Another Lessons Yet To Learn

183 32 13
                                    

"Yoongi hyung tewas." Lee Jimin terus merunduk hingga tak mampu lagi menahan tangisnya kali ini, sementara itu sosok wanita di hadapannya hanya bisa mundur dan perlahan tubuhnya limbung. Dengan air mata tertahan ia terus mundur dan beberapa kali menjatuhkan vas bunga-nya.

"Min Areum-ssi .." Jimin mencoba meraih tangan Areum ketika wanita itu terus limbung dan memanggil nama suaminya dengan frustasi.

"Yoongi-ku tak mungkin mati!"

PYAARRR

Areum memecahkan vas untuk ketiga kalinya dan akhirnya tak sadarkan diri.

🔫🔫🔫

Lee Jimin yang babak belur tapi Areum yang begitu terluka sekarang. Pria itu paham betul perasaan wanita yang kini tak sadarkan diri di kursi sampingnya hingga terus mengemudi dengan gila bak orang sinting menuju rumah sakit.

Areum dibawa ke Unit Gawat Darurat  dengan brankar dorong sementara beberapa perawat membawa Jimin ke ruang perawatan lain untuk mengobati luka-lukanya.

Hanya dalam beberapa menit luka-luka Jimin telah dibersihkan dan perban telah membalut beberapa bagian tubuhnya sementara dokter yang memeriksa Areum tak kunjung keluar hingga membuat Jimin terus khawatir dan menggigiti ibu jarinya.

Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruang UGD dan beberapa perawat memindahkan Areum ke ruang inap.

"Dok, bagaimana keadaan Areum?" tanya Jimin cemas.

"Ibu dan bayinya baik-baik saja. Nyonya Areum hanya merasa syok, beruntung Anda membawanya tepat waktu. Anda memang suami siaga." Dokter dengan name tag 'Han Seokjin' tersebut berlalu setelah menepuk pundak Jimin beberapa kali.

Kini Jimin yang limbung. Suami siaga? Bahkan mengenal Areum saja baru seminggu yang lalu.

Jimin menghampiri Areum ke ruang inap dan mengamatinya lamat-lamat. Menatap wajah sendunya hingga perut datarnya membuat hati Jimin teriris tak karuan. Bagaimana bisa wanita yang baru saja hamil ditinggal suami selamanya? Bagaimana perasaannya? Bagaimana ia menghadapinya? Seluruh pertanyaan itu berputar di kepala Jimin.

"Tenang saja, honey. Jimin akan melindungimu selama aku pergi, bersamanya kau akan aman. Percayalah padaku, ya?"

Sepotong memori ketika makan malam kembali terngiang, seolah menjadi jawaban atas semua pertanyaannya.

Aku akan melindungimu, Areum-ssi. Aku tidak akan mengecewakan Yoongi hyung ataupun dirimu.

🔫🔫🔫

"Merasa lebih baik?" tanya Jimin hati-hati setelah mengantar Areum pulang dari rumah sakit.

"Ya, terimakasih Lee Jimin-ssi. Berkatmu aku dan bayiku baik-baik saja," ucap Areum tersenyum kecut. Bukan keinginannya, hanya saja ia tak mampu sekedar berpura-pura baik-baik saja setelah apa yang dialaminya.

"Kalau butuh apapun telpon saja, aku akan datang." Benar kata orang, Jimin memang malaikat tanpa sayap. Oh, ayolah siapa yang mau mengurus istri orang tanpa imbalan apapun?

"Tidak Jimin-ssi, aku terlalu banyak merepotkanmu. Sudah cukup di rumah sakit saja aku menyusahkanmu. Ngomong-ngomong, bagaimana lukamu?" Areum mengalihkan pembicaraan, kali ini mencoba tersenyum di hadapan pria yang merawatnya selama tiga hari di rumah sakit hingga melupakan lukanya sendiri yang selalu terlambat mengganti perban.

"Aku baik, tentu saja ..." Jimin menghela nafasnya, menatap Areum dan melanjutkan kalimatnya. "... Karena lukaku tak separah lukamu."

Areum tak tahan lagi, ia merosot dan menangis sejadinya. Masa bodoh dengan reputasinya sebagai wanita kuat di hadapan Jimin. Masa bodoh semuanya! Ia hanya ingin hatinya tenang.

No Time To Die [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang