goyangi #4

726 155 11
                                    

GOYANGI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GOYANGI

#4

Malam itu, Beomgyu izin kepada ibunya untuk menginap di rumah Mingyu. Sepupu Beomgyu itu sudah tidak sekolah dan lebih fokus untuk kepada bisnis toko kuenya, dan pamannya nampak tidak keberatan apalagi Mingyu perlu menyekolahkan kedua adiknya pula yang masih bersekolah. Tiap kali Beomgyu menunjukkan wajah prihatin—mereka seharusnya bisa sekolah—Mingyu justru memarahinya. "Belajar itu membosankan!"

Taehyun ikut bersama mereka. Dia sudah mengucek matanya seraya mengumpulkan kesadaran. Kadang, tubuhnya agak tumbang ingin tidur lagi, hanya saja, Beomgyu sudah menariknya bangkit meski matanya masih terasa berat. Dia melenguh samar kemudian menatap Beomgyu dengan bibir mencebik.

"Toko akan tutup, kita harus bergegas pergi," jelasnya.

Taehyun agak keberatan untuk bangkit, sampai akhirnya Beomgyu teguh menariknya. Terdengar erangan memprotes, Taehyun sampai ingin mendorong Beomgyu kalau saja Beomgyu tidak cekatan menahan tangan Taehyun. "Eng!"

"Berhenti berulah dan dengarkan aku saat ini." Beomgyu bergumam pelan. "Kau akan baik-baik saja, oke? Untuk sekarang memang keadaannya belum kondusif. Aku masih mencari cara bagaimana kau tetap bisa bersamaku."

Taehyun pun mengerjap. Memang, dia tidak paham kata-kata yang Beomgyu utarakan, dia bahkan ragu dia sempat mendengar dan memahaminya. Hanya saja, Taehyun suka ketika Beomgyu berucap dengan suara berat khasnya yang bagaikan ucapan agar Taehyun tertidur, meninabobokan dia dengan sangat anggun.

"Paham, Hyunie?"

Taehyun mengerjap. Beomgyu paham, itu anggukan setuju.

Mereka pun menghentikan taksi. Mingyu duduk di sisi sang supir, sedangkan Taehyun dan Beomgyu di belakang. Sesuai mengunci pintu toko, mereka sudah ingin melipir pulang ke rumah Mingyu. Terlebih, Mingyu pun sudah berniat memasak banyak malam ini. "Kau sudah hubungi ibumu? Beliau pasti khawatir."

"Dia tidak biasa pulang jam segini."

"Tetap saja, Gyu.Dia orang tuamu, memberikan kabar tidak akan melukai siapapun. Cepat hubungi saja," ujar Mingyu setengah mendesaknya. Mingyu kembali terduduk mengarahkan fokus ke jalanan yang makin ramai. Sementara lampu-lampu jalan begitu elok menerangi sisi-sisi jalan di malam sedingin ini.

Taehyun, di sisi Beomgyu, sudah kembali memejamkan mata. Kali ini, dia menaruh kepalanya di sisi bahu Beomgyu nyaman. Kemudian, Beomgyu mengeluarkan ponselnya.

"Eomma, aku menginap di rumah Mingyu. Jangan lupa makan malam."

Beomgyu menaruh kembali ponselnya seraya menatap miring, mendapati wajah Taehyun begitu damai.

*

*

Paman Hwang melebarkan senyumannya. Di usia nyaris empat dua tahun, dia masih bugar bahkan masih sempat berolahraga di hari Minggu pagi. Buat Beomgyu, dia bisa jadi sahabat, rekan bermain atau bahkan ayah kedua yang sangat menyayanginya. "Gyu-ya! Astaga, sudah besar sekali kau ini. Tinggi pula." Ia merangkul Beomgyu dan mengacak rambut Beomgyu. Ekpresinya kaku sewaktu mendapati ada pemuda lain di balik punggung Beomgyu. "Oh? Siapa ini?"

GOYANGI! (고양이) | beomtaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang