~Gagal, Lagi.

7 0 0
                                    

Langit melihat Mentari berdiri memeluk tubuhnya sendiri, ditemani gelapnya malam dan sapaan angin yang dinginnya menusuk kulit.

"Tanganku akan selalu terulur saat kamu kembali jatuh, Mentari." Langit menghampiri Mentari, melihat sepasang mata yang menatap kosong.

"Aku baik-baik aja Langit." Bisiknya.

"Baik?"

Beberapa menit Langit biarkan hening menemani mereka.

"Aku berusaha ikhlas. Kamu tahu? Hari ini aku kembali mencoba. Aku kira setelah kemarin aku selalu menggenggam kegagalan mungkin saat kembali mencoba akan berhasil. Tapi ngga, Tuhan masih mau menguji sabarku. Aku gagal, lagi!"

Mentari merasakan dada yang begitu sesak.

"--akhirnya aku sampai pada titik ini. Untuk menangis rasanya gabisa, mau teriak? Suaraku bahkan teredam, aku mau marah Langit! Tapi aku tak punya cukup tenaga." Nafasnya memburu.

"Untuk itu aku ke sini. Membiarkan tubuhku menggigil dan memberi ruang di hatiku untuk kembali berdamai. Sebelum esok aku kembali berjalan."

Langit berusaha mendekap tubuh Mentari dari belakang yang malah membuat tangis Mentari akhirnya pecah. "Aku pasti bisa melewati semua ini kan, Langit?"

Langit menumpukan dagu di kepala Mentari sambil mengangguk.

"Seperti yang sudah-sudah. Aku pasti mampu melaluinya kan, Langit?"

"--Tuhan pasti sayang banget sama aku kan Langit?"

Langit membalik tubuh Mentari untuk menghadapnya.

"Aku selalu ada di sini, Mentari. Bersama kamu. Aku gak akan pernah bosan menjadi telinga untuk mendengar tiap keluh yang ingin kamu suarakan."

Karena Langit, selalu bisa membuat Mentari kembali berdamai dengan keadaan.

***
Haiii,
Terimakasih sudah membaca cerita iniii, jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalian!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang