Setelah persalinan luar biasa itu Min Areum dan bayinya dipindahkan ke ruang rawat inap sementara Lee Jimin mengurus administrasi dan sebagainya.
"Hei, selamat, Tuan. Bagaimanapun kau adalah suami hebat meski kadang aku bingung sendiri mengapa kau terlihat sangat canggung dan sungkan untuk menyentuh istrimu sendiri." Seseorang menepuk pundak Jimin. Tak diragukan lagi, pasti Dr. Han Seokjin. Entah mengapa mereka selalu dipertemukan dengan situasi yang selalu menyebalkan bagi Jimin.
Jimin menghela nafasnya panjang. Menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dan Areum, kematian Yoongi dan janjinya untuk melindungi Areum serta alasan lebih memilih menunggu di luar ketika Areum check up kehamilannya daripada harus masuk mendampinginya.
Dokter menyebalkan itu mengangguk mengerti, menepuk pundak Jimin dua kali dan mengulas senyumnya. "Kau adalah pria hebat." Lalu berbalik dan hendak berlalu meninggalkan Jimin.
"Dokter .." tahan Jimin.
"Ya?"
"Aku .. harus menendang bokongmu."
🔫🔫🔫
"Hei, bocah! Welcome to the jungle!" ucap Jimin kepada bayi mungil yang tidur di samping ibunya.
Areum terhenyak dan perlahan membuka matanya, mendapati sosok malaikat dengan tubuh manusia di hadapannya, tersenyum dan menggoda anaknya yang masih terlelap.
"Maaf .. aku tidak bermaksud mengganggumu." Jimin kikuk dan segera berbalik namun ditahan oleh Areum.
Wanita yang sudah menjadi seorang ibu tersebut mengucapkan terimakasih dan permintaan maafnya tentang helai-helai rambut Jimin yang tak sengaja ia rontokkan ketika berjuang tadi.
"Ya .. tak masalah, tentu saja. Tapi menjambakku adalah keinginanmu atau bayi itu? Apa mengidam masih berlaku ketika sudah melahirkan?"
Areum menyengir kuda, menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan memperbaiki posisi tidurnya, bersiap untuk kembali hibernasi. "Entahlah, kurasa tidak. Tapi kalaupun aku mengidam percayalah aku tidak akan menjambakmu lagi."
"Kalau begitu semoga kau mengidam untuk memelukku."
🔫🔫🔫
Hari dan bulan berlalu, musim berganti, tak terasa dua tahun terlewati begitu saja bersama Jimin yang selalu hadir merawat seorang wanita dan bocah kecil yang menggemaskan itu.
Meski telah berlalu dua tahun, tak sekalipun Areum tak merindukan Jeon Yoongi. Membayangkan dirinya yang kerepotan membersihkan popok anak mereka, mengeluh karena tubuhnya pegal-pegal setelah menggendong bayinya seharian kemudian terlelap bersama putra mereka.
Berbeda dengan Jimin yang kini hanya mampu merindukan wanita penyuka kimbab yang selalu dirawatnya. Dijenguk tiga kali sehari dan melewati dua tahun bersamanya. Bagaimanapun Jimin adalah pria normal yang akan jatuh cinta pada wanita seperti Areum yang bahkan lebih dari cukup untuk sekedar memenuhi standar istri idaman.
Katakanlah Jimin mencintai Areum, tak perlu dibuktikan dengan apapun wanita itu juga menyadarinya. Namun entah mengapa hatinya selalu menyuruhnya menunggu Yoongi, entah mengapa hatinya berdesir aneh setiap Jimin mendekatinya, yang ia yakini bukan perasaan cinta. Dan entah mengapa selama dua tahun tak pernah sekalipun bayinya tak menangis ketika digendong Jimin.
Namun Jimin selalu sabar meski ajakan menikahnya terus ditolak dengan alasan yang sama, menghadapi pertanyaan yang sama tentang Jeon Yoongi dan bagaimana kematiannya, serta kekehan Areum yang selalu tak percaya ketika mendengarnya, seolah semua itu hanya bualannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Time To Die [End]
Fanfiction[Story Completed] Sejak awal Jeon Yoongi-seorang detektif tak pernah menjanjikan kebahagian untuk istrinya. Namun Min Areum yakin selagi Yoongi berada di sisinya, maka cinta dan kebahagian akan mengiringinya. Suatu hari seorang pria datang, mengusik...