di koridor yang sudah sepi dengan mulutnya tak berhenti komat kamit menghitung ubin lantai yang sedang dia pijak, dengan susu kotak yang berada di genggamannya dengan sesekali menyedot.
"15".
"16".
"17".
"18".
"1-- IH KOK ADA MANTAN!".pekik Lea saat melihat sampah permen yang berada di lantai.
"Kok lo ada disini sih tan? Kasian lo nantik dipijak pijak, mending lo gue tarok ketempat semula aja".oceh Lea mengambil sampah tersebut dan membuang nya di tempat sampah.
Lea mengibaskan tangannya, tersenyum senang "Nah kan cakep. Mantan cocoknya itu tempatnya di tong sampah, gue lanjut dulu ya tan. Bye".ujar Lea melanjutkan hitungannya pada ubin lantai.
Srrott srrott
"Ngomong ngomong soal mantan, alhamdulillah gue kagak ada mantan. Enaknya menjomblo, kalok pacaran terus pacarnya pasti ujung ujungnya jadi mantan terus mantannya di buang terus di buang di tong sampah terus kasihan".
Cerocos Lea menyedot susu kotaknya.Tanpa dia sadari, di depan sana terlihat segerombolan siswa sedari tadi menatapnya dengan pandangan gemas melihat kelakuan Lea yang seperti anak kecil, apalagi saat bibir mungil itu terus mengoceh.
"Mm tadi berapa ya? Gue lupa. Aishh gara gara si mantan nih, gue jadi lupakan".decak Lea berhenti sebentar.
"A'ha! Baru ingat, tadi itu 19 terus tadi gue udah lewatin 10 ubin lantai. Jadinya 19+10 jadi 30, 1 nya untuk ongkos karena si mantan udah nyempil di lantai. Nah jadinya 29, okedeh mari kita lanjutkan!".seru Lea ngawur seraya melanjutkan hitungannya.
"30".
"31".
"32".
Srrott srrott
"33".
"34".
"3--".
Bruk
"ADUH MAMAE!".hitungan Lea terpotong saat dirinya tertabrak benda keras yang berada di depannya, mengakibatkan dirinya terduduk dilantai dengan sedotan susu kotaknya yang memasuki hidungnya.
"Huaa hidung gue sakit dong! Nih sedotan malah masuk ke hidung segala, gak elit banget dah. Nih tembok lagi, kok bisa ada disini sih. Perasaan gue kagak ada tembok disini".gerutu Lea seraya bangkit dari duduknya, membuang susu kotaknya kesembarang arah. Tanpa melihat jika susu kota tersebut mengenai salah satu pemuda yang berada di depannya.
Terdengar seruan kaget di depannya membuat Lea mengernyit heran.
"Temboknya bisa bicara? Kok gue tadi dengar suara orang".heran Lea yang masih merunduk namun sudah berdiri dari duduknya.
Dan dengan polosnya Lea berjalan mendekati sesuatu yang dibilangnya tembok, dengan kepala yang masih menunduk. Lea menaruh telinganya untuk menempel pada tembok tersebut.
'Aneh'. Batinnya.
"Tembok nya keras terus kok nyaman ya, terus ini kok temboknya kayak pakek baju seragam sekolah".gumam Lea menggaruk keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vereleya [On Going]
Teen Fiction"Kalian siapa sih? Seenaknya ngeklaim gue jadi adik kalian?". "Kita adalah abang kamu! Dan kamu adalah permata kita!". ••• "Ihh Elsa! Lo kenapa sih, kok jadi posesif kayak gini?". "Karena mulai sekarang lo jadi adik gue!". Apa jadinya Geng motor Del...