Sena-seorang murid perempuan kelas dua di SMA elit Geoneve yang dikenal sebagai murid perempuan yang tomboy dengan gaya bak preman sekolah. Orang-orang pun memberinya julukan 'Si tukang buat onar'. Bagaimana tidak? Hampir setiap hari dirinya selalu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ᨌᨌᨌ
Sena mulai terbiasa menjalani hari-harinya yang menegangkan. Menegangkan karena dia harus terbiasa dengan sosok-sosok atau arwah yang suka menampakkan dirinya. Kemampuan yang dia dapatkan tak semata-mata sebuah anugrah, melainkan itu adalah jalan untuk mencari penyebab dari kematian Kiara. Sena benar-benar bertekad untuk membantu Kiara, apa pun konsekuensinya.
Sena memang awalnya terganggu dengan kemampuannya ini, mengingat dirinya baru mendapatkan kemampuan ini ketika sudah remaja bukan ketika ia lahir. Sena harus berhati-hati dalam melangkah dan menatap, karena jika dia melihat arwah gentayangan dan arwah itu sadar bahwa Sena bisa melihatnya, arwah itu akan terus mengikuti Sena dan meminta pertolongan kepada Sena, seakan ia putus asa karena tak ada yang bisa melihatnya.
Seperti beberapa hari setelah Sena mengetahui kemampuannya, ada seorang nenek tua yang meminta tolong kepada Sena untuk mengantarkan dirinya menuju ke rumah cucunya. Saat Sena mengetuk rumah cucu nenek itu, cucunya keluar dan dia bilang kepada Sena bahwa neneknya sudah meninggal dan tidak ada siapa-siapa yang berada di samping Sena.
Mulai dari hari itu, Sena lantas menjadi lebih berhati-hati, ia masih beruntung jika bertemu dengan roh atau arwah yang baik seperti mendiang nenek ini. Bagaimana kalau roh jahat? Sena bisa saja dalam bahaya.
"Sena, kamu mau kemana?" tanya Kiara yang sedang mengekori Sena dengan kakinya yang sama sekali tak menapak.
Kiara memang kini selalu berada di dekat Sena, bahkan Sena sudah terbiasa akan kehadiran dirinya itu. Walau tampang Kiara, sedikit mengerikan.
"Ke perpustakaan," jawab Sena sambil setengah berlari.
"Buat apa?"
"Cari buku, siapa tahu ketemu petunjuk. Lagipula kau harus segera pulang ke tempat yang seharusnya, bukan?"
Kiara mengangguk.
Sena segera mempercepat langkah kakinya. Setelah sampai ke tempat tujuan, ia pun masuk ke dalam sebuah ruangan. Ruangan yang besar dengan banyak sekali rak-rak buku raksasa dengan beribu-ribu buku tersusun rapi, serta ada beberapa tangga untuk meraih yang letaknya di atas sekali.
Sena tersenyum lantas pergi menuju ke bagian Myth/Horror/Fantasy yang spanduknya berwarna ungu gelap.
Sena sibuk mencari-cari buku yang bisa memberikan petunjuk tentang kemampuan yang dimilikinya itu. Sampai pupil matanya membesar, menggambarkan bahwa ia menemukannya. Ia segera mungkin mengambil buku itu. Buku itu bersampul coklat dan terlihat sedikit kusam dengan kertas yang sedikit menguning.
"Wah, pasti sebentar lagi kau akan diganti," ucap Sena setelah melihat buku itu.
'ExtraSensory Preception (Indra keenam)' begitulah judul yang tertera di sampul buku yang sedikit usang itu. Sena segera mengambil tempat duduk di tempat yang sepi pengunjung perpustakaan. Sena lantas duduk disusul oleh Kiara.