1

9K 268 8
                                    


●●●

Di paris,

Luna mendapatkan sebuah kiriman dari kurir.

Dengan pelan luna bertanya2 siapa pengirimnya.

Terkejutlah luna saat mengetahui apa isi dari amplop coklat itu.

Bertuliskan undangan pertunangan bram dengan shasha.

Kaki luna terasa lemas saat membaca itu, padahal luna sudah memperkirakan hal itu pasti akan terjadi. Dan mau tak mau, siap tak siap luna memang harus menghadapinya.

***


 setelah melalui perjalanan yang panjang, luna sampai di negara asalnya.

Ia melihat sekeliling tak ada yang menyambutnya.

Yah.. tentu saja, karena ia memang tak memberi tau siapa2 kalau ia akan kembali.

Bruk

Tanpa sengaja luna menabrak seorang pria hingga kopinya tumpah mengenai lengan pria itu. 
untuk beberapa detik luna terdiam kagum.

Bagaimana tidak, pria itu tinggi gagah dan memiliki lesung pipit di kedua pipinya, walau samar tapi luna masih dapat melihatnya.

Reflek luna mengelap lengan pria itu. Tapi belum sampai 3 detik, tangan luna dihempas cukup keras membuat luna terdiam kaku.

Pria itu tak mengatakan apapun hanya menatap luna dengan tatapan kesalnya sebelum pergi meninggalkan luna yang menahan kesal.

"Ada apa dengan tatapannya itu, apa aku sebegitu menjijikan dimatanya" gerutu luna kesal

***

Dengan bantuan pak jo, luna sampai di hotel milik sam.

Luna melihat sekelilingnya, hotel sam berbeda jauh dari yang dulu. Semuanya tampak berbeda, yang sekarang lebih ke selera sam.

"Nona, ini kunci kamar nona. Jika perlu sesuatu nona bisa langsung menghubungi saya" ucap pak jo

"Iya, pak jo boleh pergi sekarang"  

Luna masuk kedalam kamarnya dan menghempaskan tubuhnya di sofa kamar hotelnya.

Ia mengambil surat undangan dan mrmbacanya lagi.

"Akhirnya seperti ini lagi!" Batin luna.

Luna mengambil rokoknya yang ada di dalam tas, dan membawanya keluar balkon.

Luna menghisap rokoknya sambil melihat ke arah luar.

"Semuanya masih tampak sama, tapi kenapa rasanya ada yang kosong" batin luna.

Luna merasa sangat egois, karena ia yang menghakhiri tapi ia tak merelakan pamannya bersanding dengan wanita lain.

Drttt..

Ponselnya bergetar, menandakan ada pesan masuk dari sam

"Kau sudah sampai? Ingat jaga sikap, jangan buat masalah dihotelku" bunyi pesan dari sam.

Luna tertawa hambar, kenapa tamannya ini bukannya menghibur justru membuatnya tampak seperti orang yang selalu bikin onar.

Karena sam memperingatinya seperti itu, ia justru makin ingin mengerjai sam.

***

Luna membawa mobil milik sam ke pusat pembelanjaan. Ia tersenyum karena mendapat kartu dari sam.

Akan luna tunjukan seperti apa itu "buat onar" yang sesungguhnya.

Luna masuk ke sebuah toko baju. Dan tanpa memilih dan melihat harga ia langsung mrmborong semua yang ada di toko baju itu.

Luna tertawa membayangkan sam yang saat ini pasti kesal setengah mati karena ia menghabiskan semua uangnya.

Sambil menunggu semua baju di kemas, luna berkeliling melihat baju2 disana. Dan pandangannya tertuju pada gaun putih yang terpasang di sana.

***

Haripun berganti malam, luna pergi kerumah sam. Perlahan ia masuk kedalam, disana sudah ada sam dan juga mike.

Kedua pria itu sibuk memanggang daging di teras rumah sam.

"Wow.. apa2an ini? Apa kalian sedang berpesta?" Tanya luna sambil menyomot daging yang belum matang sepenuhnya.

"Itu belum matang!" Teriak sam kesal.

Luna tak peduli dengan ocehan sam, ia tetap memakannya dengan santai dan duduk di kursi kosong yang tak jauh dari sam berada sekarang.

Mike yang ada disana tersenyum dengan ulah luna dan sam yang tak bisa akur jika bertemu.

Mereka bertiga duduk bersebelahan. Karena mereka baru berkumpul setelah sekian lama. Mereka tampak sangat bahagia. Tanpa tau ada seorang lagi yang ada disana, diam dan hanya mengamati mereka saja.

"Apa dia pacar tuan? Ternyata cantik sekali" gumam rena.

Beberapa kali sam mengelus kepala luna tanpa sadar. Dan rena melihat sam tidak seperti biasanya.

Sam tampak sangat bahagia, begitu pula mike yang tak tampak seperti biasanya.

Tatapannya sangat lembut membuat orang lain iri.

Yah dalam hati kecil rena, rena merasa iri karena luna sangat beruntung dikelilingi orang sebaik sam dan juga mike.

Tak mau lama2 melihat keharmonisan mereka, rena berbalik dan pergi ke kamarnya.

Ia berharap kelak ia juga bisa bahagia seperti luna.

***











LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang