02

5 0 0
                                    

'Yakinlah, pertemuan itu tidak akan salah tempat, tidak akan salah waktu, apalagi salah orang'°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Yakinlah, pertemuan itu tidak akan salah tempat, tidak akan salah waktu, apalagi salah orang'
°°°°°

Tentu saja keputusan awal untuk jalan kaki sampai rumah benar-benar Aji lakukan tanpa keluhan meskipun ini pertama kalinya ia berjalan kaki sepulang sekolah.

Awalnya aliya menolak, tapi aji tidak memperdulikan penolakan itu. Soal kesopanan, aji rasa akan lebih sopan jika mengantarkan seseorang sampai depan rumahnya.

Rumah Aliya memang bersebalahan dengan komplek perumahan Aji. Tapi dengan kondisi yang berbeda.

Sebuah tembok membuat perbedaan lingkungan tempat tinggal mereka terlihat kontras.

Aliya tinggal disebuah lingkungan biasa, rumah kontrakan yang jauh dari kata bagus tapi masih layak di gunakan.

Tapi yang paling mengagumkan dari sudut pandang Aliya adalah Aji yang tampak biasa saja dengan lingkungan itu.

"Makasih ya" ucap Aliya saat mereka berhenti tepat di depan rumahnya.

"Kayanya lo banyak ngomong makasih deh hari ini, tapi gapapa gue jadi berasa orang baik" aji menaikkan sebelah alisnya membuat Aliya sadar sesuatu, Aji tidak pernah merasa berjarak sosial dengannya.

Justru Aliya tanpa tahu diri membangun jarak sosial antara mereka.

"Lain kali gue ucapin makasih selayaknya deh"

"Contoh nya??"

"Eengg..gatau liat aja nanti" jawaban Aliya membuat kedua sudut bibirnya menarik satu senyuman yang menular pada Aji.

"Oke, gue balik yaa" pamit aji sambil melangkah mundur dibalas anggukan serta senyum yang senantiasa tertahan oleh Aliya.

Pulang bukan berarti istirahat, kini Aliya mengganti seragam sekolah nya dengan balutan pakaian yang lebih nyaman untuk memulai kegiatan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pulang bukan berarti istirahat, kini Aliya mengganti seragam sekolah nya dengan balutan pakaian yang lebih nyaman untuk memulai kegiatan nya.

Bekerja, Aliya akan mulai bekerja paruh waktu di berbagai tempat. Ia mengamati kalender di tembok kamarnya yang penuh dengan coretan jadwal pekerjaan nya.

Adolescence | PendewasaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang