Areum tak menyangka Jimin yang ia sangka sebaik malaikat ternyata seburuk iblis. Di dalam mobil ia terus melayangkan berbagai umpatan dan kutukan untuk Jimin. Menikahinya? bodoh sekali dua hari yang lalu ia mengatakan 'iya' begitu saja.
"Halo, Taehyung?"
"Halo? Ah, Areum-ssi? Maaf hampir tidak mengenali suaramu. Sudah lama sekali, ya, sejak kematian Yoongi." Di seberang sana pria dengan suara berat itu menghembuskan napasnya, seakan ikut menyesal apa yang menimpa rekannya itu.
"Yoongi masih hidup. Aku butuh bantuanmu."
🔫🔫🔫
BRAAKK.
Areum tidak pernah semarah ini sebelumnya. Tingkat marahnya cukup membuat Jimin dan putra Areum yang sedang bermain bersama mengalihkan atensinya.
"Menjauhlah dari putraku!" Jimin sontak terkejut, ia langsung meminta anak dua tahun itu masuk ke kamarnya sementara ia menghampiri Areum dengan muka teduhnya.
"Ada apa? Semua baik-baik saja?" Belum sempat meraih lengan Areum dan menenangkannya, tangan Jimin sudah ditepis kasar oleh wanita itu.
"Jim, aku ingin bertanya sesuatu. Seperti apa cintamu padaku?"
"Aku mencintaimu dengan tulus, melebihi cinta Yoongi untukmu. Aku akan menjadi pangeranmu saat kau memilikiku seutuhnya."
DEGG.
Areum merosot begitu saja. Tidakkah Jimin sadari bahwa ia sedang mengucapkan dialog yang sama seperti dua tahun lalu saat ia mengancam Areum? Ini benar-benar gila. Areum sampai tak mampu berkata-kata, ia hanya menjambak rambutnya sendiri tanda frustasi.
"Maaf, Jim. Aku tidak bisa menikah denganmu."
"T-tapi, kenapa? Apa kau masih ingin menunggu Yoongi? Kau dengar sendiri 'kan? Yoongi sudah menjadi abu! Apalagi yang kau tunggu darinya?"
Mendengar omong kosong itu membuat Areum semakin murka. Mungkin dulu ia hanya akan menangisi kematian palsu suaminya, namun kali ini tidak lagi.
"PERGI DARI RUMAHKU, JIM!"
"Sebenarnya apa yang terjadi, Areum-ah?"
"PERGI! SE-KA-RA-NG!!" Areum mendorong Jimin dan mengusirnya saat itu juga.
"Maaf, Jim." Areum segera menutup pintu setelah pria itu berada di luar rumahnya, namun Jimin menahannya dan berusaha mengatakan kalimat terakhirnya sebelum benar-benar pergi dari sana, "Kau boleh mengusirku ratusan kali, Areum-ah. Tapi kau harus ingat, aku akan tetap kembali. Aku akan membuatmu menyadari akulah satu-satunya pahlawanmu dan hanya aku yang bisa menyelamatkan-"
BRAAAKKK.
🔫🔫🔫
Areum lelah dengan semua yang terjadi hari ini. Sejak tadi ia hanya mengaduk-aduk menu makan malam tanpa ia santap sepenuhnya.
"Mommy kenapa tidak makan? Nanti supnya menangis," ujar putra kecil Areum mengingatkan dengan suara lucu dan muka polosnya.
"Sayang, besok kita pindah rumah, ya?"
"Kemana?"
Belum sempat Areum menjawab pertanyaan anaknya, suara sistem kembali mengusik ketenangannya.
Peringatan, penyusup berhasil masuk.
Peringatan, penyusup berhasil masuk.
Sepersekian detik kemudian muncul sosok pria dengan setelan hitam, bertopeng dan mengenakan masker pengubah suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Time To Die [End]
Fanfiction[Story Completed] Sejak awal Jeon Yoongi-seorang detektif tak pernah menjanjikan kebahagian untuk istrinya. Namun Min Areum yakin selagi Yoongi berada di sisinya, maka cinta dan kebahagian akan mengiringinya. Suatu hari seorang pria datang, mengusik...