goyangi #11

477 96 6
                                    

GOYANGI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GOYANGI

#11

Gara-gara Yuna, Beomgyu memutuskan untuk begadang. Bukan sembarangan begadang, tapi dia "niat" untuk menelusuri asal usul legenda Pulau Goyangi itu dengan segenap keberanian. Jujur, Beomgyu takut menonton film horor, takut ke rumah hantu, atau bahkan naik rollercoaster kalau saja tidak terpaksa. Sekarang, Beomgyu harus meneguhkan diri, mengangkat wajah dengan percaya, dan mulai membaca satu per satu kisah seram soal pulau itu.

Beomgyu tidak habis pikir betapa Yuna yang terlihat kurang meyakinkan bisa membuatnya sampai senekad ini. Apalagi, ini sudah malam! Beomgyu memandang Taehyun yang sudah tertidur. Yah, dia bahkan sengaja menginap lagi di rumah Mingyu karena kalau di rumah, ibu Beomgyu pasti akan mengomeli kalau tahu Beomgyu begadang bukan untuk belajar, tapi untuk berselancar di internet.

Beomgyu agak kaget waktu mendengar dengkuran dari arah ranjang. Benar saja, Taehyun sudah tidur pulas dengan suara dengkuran yang cukup jelas. Beomgyu jadi merasa bersalah karena Mingyu dan adik-adiknya perlu mendengar ini setiap malam. Setelah ia memberikan selimut tambahan untuk Taehyun, ia kembali duduk serius di depan laptopnya.

Oke, laksanakan!

Masih dengan suasana hati gugup, Beomgyu mulai menekan tuts-tuts keyboard. Pulau Goyangi. Legenda Pulau Goyangi. Pulau Berhantu. Pulau Kucing. Pulau Kucing Terkutuk. Ada banyak kata kunci yang Beomgyu masukkan, termasuk tab-tab yang sengaja dibuka lalu dibacanya dalam hati.

Sebagian informasi berisikan soal kejadian sekitar setengah abad lalu. Pulau itu dekat dengan gugusan pulau Jeju, tapi lebih dari itu, letaknya sebenarnya agak misterius dan membuat Beomgyu kebingungan. Ada ilustrasi seram soal seleompok kucing dengan cakar berdarah dan wajah galak. Beomgyu bergidik, terus membaca hingga kalimat terakhir.

Pulau Goyangi pada awalnya adalah pulau wisata yang makmur. Dengan banyak penduduk bermata pencaharian sebagai pengrajin tembikar, nelayan dan pemilik penginapan. Beomgyu terus membaca dengan saksama. Satu tangan men-scrollup sedangkan satu tangan memengangi kertas, antisipasi kalau ada gambar kucing seram lagi.

Diberitakan, wisatawan yang berkujung ke sana jarang ada yang dapat keluar dari pulau. Ada banyak kabar menyeruak kalau pulau itu terkutuk karena bangawan bengis yang menghabisi sejumlah kucing di pegunungan dan tepi pantai. Ada banyak kasus pembunuhan dan perbudakan yang merebak. Pulau Goyangi sudah ditutup aksesnya untuk publik sejak dua puluh tahun terakhir. Pemerintah setempat tidak memberikan kejelasan namun pulau itu sudah tidak ditinggali lagi sepuluh tahun belakangan.

Beomgyu merasa bulu kuduknya naik serempak. Dia cepat meneguk air di gelasnya dan kembali memusatkan perhatian pada lebih banyak artikel berita yang dirilis di internet tersebut.

.

.

Di meja makan, Beomgyu menguap setidaknya delapan kali.

Mingyu menaruh telur mata sapi. Hanya ada mereka bertiga karena ayah dan adik-adiknya berangkat lebih pagi. Beomgyu? Untung saja berhasil dibangunkan, atau Mingyu akan mendapat omelan dari ibu Beomgyu lewat telepon. "Sebenarnya apa yang kau lakukan semalam suntuk?" katanya dan mulai mengaduk nasi.

"Hm, tugas penting." Beomgyu menyisihkan satu potong ikannya ke atas mangkuk nasi Taehyun. Dengan cepat, Taehyun menyantapnya beringas. Beomgyu memandang Mingyu yang mendecih. "Ini sangat penting, kau harus percaya."

"Apakah menyangkut sekolah?"

"Bukan."

"Hish! Mana penting, kalau begitu!" protesnya.

