ELEVEN(11)

2.2K 150 24
                                    

Happy Reading^^

———————

Hyunsuk terbangun dengan melihat Jihoon yang berada di sampingnya, tertidur pulas layaknya anak kecil yang sangat polos. Kemarin malam, Jihoon tampak menyebalkan, lihat sekarang Hyunsuk luluh hanya karna melihat wajah tenang Jihoon saat tertidur. Sudah berapa kali Hyunsuk melihat Jihoon setiap pagi, namun tetap saja Hyunsuk belum terbiasa.

Jihoon masih mengenakan pakaian lengkap. Berbeda dengan dirinya tubuhnya polos yang hanya diselimuti selimut Kasur. Mengingat kelakuannya kemarin Hyunsuk sangat MALU!.

Memulai paginya, Hyunsuk segera turun dari kasurnya dan melangkah ke kamar mandi.

Jihoon masih tidur begitu Hyunsuk selesai membersihkan diri, sampai Hyunsuk menyingkirkan gorden sehingga sinar matahari yang masuk tepat menyinari wajahnya.

"Ishh" Dia menggerung. "Aku benci matahari pagi!".

"Selamat pagi" sapa Hyunsuk begitu Jihoon membuka matanya perlahan. Pria itu mengusap wajah dengan kedua tangan dan bergumam, "Pagi" dengan suara serak bangun tidur.

Hyunsuk meminta Jihoon untuk bergegas mandi dan sarapan sebelum dia terlambat bekerja.

Jihoon segera bangun membersihkan dirinya, sarapan bersama dengan hidangan sederhana yang disiapkan Hyunsuk sebelum dia berangkat ke kantor.

Saat sarapan berlangsung hyunsuk dikagetkan dengan perintah jihoon yang berkata, "Aku ingin bertemu orang tuamu dulu" kata Jihoon tegas.

"Huhh" kata Hyunsuk. Dia tahu dia akan kalah berdebat dengan Jihoon. Tapi dia tak bisa mengatakan alasan mengapa dia tak bisa memperkenalkan Jihoon pada keluarganya. Bagaimana bisa Hyunsuk mengatakan hal memalukan yang selalu terjadi ketika dia membawa teman prianya ke rumah?.

Setiap kali Hyunsuk datang membawa teman prianya, saudaranya akan memberikan tatapan menusuk dan kata-kata yang tak berperikemanusiaan.

Choi Doyoung, saudara Hyunsuk yang nomor dua, pernah meninju teman prianya saat mereka tak sengaja berciuman di depan pintu rumah. Dia juga pernah mencampur teh dengan obat sakit perut agar teman pria Hyunsuk pulang, padahal saat itu mereka tidak berdua ada teman-teman Hyunsuk yang lain sedang mengerjakan tugas kelompok yang dia dapatkan di sekolah.

Lebih parah dari seorang Choi Doyoung adalah Papanya, Choi Mino.

Papa Hyunsuk hanya perlu berdiri di depan pintu tiap kali teman pria Hyunsuk mampir, berbicara dengan nada dalam sambil melototi mereka. Aura otoritas menggantung di sekitarnya, dan sudah pasti tak ada satupun pria yang mampu lewat dari ambang pintu bila dia berjaga disana.

Karna itulah setelah dia memutuskan kuliah menjauh dari keluarganya agar dia dapat terbebas tanpa terus diawasi seperti itu. Tak heran jika Jihoon menjadi orang pertama yang berhasil merebut hatinya dan mendapatkan gelar pertama pacar seorang choi Hyunsuk.

Hyunsuk tak ingin Jihoon mengalaminya.

Hanya saja Hyunsuk tak bisa berkutik begitu Jihoon berkata bahwa minggu ini dia harus bertemu dengan orang tua Hyunsuk dan tak ada bantahan.

"Pokoknya, minggu ini aku ingin bertemu dengan orang tuamu".

***

Tarik nafas dalam-dalam. Buang. Tarik nafas. Buang.

Dengan gugup, Jihoon mengulangi aktivitas itu.

Di depannya saat ini rumah orang tuanya. Rumah masa kecil Jihoon. Rumah yang lama tak dia jumpai. Rumah yang menjadi kenangan terburuk dalam hidupnya.

My NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang