[ON GOING]
Kisah ini bercerita tentang perjuangan seorang anak gadis yang hanya ingin mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Sedari usia 9 tahun, ia lupa bagaimana cara bahagia dengan keluarganya. Semenjak saat itu hidupnya berubah. Tidak ad...
Haii ketemu lagi. Gimana, udah siap buat ikutin alurnya, kan?!
Boleh tau kalian dari daerah mana aja?
Coba tunjukin quotes alay kalian dong hhew👉
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa untuk menoleh kesekitar kita. -About You
Baik Dhea maupun Syla saat ini sedang mempersiapkan diri untuk pelajaran jasmani. Mereka berdua sedang menunggu di wc yang sedang ramai karena teman kelasnya pun ikut mengganti di sini.
"Katanya minggu depan ada tanding basket yah?" atensi siswa yang menunggu langsung menatap kearah Syla.
"Kata Bryan sih gitu. Kenapa emang?"
"Pasti juga si Syla mah ngincer cogan sekolah sebelah" ucap salah satu teman kelas mereka. Syla langsung menatap Aina tajam karna seluruh teman kelasnya mentertawainya.
"Ihh nggak gitu. Seru aja gitu kalo ada cogan lain. Kan bisa buat cuci mata"
Tangan Dhea refleks langsung memukul pundak gadis itu "Itu sama aja"
Berapa menit setelahnya mereka sudah beres mengganti seragam pakaiannya. Seluruh murid kelas disuruh untuk segera kelapangan basket yang tersedia.
Dhea menduduk'kan dirinya dikursi penonton, mencari keberadaan Bryan namun orang yang sedang dicari malah tak menampak'kan batang hidungnya.
"Lo nyari siapa sih?"
"Bryan, kemana yah?" Dhea menatap Syla.
"Lo nggak tau? Si Bryan kan ada di uks nemenin si ganjen"
Dhea menghela nafasnya. Untuk apa Bryan menemani Ria di uks? Apakah sepenting itu Ria di dalam hidupnya Bryan? Mereka hanya teman saja kan, tak ada hubungan lebih? Atau memang Bryan main mata di belakangnya tanpa sepengetahuan Dhea?
Pemikiran buruk tentang Bryan yang terus bersama Ria terus saja mengisi benaknya itu.
"Noh si pangerang berhati batu" tatapan Dhea langsung mengikuti arah dagu Syla. Di sana ada kedua manusia yang baru saja memasuki area lapangan. Cemburu? Tentu saja Dhea cemburu. Gadis mana yang tidak cemburu saat melihat kekasihnya lebih perhatian kewanita lain?
"Dhe, lo nggak sakit hati apa digituin mulu sama si Bryan?"
Kepala Dhea mendongak menatap Aina. Dia menyenderkan punggungnya di lutut gadis itu lantas menghela nafas.
"Ya, sakit nggak sakit itu sih emang udah resiko gue" matanya terpejam saat Aina mengelus pelan surainya "Enak Ain, terus usapin pala gue" detik berikutnya yang ia dapat malah pukulan pelan dari Aina.
"Lo pikir gue babu lo?"
"Emang lo pantes buat jadi babu gue" mereka tertawa lepas sebelum guru jasmani menyuruh mereka untuk segera berbaris rapi.