3. Some Evidence

489 270 647
                                    

Note: Part ini extra panjang 2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note: Part ini extra panjang 2.6K kata jadi anggap aja dua part yang digabungkan jadi satu ya gaes!

3. Some Evidence

Di sebuah ruang kluis bank swasta bernama Seoseo kini tampak memperlihatkan kesibukan para petugas polisi yang sedang menelisik seluruh ruangan karena adanya kemalingan emas dan uang yang jika dijumlahkan totalnya akan menjadi sekitar 1,8 miliyar won, padahal ruang kluis di bawah tanah ini memiliki sistem keamanan dalam 24 jam.

Keseriusannya para polisi dan detektif dalam menyelidiki kasus ini juga menular pada seorang siswa berusia 18 tahun yang bernama Aileen Mavriel. Jika dilihat dari gelagatnya, dia tampak seperti detektif andal dengan kedua netra yang berbinar di balik kaca pembesar ditangannya. Gemas? Tentu saja gemas melihatnya, dia bertingkah seolah mencari partikel kecil, tetapi dalam niatnya anak itu hanya ingin mencari sebuah secarik surat yang ditinggalkan oleh pelaku, seperti pada novel-novel kriminal luaran sana.

"Ayo di mana kau surat cinta," celetuk Aileen yang mulai kesal menelisik celah-celah loker tanpa menemukan apa yang dikatakan oleh intuisinya.

Kang Mi Na yang melihat setiap gerak-gerik adik asuhnya itu pun hanya bisa menggelengkan kepala pelan, sebelum kembali berfokus menginterogasikan beberapa pegawai bank bersama Kai, yang dimana mereka sempat berada ataupun dekat dengan TKP.

"Aku mohon, bantu aku untuk menemukan pencuri itu ... bisa-bisanya dia membawa uang 1,8 miliyar!"

"What! 1,8 miliyar?" Belum juga Kang Mi Na melontarkan pertanyaan, kini dengan seenaknya Kai memekik terkejut di samping telinganya saat pegawai bernama Erich Calliston memberikan informasi, sehingga mau tak mau Mi Na pun menggetik dahi Kai sambil menunjukkan raut wajah geramnya yang terlihat jelek.

"Bisakah kau bersikap biasa saja dan berlagak layaknya detektif keren?" tanya Mi Na dengan berbisik sinis.

"Tapi ... jika aku memiliki uang itu, aku bisa kaya raya." Bukannya menyadari akan teguran sang kakak asuh, Kai malah menyahutinya dengan beberapa imajinasi yang kian menyeruak dalam benak. Oh iya, tentu saja Kai menjawabnnya dengan bisikkan pula.

"Ya, ya, ya ... lanjutkan saja khayalanmu itu," timpal Mi Na yang kini mengerlingkan pandangan netra ke arah Closed-Circuit Television.

"Permisi." Mi Na kini mengehentikan salah satu petugas polisi yang kebetulan lewat di sampingnya. "Apa polisi sudah memeriksa seluruh kamera pengawasnya?"

Polisi itu pun mengangguk. Namun, saat hendak menjawab ucapan Mi Na, tiba-tiba salah satu pegawai wanita menimbrung memberikan informasi, seolah dia tahu segalanya. "Kamera pengawasnya sudah pasti diretas karena seperti yang Anda tahu bahwa ruang kluis selalu dijaga 24 jam."

Kai dan Mi Na sempat bertatapan dalam sesaat, saling melemparkan pertanyaan yang tidak dimengerti melalui kontak mata.

"Tunggu." Kini Kai alihkan atensinya pada wanita tersebut seraya menyipitkan matanya penuh selidik. "Mengapa kau mengetahui hal itu?"

I Watch Over You [Detective KIMO] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang