goyangi #9

464 108 6
                                    

GOYANGI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GOYANGI

#9

Ibu ikut bersama Beomgyu di akhir pekan. Selain karena beliau memang tengah free, Beomgyu juga ingin tahu bagaimana reaksi ibunya jika dihadapkan dengan Taehyun. Sementara itu, mereka janjian akan bertemu di satu restoran dengan pemandangan ke taman-taman luas. Ibu turun dari mobil, menjinjing tas tangan barunya sedangkan Beomgyu merapikan bagian depan poninya yang sudah agak menusuk mata. Aku harus mengatur waktu untuk potong rambut.

Di satu sudut restoran, satu pemuda sudah duduk seraya menatap keluar jendela.

"Eh? Di mana temanmu, Gyu?"

"Itu!" Beomgyu menunjuk jelas dan mulai memimpin langkah. Di dekat kursi Taehyun, barulah Taehyun sadar. Binar mata Taehyun memancar jelas, senyuman terukir dengan gigi taringnya yang menyembul lewat celah bibir. Dia manis. Taehyun memekik kemudian langsung memeluk tubuh Beomgyu.

Ibu Beomgyu akan terhenyak. Namun beliau sudah memandangi Taehyun dengan mimik penasaran. "In .. ini temanmu?"

Beomgyu mengangguk seraya menoleh ke arah ibunya. Ia menepuk-nepuk kepala Taehyun pelan. "Yah, Eomma. Namanya Taehyunie."

.

.

"Nyak!"

"Hah? Apa katamu?"

"Ma .. kan! Nyak!" Taehyun membuka mulutnya, menunjuk lauk di mangkuk Beomgyu dengan ujung mata. Beruntung karena Ibu Beomgyu tengah izin ke kamar kecil karena bisa dilihat sewaktu makanan mereka datang, Taehyun seperti akan melompat-lompat kegirangan dan menatap penuh minat hidangan-hidangan lezat itu.

"Dengar, kalau ada Eomma, kau tidak boleh manja. Jadi makan dengan baik dan jadi anak baik pula, oke?" Beomgyu memandang Taehyun sejenak dan tersenyum. Ia menyerahkan sendok dan garpu ke kedua tangan Taehyun lalu menyodorkan potongan iga sapi panggang ke depan Taehyun.

Taehyun mengerucutkan bibirnya. Memandang turun ke piringnya, memandang Beomgyu dan memandang sendoknya. "Ma .. kan! Aaaa.." Ia merengek pelan.

"Belajar makan sendiri, jangan bergantung terus denganku."

Taehyun menggeleng. "Makan! Aaa!"

Beberapa menit berikutnya, wanita itu pun muncul lagi dan duduk. Ibu Beomgyu tersenyum tipis memandang dua orang di depannya seraya menduduki kursinya. "Wah, ini terlihat lezat. Nah, Taehyun, ayo makan bersama," ajaknya. Ibu Beomgyu terlihat lebih santai hari ini. Mungkin karena riasannya yang tipis atau karena pakaiannya yang terlihat kasual—gaun pendek bermotif dengan warna pastel dan kardigan cokelat susu. Beliau juga menggelung rambutnya tapi membiarkan beberapa helai berjatuhan, memberikan kesan lebih segar. Sesaat mereka sudah makan, Taehyun masih kesulitan dengan garpunya hingga Beomgyu pun mau tak mau harus membantu.

"Nah, Taehyun, kau bersekolah di mana? Apakah kau sudh kenal Beomgyu sejak lama?"

"Eomma, kita satu kelas."

"Tapi, mengapa baru mengajak aku bertemu sekarang? Kau tinggal dekat sini? Atau di mana?" desaknya lagi. Ibu Beomgyu melebarkan matanya seraya berdecak. "Kau punya wajah yang tampan, wah, aku tidak tahu seseorang bisa punya mata selebar dan sehidup itu. Apakah kau punya darah campuran? Ibumu bukan orang Korea kah?"

Taehyun tidak menjawab, lebih sibuk dengan iganya yang terasa gurih. Di lain sisi, Beomgyu memandang wajah sang ibu dan tersenyum. "Taehyun agak pendiam, Eomma."

"Begitu?" Ia mengerucutkan bibir kemudian menyantap makanannya lagi. "Jujur, aku senang karena kau ternyata punya teman, Gyu."

