Happy reading
___Sedikit mellow.
Kringg.
Kringg.Bel pulang sudah berbunyi, para murid TK berhamburan keluar kelas mereka masing-masing.
"Vee pulang naik apa?" tanya El.
Diam, tak ada jawaban dari Vee, memang tadi tadi pagi di kelas pun Vee tidak berbicara sama sekali, dia hanya mengangguk dan menggeleng jika ditanya.
"Vee ada masalah ya?" tanya Zoe.
"Ayo nangis, tumben gak nangis" ucap Zello lalu terkekeh.
Tanpa menjawab ucapan-ucapan mereka, Vee langsung menaiki scooter nya dan pulang menuju mansion padahal belum dijemput.
"VEE MAU KEMANA?" teriak Zoe.
Vee menjalankan scooter nya sambil menahan tangis bahkan mata nya sudah berkaca-kaca.
Saat hendak menyebrangi jalan raya scooter yang dinaiki Vee tersrempet sepeda motor membuat Vee tersungkur di aspal.
Motor yang menyerempet nya tadi tidak berhenti dan bertanggung jawab.
Vee duduk dan melihat lutut, telapak tangan dan dagu nya berdarah.
"Hiks sakit" lirih Vee sambil menangis di pinggir jalan.
"Adek kenapa?" tanya ibu-ibu yang menghampiri Vee karena kasihan.
"Eh gak, Vee gakpapa kok" ucap Vee lalu berdiri dengan memegang scooter nya.
"Ayo ikut ibu ke warung itu bentar, ibu obatin luka nya adek" ucap ibu itu.
"Terimakasih tapi maaf Vee mau pulang aja" ucap Vee sambil mengusap air mata nya.
"Yaudah kalo gitu ibu bantuin nyebrang aja ya" ucap ibu itu yang diangguki oleh Vee.
Ibu itu membantu Vee menyebrangi jalan raya dan memastikan Vee aman.
Vee melambaikan tangan kanannya sebagai ucapan terimakasih, dia kembali menjalankan scooter nya menuju mansion, gak tau mansion siapa, Satya mungkin.
"Vee nakal ya?" tanya nya pada dirinya sendiri sambil menikmati perjalanan nya, melupakan rasa sakit nya.
Vee sampai di komplek mandiinnya, dia hanya melewati mansionnya yang sepi seperti tak berpenghuni.
"Huh kalo pake scooter terus Vee jadi capek" keluhnya lalu memarkirkan scooter nya di samping sepeda beroda 3 milik Leo.
Tok..
Tok.."Assalamualaikum" ucap Vee.
"Waalaikumsalam" jawab Satya dari dalam.
Ceklek..
"Loh Vee udah pul-"
"Ya Allah ini kenapa berdarah gini, habis jatuh ya?" ucap Satya lalu menggendong Vee memasuki mansion.
"SAYANG AMBILIN KOTAK P3K" teriak Satya.
Beberapa menit kemudian Sasa menghampiri mereka dengan menggendong Leo sekaligus membawakan kotak P3K.
"Vee kenapa?" tanya Leo.
"Uncle obatin dulu ya" ucap Satya lalu mulai mengobati Vee.
Beberapa menit kemudian.
"Nah udah selesai" ucap Satya lalu mengemasi obat-obatan tadi.
"Ayo cerita sama uncle dan aunty, Vee kenapa?" ucap Satya.
Vee awalnya tidak mau namun karena paksaan dari Leo juga akhirnya Vee mau bercerita.
"Vee gak masalah uncle, mau dikasih uang saku berapapun bahkan gak dikasih juga gakpapa, Vee sedih karena Papa bilang gitu, Vee tau Vee itu nakal, Vee sombong, Vee gak bisa dibanggakan" ucap Vee sambil menunduk.
"Leo mau liat scooter Vee boleh?" tanya Leo yang diangguki oleh Vee, Leo pun bergegas menuju teras untuk membawa scooter Vee ke dalam.
