03

4 0 0
                                    

'Keraguan yang perlahan lahan berubah menjadi keyakinan di setiap pertemuan itu datang'°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Keraguan yang perlahan lahan berubah menjadi keyakinan di setiap pertemuan itu datang'
°°°°°

Ketika pertemuan pertama terasa seperti kebetulan, maka pertemuan kedua dan seterusnya adalah takdir.

Barangkali itu yang sepasang remaja SMA ini rasakan. Aji dan Aliya mungkin sudah lama saling tau satu sama lain, tapi baru beberapa hari yang lalu mereka berkenalan langsung dan memiliki topik pembicaraan saat bertemu.

Bukannya aji sombong selama ini, tapi Aliya memang anak beasiswa yang menutup penuh dinding pembatas nya. Jangankan aji, teman sebangku nya Bianca pun tidak tau kisah lengkap Aliya.

Seperti kelas olahraga kali ini, daripada bercerita dengan teman sekelas nya Aliya lebih memilih duduk menepi sambil memperhatikan temannya yang lain bermain basket.

Tentu aji juga menjadi pusat perhatian gadis itu, yang awalnya ia tak ingin tau. Entah kenapa belakangan aji menjadi pusat perhatian Aliya.

"Yuk main voli kesana" bianca menghampiri Aliya, terlihat dari raut wajah serta nafas yang tersengal-sengal Bianca sudah menghabiskan tenaganya untuk voli.

Padahal Bianca sangat ogah-ogahan kalau belajar di kelas, tapi jam olahraga memang punya tempat sendiri dihatinya.

"Enggak ah, gue nggak pande" padahal Aliya memang malas saja bergabung dengan yang lain.

Aliya tidak dibenci di kelas nya, ia termasuk orang yang diperlukan karena akan jadi malaikat penolong saat yang lain tidak siap pr.

Hanya saja, Aliya benar-benar selalu menyimpan tenaga nya disekolah.

"Sekali aja, lo tuh loyo banget al nggak pernah olahraga. Yuk ah buruan" bianca menarik paksa Aliya dengan tenaga nya.

Sementara dari lapangan basket aji melihat kejadian itu sambil tersenyum, entah apa yang lucu. Tapi semenjak berkenalan dengan Aliya rasanya ia makin tau, gadis itu penuh pesona.

"Aliya sinii masuk tim gue" seru gadis dengan rambut diikat satu yang biasa dipanggil seza.

Aliya menurut saja ikut ke tim seza, sementara bianca di tim sebelah.

Saat sedang bermain Aliya melihat kearah lapangan basket dimana aji sedang tertawa karena memenangkan pertandingan. Aliya ikut tersenyum melihat pemandangan itu tapi karena tidak fokus akhirnya bola dari seberang meluncur bebas mengenai perut Aliya.

"Aliyaa!!!!!" Semua orang serempak berseru memanggil namanya, tapi saat itu aliya merasakan sakit yang luar biasa di perutnya karena bola itu dipukul cukup keras.

Bahkan kelompok lelaki yang tadinya tertawa ikut melihat kearah lapangan voli, tentu saja aji juga termasuk. Matanya langsung menangkap Aliya yang rubuh terduduk di lapangan sambil memegang perutnya.

Dia tidak menangis, hanya meringis sambil tersenyum. Padahal semua orang sudah khawatir disekelilingnya.

"Al sakit yaa? Yok ke UKS" bianca membantu aliya berdiri.

Adolescence | PendewasaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang