"Kenapa mesti buru-buru? Lagi ngejar apasi?"
"Kamu ngga akan ngerti, Langit!"
Menggenggam tangan Mentari, Langit membawanya duduk diatas rumput hijau. "Semua yang dilakukan dengan tergesa gak menjamin akan berakhir dengan baik Mentari."
"Kamu sok tahu, Langit!"
"Kamu terlalu memikirkan setiap perkataan orang lain. Kamu memaksa untuk menjadi seseorang yang orang lain mau. Ini hidup kamu atau bukan? Kenapa orang lain yang mengambil alih?"
Mentari menunduk mencoba tak menangis lagi kali ini. "Kenapa orang-orang bisa semudah itu mematahkan sayap yang bahkan belum sempurna aku bentuk?" Suaranya bergetar.
Langit menatap Mentari yang terus saja menunduk.
"Karena mereka menganggap sayap kamu terlihat lebih baik dari mereka, untuk itulah mereka berusaha mematahkan sayap kamu."
Cukup lama Mentari terdiam, menciptakan hening diantara mereka. "Aku harus apa sekarang?"
"Kita gak bisa mengatur seseorang untuk selalu baik ke kita. Tapi kamu, cukup memaafkan mereka dan kembali menyusun sayap baru yang lebih baik lagi."
***
Haiii,
Terimakasih sudah membaca cerita iniii, jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalian!!