"Terus itu kenapa berdarah?" tanya Sasa.
"Vee tadi kesrempet motor waktu mau nyebrang jalan raya" ucap Vee dengan jujur.
"Haduh kamu itu masih kecil bahaya kalo sendirian di jalan raya atau dimana pun, Vee kalo ngambek atau sedih main kesini aja" ucap Sasa yang diangguki oleh Vee.
"Vee laper gak? Mau makan hm?" ucap Satya.
"Enggak" jawab Vee.
Satya tidak sengaja melihat kantong saku yang berada di dada Vee, di situ terdapat uang 20 ribu nya Vee, kesimpulannya berarti Vee dari tadi pagi tidak makan atau pun jajan.
Sasa yang mengerti pun langsung menuju dapur mengambil kan Vee makanan.
"Masa ya Pa scootel nya Vee sama tubuh Leo tinggian scootel nya Vee" adu Leo sambil cemberut.
"Abang mau pinjem? Pake aja, awas jatuh" ucap Vee.
"Gak deh, Leo takut jatuh" ucap Leo lalu bukannya menaiki scooter Vee ia malah duduk di scooter itu.
"Ayo aunty suapin" ucap Sasa yang datang membawa satu piring berisi nasi dan lauk pauk serta susu putih segelas.
"Vee tadi kan bilang gak mau aunty" tolak Vee.
"Nanti sakit kayak Leo loh, mau? Mau gak bisa ngapa-ngapain, rebahan terus, badan nya panas?" ucap Sasa yang mendapat gelengan kepala oleh Vee.
Vee turun dari pangkuan Satya lalu duduk di samping Sasa, Sasa pun menyuapi Vee dengan telaten.
"Ayo bobo sama aunty ya, kamu pasti capek" ucap Sasa lalu menuju dapur untuk menaruh piring setelah itu menggendong Vee menuju kamarnya.
Ruang tamu.
"Kasian Vee ya pa" ucap Leo.
"Nanti abang hibur ya" ucap Leo lagi.
"Emang abang Leo kalo ngehibur orang sedih gimana hm?" tanya Satya.
"Di peyuk, di cium, di bisikin gini 'Adek Vee cantik, adek baik kok adek kalau punya uang atau jajan lebih kan selalu kasih ke temen-temen yang kulang mampu' gitu pa" ucap Leo.
"Berarti adek Vee gak pelit ya bang?" tanya Satya.
"Enggak kok, adek Vee juga enggak sombong, adek Vee itu hobi nya belcanda dia bilang pamel tapi dia gak pamel kok" ucap Leo yang langsung mendapat ciuman dari Satya.
"Abang bisa gak jagain adek Vee?" tanya Satya.
"Bisa tapi dikit hehe, kebanyakan adek Vee yang selalu jagain abang dari temen-temen yang suka isengin abang" ucap Leo dengan jujur.
"Kalo adek sedih kayak gini abang ikut sedih gak?" tanya Satya.
"Sedih liat kondisi adek yang beldalah kayak tadi, abang jadi pengen malahin uncle Vano sama aunty Caca" ucap Leo dengan ekspresi kesal.
"Gimana kalo-" Satya membisiki sesuatu pada Leo.
"Setuju, Leo setuju banget" ucap Leo dengan antusias.
"Abang sayang adek Vee banget ya?" pertanyaan terakhir dari Satya.
"Suayang buanget, adek Vee udah kayak adek kandung abang" ucap Leo lalu memeluk Satya dengan erat.
Leo-Vee
Saling melengkapi.____
Vote
Komen yuu
Next gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY VEE [END]
UmorismoSequel dari cerita Keisya. Keisya belum end btw masih proses memperbarui semua part. _____ Enjoy!! "Pasal satu Vee selalu benar dan pasal 2 Vee gak pernah salah" ucap Vee. "Gini nih kalo dulu buatnya gak pake sholawat nabi" ucap Vano dengan sinis. "...