Beomgyu mulai menggaruk tengkuknya, menyantap sarapan dengan perlahan. "Mingyu, kau pernah dengar soal Pulau Goyangi?" Diliiriknya Taehyun lebih sibuk dengan makanan daripada ucapannya. Mingyu mengedikkan bahu. "Seriuslah, kau tidak pernah dengar?"

"Baru kau yang mengatakannya. Apakah ada sesuatu?" tanya Mingyu. Setelah menaruh lauk terakhir, dia baru menyantap sarapannya.

"Hm, ini dari temanku, sih. Tapi katanya, aku harus berhati-hati. Mungkin.. Taehyun berasal dari sana."

"Wah, ada pulau seperti itu? Kedengarannya imut."

"Ini mengerikan, tahu!" Bahkan Beomgyu tidak bisa tidur karena gambar mengerikan kucing-kucing dalam tumpukan tinggi dan terluka parah. "Ah, aku benci mengingatnya." Nanti setibanya di sekolah, dia akan langsung mengomeli Yuna karena sudah beraninya meracuni pikiran Beomgyu separah ini.

Mingyu hanya diam kemudian menyantap sarapannya lagi. Pagi ini, dia harus membuka toko seperti biasa dan Beomgyu akan berangkat sekolah, sedangkan Taehyun ikut dengannya ke toko juga. Taehyun lebih aktif di pagi dan siang. Semoga, menjelang sore, Taehyun tidur saja agar Mingyu tidak repot.

"Mingyu, terima kasih banyak karena sudah menampung Taehyun dan menjaganya. Bagaimanapun, kau sangat berjasa."

"Pokoknya, ingat saja untuk membayarku tepat waktu dan menraktirku daging sapi enak!"

Beomgyu mengangguk. "Siap, Bos."

.

.

Dekat koridor, Beomgyu berjalan sembari menjejalkan tangan ke saku celana. Belum lima menit, Beomgyu langsung menarik tas perempuan itu. "Heh, ayo bicara," katanya.

Yuna melotot, berusaha melepaskan diri namun Beomgyu punya tenaga cukup kuat. "Bicara apa?!"

"Pulau Goyangi."

Yuna mengerang. "Heh, ini masih pagi. Jangan membahas hal seram."

"Kau ini.. apakah kau tahu betapa.. menyiksanya semalaman tadi?" gerutu Beomgyu. Akhirnya, mereka ke dekat ruang kelas dengan Yuna berjalan di sebelahnya. "Apakah kau pikir tempat itu ada?"

"Yah, tentu saja. Bahkan ada beritanya!"

"Tetap saja. Aku bahkan tidak mau datang ke sana."

"Siapa bilang kau boleh datang? Hish, hanya yang dapat undangan khusus, atau kau akan terjebak selamanya di sana. Aku kenal seseorang yang pernah ke sana dan tidak pernah kembali," jelas Yuna dengan mimik serius. "Toh, itu hanya cerita lama. Jangan dibuat pusing."

"Mudah saja bicara setelah yang kau katakan kemarin!"

Yuna tertawa kering. "Maaf, aku sebenarnya usil saja."

"Kau!"

Yuna bergegas hendak ke kelas, namun lagi-lagi, Beomgyu dengan mudahnya menarik belakang tas Yuna hingga gadis itu kembali tertarik mundur. Murid lain sudah memperhatikan mereka, mungkin sudah berspekulasi. "Beomgyu!"

"Jawab aku, apakah mereka semua kucing hitam?"

"Yah, begitu lah. Ras itu yang mendominasi. Dengar, ada banyak cerita kalau kucing hitam itu memang membawa tanda buruk. Aku tidak mengada-ada, kau hanya harus berhati-hati. Kucing yang lepas dari pulau itu adalah kucing pendedam yang bisa mencakar bahkan membunuhmu!"

Tapi, Taehyun?

Beomgyu bahkan tidak habis pikir Taehyun dapat menyakiti orang di luar dari mencakar atau mengeong galak. Taehyun terlalu imut dan menggemaskan sampai Beomgyu tidak tega memarahinya walau Taehyun agak nakal dan hobi mengacaukan banyak hal. "Tapi, tidak semuanya.."

"Jangan biarkan perasaanmu membutakan fakta," katanya. "Kau harus memasang matamu dan perhatikan."

[]

GOYANGI! (고양이) | beomtaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang