Dua

18 5 5
                                    

"Sa, kalo gua enyah dari muka bumi ini, dunia bakal adil gak sama keluarga gua?"

"Hey Aleya, are u okey?" tanya Aksa dibalik telfon itu dengan suara serak khas dirinya. Bukan jawaban yang dia dengar, melainkan suara tangisan dari balik telfon itu.

"Sa hiksss, gua gak layak ada di dunia ini. Hiksss ... Kehadiran gua tuh jadi beban banget sama keluarga gua, ditambah lagi, keadaan keluarga yang lagi ada masalah kaya gini. Hiksss ..."

"Aleya stop! aku gak suka ya kalo kamu ngomong gitu lagi!" bantah Aksa tegas.

"Hikss ... Emang kenyataannya kaya gitu Sa," jawab Aleya.

"Tapi cara kamu tuh salah Aleya, semua manusia berhak dan layak hidup didunia ini. Tanpa pengecualian!"

"Sa, sebelumnya gua minta maaf karna selama ini ada sesuatu yang gua gak pernah bilang atau pun ngeluh sama lu."

"Sebentar, sebentar. Aku ganti video call aja ya, kangen Aleya bocil." ucap Aksa lalu masuklah tampilan pengalihan dari telfon ke video call.

"Apasih Aksa, gua lagi buluk gini malah ngajak video call."

"Sapa yang bilang kamu buluk? Sinih suruh berhadapan sama Aksa Denoleon!" ucapnya menyombongkan diri.

"Dih, sok iye lu!"

"Nah gitu dong nyolot, oh iya kalo minta maaf karna cuma nyembunyiin sesuatu doang, gak papa kali Al. Mungkin belum saatnya aku tau hal itu dari kamu," ucap Aksa.

"Aksa jangan marah ya," ucap Aleya sedikit takut, karna Aksa kalo udah marah tuh nyeremin. emang sih Aksa kalo marah gak pernah main tangan ataupun pake makian.

"Kenapa? Kamu buat masalah ya dikampus?" ucap Aksa.

"Ihh enggak ya Aksa! Aleya tuh anak baik-baik tau!" kesel Alaya di telfon.

"Terus apa dong, kok nunduk gitu? Kalo ngomong sama orang tuh liat mukanya Aleya sayang."

"Dah ahh males, Aksa ngegoda mulu."

"Siap-siap gih, aku mau ngajak kamu jalan."

"Gak mau ah jalan doang, capek." ucap Aleya.

"Ya gak jalan kaki juga Aleya sayang, kebetulan mobil bang Asgar nongkrong di rumah. Bagusan kita bawa keliling kota."

"Yaudah ayoo!! Sebentar gua ganti baju dulu." seru Alaya lalu memutuskan panggilan video mereka.

Hampir satu jam kami keliling kota yang cukup ramai, karna kebetulan malam ini adalah malam minggu. Malamnya para muda-mudi berkelana dengan pasangannya.

"Aksa," panggil Alaya buka suara untuk memulai pembicaraan ditengah kemacetan.

"Kenapa? Bosen? Mau idupin radio?" tawar Aksa.

"Gua sakit." ucap Alaya tanpa menatap Aksa sedikit pun.

"Kok gak bilang kamu sakit? Kalo gini kan aku gak ngajak kamu keluar Aleya. Eh tapi bentar, kamu gak panas kok." ucap Aksa ketika Aleya bilang dia sakit langsung mengecek suhu tubuh wanita disebelahnya.

"Bukan sakit demam ih Aksa, gua serius," rengek Aleya.

"Yaudah, kamu sakit apa? udah periksa ke dokter?" tanya Aksa di anggukin sama Aleya. "Apa kata dokter?"

"Gua di diagnosa pengidap penyakit autoimun." ucap Alaya yang membuat Aksa sontak membanting setir ke kiri dan memberhentikan mobilnya.

"Sejak kapan Alaya?! Sejak kapan kamu ngidap autoimun?" seru Aksa menatap Alaya nanar.

"Sejak gua masih SMP, dan baru awal kuliah gua cek ke dokter akhirnya gua di diagnosa kena autoimun." jawab Aleya masih tetap enggan menatap mata Aksa.

"Astaga Aleya dan sekarang kamu baru cek ke dokter, kenapa gak cerita ke aku? Kan aku bisa minta tolong mamah buat cek kamu Alaya." Aksa tampak mulai prustasi dengan sikap Alaya.

"Maaf Sa, gua gak mau lebih lagi ngerepotin keluarga Daneleon. Lu juga sering ngeluh kan tentang tugas laporan praktek bedan dari dosen, makanya gua gak mau terlalu menggantungkan kehidupan gua ke elu."

"Maafin aku Al," ucap Aksa lalu menarik tubuh Alaya ke pelukannya. "Dari awal kamu cek sampe sekarang, udah berapa lama kamu ngonsumsi obat?"

"Udah hampir setahun Sa gua ngonsumsi obat-obatan yang di kasih dokter ke gua."

"Al, pasti berat ya? Ngonsumsi obat-obatan udah hampir setahun, obatnya juga bukan main harganya, ditambah lagi keadaan rumah lagi kacau,"

"Banget Sa, mangkanya gua makin kesini suka overthinking sama semuanya."

"No Aleya! Sakit kamu ini gak boleh kebanyakan mikir kaya gitu. Penderita penyakit ini gak boleh stres sama sekali, atur pikiran kamu untuk ke positive aja! jangan ke negativenya! inget itu Aleya."

"AYAYA CAPT!" seru Alaya.

"Jawab yang bener sayang," ucap Aksa ngelus kepala Alaya.

"ihh lu makin lama makin pengen gua tampol deh Sa, iya calon pak dokter Aksa Daneleon!"

"Inget! Jangan pernah coba-coba mikir kamu gak layak ada didunia ini! Masih ada aku, bunda, ayah, mamah, papah, bang Asgar, yang masih ada jadi penyemangat kamu dan sayang sama kamu."

"Iya Aksa, Makasih ya buat semuanya."

"Any time Alaya, nanti kalo cek up sama aku ya." ucap Aksa yang di anggukin sama Alaya.


















Haii kalian... Ketemu lagi sama aku, di goresan ini!! untuk hari ini, cukup segini aja yaa... Kalau kalian mau lanjut baca goresan selanjutnya, bisa dong vote & tinggalkan komentar di goresan yang udah aku buat ini, biar aku makin semangat lagi buat goresan lainnya!!


Sampai jumpa di goresan selanjutnya!!!

Salam manieszz dari aku,

finn (aly).

MY SCRATCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang