"Sekarang aku percaya, Langit." Langit menoleh, "tentang?"
"Tuhan memang gak pernah ingkar." Langit tersenyum, memandang langit malam yang menampakkan bintang yang bersinar.
"Kemarin, aku terlalu menggebu untuk mendapatkan apa yang aku mau."
"--sekarang aku mau menjadi lebih tenang, aku mau lebih santai jalani semuanya. Agar nanti, kalau Tuhan mau ambil sesuatu yang saat ini aku genggam, aku bisa dengan ikhlas untuk melepasnya." Langit menggenggam tangan Mentari.
"Kemarin, saat Tuhan kasih aku bahagia, aku terlalu menggenggamnya erat, tanganku sampai meninggalkan luka saat itu lalu tawaku diganti dengan air mata. Aku jadi percaya, ini hanya soal ikhlas, aku merelakan apa yang Tuhan beri untuk kembali lagi pada-Nya, karena aku tahu Tuhan pasti akan menukarnya dengan yang lebih dari itu." Mentari tersenyum.
"Mentari kembali bersinar, hm?"
"Langit!" Mereka tertawa.
***
Haiii,
Terimakasih sudah membaca cerita iniii, jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalian!!
