00:06

18 4 1
                                    

ᨌᨌᨌ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᨌᨌᨌ

Sebuah ruangan yang dipenuhi oleh interior ala-ala Harry Potter. Semua interiornya terbuat dari kayu namun terlihat sangat mewah. Itulah tema yang diusung dalam pembuatan perpustakaan di SMA Geoneve.

Di dalam rak-raknya terdapat beribu-ribu buku dengan judul yang beribu-ribu pula. Buku-buku itu tersusun rapi, sesuai dengan lorong dan tempatnya masing-masing.

Kursi-kursi dan meja tersusun rapi dengan banyak kebutuhan membaca di atasnya, seperti lampu baca, serta pena yang bisa meng-copy-paste tulisan dari buku-buku yang ada di perpustakaan ke dalam buku para siswa.

Di tempat itulah kini Sena berada. Ia kini tengah membersihkan rak-rak buku dengan menggunakan kemoceng dari bulu-bulu unggas. Jam di dinding masih menunjukkan pukul 07:00, yang menandakan bahwa bel belum berbunyi dam murid-murid belum masuk ke kelas, karena di SMA Geoneve bel pertama akan berbunyi pukul 08:00.

Ruangan perpustakaan yang besar itu nampak sepi dan sunyi, hanya terdengar mesin penyedot debu otomatis, serta suara buku-buku yang di tumpuk saja. Di dalam perpustakaan itu hanya ada Sena, Bagas dan Ethan. Bagas tengah memilah-milah buku, sedangkan Ethan tengah menyusun buku-buku di rak.

Sena membersihkan semua rak-rak buku yang terlihat berdebu dengan wajah yang masam. Ia masih merasa kesal atas kejadian kemarin. Dengan rasa kesal itu ia sama sekali tak mempedulikan sekitarnya. Bahkan keberadaan Kiara sekarang saja ia tak tahu. Kini ia hanya terus menggerutu di dalam hatinya.

Sampai saat Sena sampai di pojok perpustakaan, dia seperti melihat seorang anak kecil yang terbalut dress putih lusuh dengan rambutnya yang panjang menutupi muka. Kakinya banyak luka, seperti luka koreng. Sena langsung terdiam, ia hampir saja mau berteriak karena kaget. Sena pun segera membersihkan rak-rak di situ dan ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu. Namun nasib buruk menimpa Sena, sosok itu malah menoleh ke arah Sena.

Rata, wajahnya rata dan kulitnya pucat berwarna keabu-abuan. Sena langsung merasa tubuhnya kaku dan tak bisa ia gerakkan, namun Sena tetap berpura-pura tak melihat sosok itu. Sosok itu lantas terbang dan merangkul pundak Sena dari belakang. Aura yang sosok itu keluarkan benar-benar membuat Sena merinding. Sena tak berani menoleh ke belakang. Pelukkan dari sosok itu benar-benar erat, Sena benar-benar tak bisa menahan rasa takutnya.

"Hai, kamu! Kenapa kamu mendekati manusia itu?"

Sena bernapas lega setelah sosok menyerupai anak kecil itu melepaskan leher Sena dan menuju ke arah Kiara. Sena melihat sosok itu tengah menggerak-gerakkan tangannya di hadapan Sena dari sudut matanya.

"Kamu, kamu tak bisa berbicara?" tanya Kiara lagi.

Sosok anak kecil itu mengangguk.

Sena sudah menebak hal itu, karena sosok itu sama sekali tak mempunyai apa-apa di wajahnya. Sena sedikit merinding setelah melihat tangannya yang juga dipenuhi oleh luka serta kukunya panjang berwarna hitam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[ON GOING] TRISULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang