satu

1K 130 73
                                    

Happy Reading
Vote sebelum baca!

♡♡♡

Apa yang terbesit dikepala kalian jika mendengar kata 'pindah sekolah'? Temen baru, sekolah baru, seragam baru, gebetan baru, atau pacar baru?

Yang jelas ini adalah hari terawkward bagi gadis ini.

Hari ini adalah hari tercanggung
yang pernah seorang Anaya alami, dimana dia bertemu orang asing, tempat asing, semua serba asing dan dia harus  menghadapinya sendirian.

"Hai perkenalkan nama saya Anaya Fabrina Abrian, biasa dipanggil nay atau naya. Salam kenal semua." Seru gadis bername tage Anaya itu. Ini adalah hari pertama sejak ia pindah dari sekolah lamanya. Anton-papanya Anaya harus berpindah kota karena pekerjaan.

"Nay cantik, siapa punya?" Cicit cowok dengan seragam yang sudah tak rapi.

"Anak orang baper, tanggung jawab lo bambang!" Balas seorang gadis yang duduk paling depan.

Satu kelas menjadi gaduh seketika, ada yang menyoraki oknum bernama bambang, ada yang malah tidur, ada pula yang melempar kertas kesembarang tempat.

"Diam!" Teriak guru yang berdiri di samping Anaya. "Naya kamu duduk di sebelah Ghea." Lanjutnya sambil menunjuk ke arah gadis yang menyahuti cowok tadi.

Gadis bernama Ghea itu menunjuk kearah bangku sebelahnya, menyuruh Anaya agar duduk disana.

"Salam kenal." Ucap ramah Anaya sembari tersenyum ke Ghea, dan dibalas senyuman kembali oleh Ghea.

Sudah tiga jam berlalu, kegiatan belajar mengajar ini harus berhenti sejenak karena bel istirahat sudah berbunyi. Anaya merapikan buku-buku yang ia keluarkan dari dalam tas hitam miliknya, mengeluarkan benda pipih yang selalu menemaninya, suka maupun duka.

"Hai, gue Ghea." Ucap Gea sembari memberikan tangannya untuk berjabat tangan. "Naya." Balas Anaya kikuk. Dirinya tak mudah untuk terbuka pada orang baru, apalagi orang yang baru dia kenal.

Ghea terkekeh kecil."lo introvert ya?" Tanya Ghea menggoda.
Anaya tersenyum kecut, dirinya bingung harus menjawab apa.

"Gue ekstrovert kok orangnya, kalo udah akrab." Jawab Anaya sok lucu tapi malah garing.

"Hehe, canda doang." Cicit Ghea mencairkan suasana awkward ini, Ghea memang pandai membuat orang sekitarnya merasa nyaman berada di dekatnya. "Kantin yuk, sekalian gue ajak lo keliling di sekolah ini." Lanjut Ghea menawarkan pada Anaya dan Anaya mengangguk setuju.

"Ghea." Panggil Anaya saat mereka sedang asik berkeliling sekolah. "Kenapa?" Ghea menoleh ke arah Anaya.

Anaya tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya. "Toilet dimana? Kebelet." Jawab Anaya menahan rasa kebeletnya.

"Oh lurus aja, nanti juga ketemu. Mau ditemenin?" Ucapnya.

Anaya menghela napas lalu menggeleng cepat. "Ga usah, lo tunggu disini aja." Anaya lari terbirit-birit meninggalkan Ghea yang masih berdiri ditempat.

Sesampainya di toilet Anaya segera memasuki bilik yang terbuka. Lega rasanya sudah menumpahkan cairan itu.

Saat keluar dari toilet, dirinya tak sengaja menabrak bahu seorang cowok.

"Eh maap ga sengaja." Ucap Anaya meminta maaf sambil membungkukkan badannya.

Cowok itu berdecih pelan."punya mata itu dipake." Tukasnya.
Sontak Anaya membelalakkan matanya, padahal ia sudah meminta maaf.

"Udah dipake dari orok, situnya aja yang jalan ga liat-liat." Cicit Anaya pelan namun dapat tertangkap di telinga cowok itu. Anaya bergegas menghampiri Ghea yang masih setia menunggunya. Sedangkan cowok itu berdecih kesal.

