04

3 0 0
                                    

'Kebahagiaan datang dalam gelombang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Kebahagiaan datang dalam gelombang. Ia akan menghampiri dan menemukanmu lagi'
°°°°°



Dulu aliya tidak tau bahwa memperhatikan seseorang bercerita bisa membuat ia ikut merasakan rasa dari cerita itu, entah karena ia yang tak pernah berbagi atau mendengarkan orang lain bercerita.

Bahkan dulu ibunya tidak pernah menceritakan sesuatu padanya, saat kedua orangtuanya bertengkar yang ia dengar hanya teriakan ayahnya dan isakan tangis ibunya.

Begitu menyesakkan tanpa mendengar apa yang sebenarnya terjadi.

Aliya adalah anak tunggal yang hidup sendiri, lewat caranya sendiri. Tentu juga dengan ego yang berbeda dari anak yang memiliki saudara.

Tapi semenjak dengan aji, entah kenapa mendengar kan aji menceritakan kondisi rumah dan keluarga nya membuat Aliya ikut bahagia.

Ini adalah bulan keempat mereka berteman, aji seringkali menjemput aliya sepulang bekerja. Sambil berjalan dimalam hari, aji akan menceritakan hal absurd. Kadangkala juga menanyakan pertanyaan tak masuk akal pada aliya.

Aji sangat senang, senang berteman dengan Aliya. Gadis baik dan kuat menurut nya. Jika ditanya soal perasaan, harusnya ia sudah bisa menjawab.

Tapi aji masih tidak bisa membedakan apa yang akan membuat hatinya mantap menjawab bahwa Aliya adalah gadis yang ia sukai.

"Al, menurut lo asikan minum teh sambil mandangi bulan dari bumi atau minum teh dari bulan sambil mandangi bumi sih?" Itu hanya pertanyaan aneh aji yang kesekian kalinya Aliya dengar.

Karena sejatinya tiap hari akan selalu ada pertanyaan aneh semacam itu.

"Lo pengennya gimana?" Aliya tetap menjawab meskipun awalnya ia akan tertawa dulu merespon pertanyaan aji.

"Minum teh dari bulan sambil mandangi bumi sih, biar dapet rekor muri atau Guiness world record"

Tentu saja, Aliya sudah menduga aji akan menjawab itu.

"Yaudah gih sana cobain"

Mendengar itu aji langsung menghentikan langkahnya membuat aliya yang menuntun sepeda ikut berhenti menatap aji heran.

"Gimana caranya? Emang bisa?" Lelaki itu berfikir keras soal pertanyaan nya sendiri.

"Ji, gue gak tau ini akal gue yang nggak nyampek atau lo yang terlalu liar imajinasi nya"

Begitu saja akhirnya mereka berdua sama-sama tertawa, bahkan masih ada banyak pertanyaan aji yang membuat aliya merasa jarak tempat kerjanya dan rumah terasa dekat.

Jika ini sebuah drama romantis remaja, maka kamera akan perlahan menyoroti langit malam yang penuh bintang dan satu bulan bersinar terang dengan backsound tawa aji dan aliya yang perlahan memudar menandakan pergantian scene.

Adolescence | PendewasaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang