Ini pertama kalinya ada seseorang yang mengatakan hal semacam itu padanya. Dokja sesaat tak tahu bagaimana menanggapi.
“Sungguh? Itu kata-kata terbaik yang pernah kudengar. Apa kau tidak akan makan? Ini waktu istirahat.” Dokja melihat kelas yang kosong dan terkekeh dalam hati.
Dia membutuhkan korban baru, tetapi tampaknya ‘teman’ satu ini cukup unik. Mungkin dia akan menyisihkan lebih banyak waktu bermain bersamanya sebelum membunuhnya.
Berbeda dengan gadis bar-bar yang bernama Lee Jihye, Dokja lebih menyukai Yoo Jonghyuk terlepas dari reaksinya yang aneh.
Dokja bisa disebut sebagai roh jahat, hatinya yang penuh dendam masih berlama-lama di dunia nyata, ditambah dia menyebabkan banyak kecelakaan dan menyerap korban jiwa.
Para korban adalah orang-orang yang berani mengganggunya dan mereka yang adalah seorang penindas. Metode kejamnya ditautkan dengan hantu-hantu lain di sekolah, hantu-hantu tersebut menghormatinya dan takut padanya.
Yoo Jonghyuk menjawab pertanyaannya dengan seringai, “Kau juga tidak pergi makan.”
Dokja merasa geli, dia menggeleng pelan. “Tidak dibutuhkan.”
“Apa yang kau sukai? Aku akan membelikannya untukmu.” Meskipun Yoo Jonghyuk sudah tahu, tetapi dia ingin mengkonfirmasi persamaan dengan Dokja yang ada di mimpinya.
Dokja memasang ekspresi tak berdaya, “Baiklah, roti isi daging. Aku tidak suka tomat.”
Dia terkadang memang memakan makanan manusia untuk mengingatkan dirinya sendiri. Jadi, dia tidak bermasalah dengan kesediaan Yoo Jonghyuk.
Yoo Jonghyuk berdiri sembari membalas, “Bagus, tunggu di sini.” Dia bergegas keluar menuju kantin sekolah dari peta yang dia ingat yang diberikan guru yang membantunya pindah ke kelas 3-3 dari sekolah asalnya.
...
“Mengapa dia sangat bersemangat?” Dokja semakin bingung. Dalam kesunyian kelas terkutuk, dia bersenandung pelan. “Seandainya aku bisa melihat Sooyoung lagi. Aku akan meminta maaf padanya~.”
Sahabatnya tak pernah menampakkan diri lagi di sekitar tempat yang berkaitan dengannya. Dokja menambahkan itu ke salah satu penyesalannya.
...
Jung Heewon kembali ke kelas sendirian diam-diam, dia menuju bangku Dokja. Jung Heewon tak bisa melihat Dokja, tetapi dia bisa mengetahui keberadaannya.
“Dokja-ssi, apakah kau akan menyulitkan siswa pindahan itu?” tanyanya hati-hati.
Dokja mengetuk meja, bunyi ketukan bergema di kelas. Pemandangan menakutkan jika seseorang lewat, yaitu seorang siswa perempuan berbicara di depan bangku kosong dan suara ketukan dari asal yang tak diketahui terdengar.
Di meja, ada guratan kata-kata terbentuk, “Aku hanya ingin berteman dengannya. Bagaimana kabar Sooyoung?”
Jung Heewon membaca kalimat itu, dan menjawab pertanyaan yang menjadi tanggungjawabnya sebagai penghubung antara mereka berdua.
“Sooyoung-ah sedang mengembangkan hobi baru untuk mengatasi depresinya. Dia menulis novel yang bagus. Jika dia mempublikasikannya, aku akan memberitahumu, Dokja-ssi.”
Jung Heewon senang dengan perkembangan ini. Namun, dia masih merasa pahit tentang situasi mereka.
Dia tak tahu menahu bagaimana Dokja meninggal dan menjadi roh jahat, apalagi dia hanya mendengar berita itu. Hanya Han Sooyoung, sahabatnya sekaligus sahabat Dokja, yang mengetahui detailnya. Oleb sebab itu, Han Sooyoung mengalami depresi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfic ORV Horror : Your Unreal Excistence
FanfictionMencoba genre horror untuk fanfic, fanfic ini kira-kira cukup singkat. Tidak sebanyak fanfic lainnya yang kutulis, paling banyak adalah 15 chapter, paling sedikit 10 chapter. Aku harap kamu menyukainya ^^ *** Apakah itu kebetulan atau takdir? Pert...