Anaya melambaikan tangannya kepada Ghea."yuk langsung ke kantin." ajak Anaya sembari mengelus-elus kecil perut ratanya.

"Oh okee." Balasnya langsung menggandeng tangan Anaya.

Mereka berjalan sampai ke kantin, memilih kursi yang berada dipojokkan karena suasana disana agak sepi.

"Gue yang pesen, lo tunggu disini aja. Lo mau apa?" Tanya Ghea menatap manik mata milik Anaya.

"Hmm.. ada apa aja?" Anaya balas bertanya.

"Siomay, bakso, mie ayam, nasi pecel, dll. Tapi paling favorit siomay kang ujang." Balas detail Ghea membuat Anaya terkekeh kecil.

"Siomay aja deh." Kata Anaya.

Ghea hanya mengacungkan jempolnya lalu pergi untuk memesan pesanan mereka.

Butuh waktu lumayan lama untuk memesan karena ini adalah jam istirahat pertama, banyak siswa lain yang berjubel untuk mendapatkan pesanan mereka.

Daripada bosan, lagi-lagi Anaya mengeluarkan benda pipih itu, membuka aplikasi instagram untuk sekedar menghilangkan rasa bosan.

Tak lama dari itu, Ghea datang dengan dua piring di atas nampan dan dua botol minuman teh rasa apel. Anaya bergegas membantu Ghea yang sedikit kesulitan membawanya.

Anaya mengambil alih dua piring siomay yang dipegang Ghea. Lalu meletakkannya diatas meja yang mereka tempati.
"Antri rame ya? Maaf ngerepotin" Anaya merasa tak enak, karena dirinya Ghea harus berdusel-dusel dengan siswa lain padahal ini hari pertama kalinya ia masuk sekolah. Ia sudah merepotkan orang saja.

"Nggak kok, gue udah langganan jadi di duluin deh." Jawab Ghea apa adanya.

Anaya mengangguk paham, dirinya kembali fokus pada makanan dihadapannya.

"Enak banget Ghe." Ucap Anaya dengan mata berseri-seri karena siomaynya benar-benar enak.

Ghea terkekeh melihat ekspresi teman barunya itu. Ghea melahap sayur kol yang sudah direbus dengan tambahan saos kacang itu. "Siomay kang ujang emang ga pernah ngecewain sih." Ghea terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Eh Ghe, itu tadi yang gombalin gue siapa?" Tanya Anaya heran. Ghea langsung menoleh ke arah Anaya. "Namanya Bambang-" belum selesai dengan ucapannya, kalimat Ghea harus terpotong karena tiba-tiba Anaya tertawa terbahak-bahak.

"Eh maap, habis namanya lucu." Jelas Anaya masih tertawa.

"Emang sih, tapi jangan deket-deket! Dia itu kadal berekor buaya." Ghea menjelaskan pada Anaya.

"Oh." Anaya hanya beroh ria.

"Udahlah jangan bahas manusia nggak penting, mending lo habisin siomay lo, soalnya udah mau bel masuk." Ucap Ghea sembari melahap siomay yang masih dimakan setengahnya saja.

Tak banyak pembicaraan setelah itu, mereka berdua sedang bergulat dengan makanannya.

♡♡♡

Bel pulang sudah berbunyi, semua siswa lari berhamburan menuju ke rumah masing-masing. Anaya masih berdiri di depan gerbang sekolah, menunggu mobil jemputannya datang.

"Duluan Nay!" Ucap gadis berkulit kuning langsat, yang tak lain dan tak bukan adalah Ghea. Anaya mengangguk kecil sembari tersenyum pada Ghea.

Hampir lima belas menit Anaya berdiri disana, hingga sebuah mobil berwarna merah datang menghampiri Anaya.

"Nay, cepet masuk!" Ucap wanita paruh baya yang diketahui adalah mama Anaya. Anaya berjalan menuju mobil lalu membuka pintu mobil dan memasukinya.

To Be Continued

Follow akun author.

ANGKASANAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang