Aylin mengetukkan jarinya pada meja dengan tenang. Bibirnya yang mungil bersenandung kecil seolah-olah hatinya sedang senang hari ini.
Pagi ini sangat cerah, itulah mengapa Aylin senang. Hari-hari kemarin adalah hari yang Aylin kurang suka, tentu karena hujan. Bukannya tidak bersyukur, tapi dengan kecerahan suasana seperti ini, ia tidak harus pusing soal kemacetan di jalan akibat hujan ataupun mobilnya yang kotor karena terciprat genangan air.
Kepala Aylin menoleh ke arah pintu kelas saat melihat dua sahabatnya datang. "Asik, lo berdua berangkat bareng?"
"Nggak, gue ketemu Rara tadi di tempat sampah depan."
Pletak!
"Anjing! Masih pagi gak usah ngajak gelud, ya!" Zyana menatap Rara kesal. Matanya melotot garang.
"Suruh siapa nistain Rara," balas Rara santai.
Aylin menggelengkan kepalanya saat melihat mereka berdua bertengkar. "Masih pagi nggak usah toxic, ya! Dan juga, masih pagi nggak usah berantem, ya!"
"Diam kau, Odah!"
Aylin mendengkus kesal. "Tumben lo berdua berangkat pagi?"
"Biar nggak liat dia jaga," ucap keduanya serempak.
Kerutan muncul di dahi Aylin. "Jaga apaan, dah?"
"Jaga lilin!" balas Zyana santai.
"Lo kira ngepet?!"
Zyana memicingkan matanya sebelum tersenyum miring. "Lah kok ngamok? Belain dia, Bu?"
Mendengar pertanyaan kedua Zyana, Rara langsung melotot kesal. Ia menabok Zyana dengan buku tulis miliknya. "Zya nggak usah bacot, ya!"
"Anak anjing satu ini bar-bar sekali. Eh?" Zyana mendongak saat merasakan elusan lembut pada kepalanya.
"Astaghfirullah, Ra. Masih pagi jangan ganas-ganas," ucap Niko lalu duduk di sebelah Zyana.
Zyana sendiri langsung menyenderkan kepalanya dan memejamkan mata.
"Rara kalem, ya!"
"Mata lo kalem!"
"Heh! Gak sopan kamu sama Rara!"
"Lo aja-"
"Udah diem! Mau bobo, 'kan?" tanya Niko menghentikan adu mulut antara Zyana dengan Rara.
Zyana mengangguk pelan lalu memposisikan dirinya dengan nyaman.
"Buset, Rop. Sekali aja dateng ke sekolah terus nggak tidur nggak bisa apa?" tanya Aylin sambil menggelengkan kepalanya. Aylin menoleh lagi ke arah pintu dan mengernyitkan keningnya. "Lah? Lo juga berangkat pagi?"
"Terpaksa gue. Lo liat aja entar," jawab Vivi dengan nada kesal.
"Mencurigakan."
Vivi hanya menatap Rara acuh lalu meletakkan tasnya di atas meja. Ia melirik Zyana yang sedang tertidur sebentar lalu mendudukkan dirinya di bangku murid lain.
"Maaf, Vi. Pinjem bangku bentar," ucap Niko.
Vivi mengangkat bahunya. "Sok-sokan minta maaf, padahal tiap hari juga gitu."
Niko tertawa ringan mendengar Vivi mendumel. "Kan gue butuh sarapan, Vi."
Rara menatap Niko kesal. "Bucin, lo!"
"Bucin ke pacar sendiri apa salahnya? Lo jomblo, sih, makanya iri, 'kan?"
"Anjeng! Gini nih kalau kelamaan gaul sama Zya, jadi nyolot-"
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKGIRL COMEBACK 2
Novela Juvenil"Nyesel gak, sih, kalian karena sekarang kita dapet luka mulu? Berubah haluan jadi sadgirl, huhu ...." "Kita sendiri yang mulai, kalau dapet karma, ya, wajar aja. Udah hukum alam kali." "Sekarang mau main-main sama luka?" "Siapa takut? Terobos ajala...