"Aku ... aku jelas punya teman, Eomma. Selama ini aku dekat dengan teman sekelasku yang lainnya, apa maksudmu?"

"Kau terlihat lebih sedang menyendiri."

"Tidak juga," bantahnya. "Aku hanya nyaman sendirian, itu saja tapi aku tidak setertutup itu. Aku masih mau bergaul." Beomgyu menyantap makanannya dan terdiam. Tapi siapa? Selain Taehyun memang siapa sosok yang dekat dengannya? Bukan bermaksud sok 'cool' atau apa tapi yah, Beomgyu memang tidak ingin berbaur saja, kadang ada banyak pendapatnya yang berbeda dari teman sekelasnya. Kadang, Beomgyu memang nyaman dengan kesendirian, menurutnya, itu membuatnya lebih tenang.

Beomgyu menyingkirkan ujung poninya, memandang Taehyun yang tengah lahap makan siang. Dan aku punya Taehyun sekarang. "Makan yang banyak, kau terlihat lapar, Tae."

.

.

Mungkin ada baiknya mereka bertemu peramal yang waktu itu kenalan Mingyu. Meskipun begitu, Beomgyu agak takut bahwa ada kabar tidak mengenakkan terkait Taehyun. Setengah dirinya yang lain agak tidak rela kalau akhirnya dia dengar Taehyun akan berubah lagi atau apa. Jadi, yah, Beomgyu hanya harus menjaga Taehyun sekarang.

"Apakah kau bisa berubah? Kembali lagi menjadi kucing?"

Taehyun berhenti menggaruk belakang telinganya, memandang Beomgyu dengan sorot mata lebar. "Eng?"

"Aku tanya, apakah kau akan berubah lagi, Tae? Begitu? Tapi kau masih mau tinggal bersamaku kan? Aku tidak mau kesepian."

Taehyun kembali menggaruh belakang telinganya, nyaris saja menggunakan ujung kaki kalau saja Beomgyu tidak menahannya. Kadang Taehyun punya tingkah ajaib yang membuat Beomgyu tidak habis pikir. Seperti sore ini, waktu Beomgyu muncul, Taehyun kembali mengendus sekitar tubuh Beomgyu, menunjuk mulutnya dan memohon dikasih makan. Yak! Bagaimana kalau ada yang lihat?

"Tae, kau sayang kepadaku?"

"Eng?" Taehyun membuat suara pelan, mirip anak kucing yang kebingungan. "Gyu?"

"Yah, apakah kau sayang kepadaku? Kau akan bersama denganku terus kan?" Perlahan Beomgyu menjulurkan tangan seraya mengusap hati-hati rambut Taehyun yang lebat nan halus. Beomgyu memandang sisi rahang Taehyun, memandang bibir Taehyun kemudian sepasang mata Taehyun. "Sebelum kau datang, aku tidak tahu apakah aku bahkan mau didekati. Tapi sejak kau ada, aku nyaman. Kalau memang kau akan pergi, beritahu aku terlebih dahulu, ya?" Beomgyu tersenyum kecil. "Aku akan mempersiapkan diriku."

"Ap—apa?"

"Jangan pergi tiba-tiba," katanya.

Taehyun hanya mengerjap bingung. Ia menggaruk sekitar lehernya, kemudian sisi lengannya. Setelah makan siang bersama Ibu Beomgyu, Beomgyu jadi tahu bahwa ketakutannya selama ini tidak berdasar. Toh Ibunya nampak santai berhadapan dengan Taehyun meskipun Taehyun agak terlihat tidak biasa. Kadang juga Taehyun dapat mengeong tiba-tiba, dan Beomgyu akan menyamarkannya dengan pura-pura batuk atau meminta sesuatu sehingga ibunya tidak mendengar jelas. Sejauh ini, semuanya aman.

Tapi kau tidak tahu makhluk apa dia sebenarnya, kan, Gyu.

Ucapan Mingyu kembali menghampiri seperti aroma tidak sedap. Beomgyu telah membulatkan tekad—menemui peramal itu lagi dan mungkin bertanya apakah memang Taehyun akan berubah, atau apakah kedepannya Taehyun akan menyakitinya atau melakukan sesuatu yang tidak terduga.

Beomgyu memandang pemuda itu dengan intens.

[]

Makasih banyak yang udah nunggu cerita ini, love youuu salam uwu uwu dari taehyunie <333

GOYANGI! (고양이) | beomtaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang