《3》Hukuman?

128 16 7
                                    

HAPPY READING
ayangku♡

♢♢♢


Setelah selesai makan siang dengan setengah nafsu karena ulah ayah bocil menyebalkan itu, Rani hanya makan Ikan lele goreng, ayam bakar sambal ijo dan es buah jangan tinggalkan makanan pokok wajibnya yaitu nasi.

Sebagian ah tidak, semua makanan yang disebutkan tidak mungkin ada pada latar kerajaan eropa dulu yang hanya makan roti. Semuanya ya atas keinginan Rani sendiri, dia datang langsung ke dapur kediaman utama.

Rani memandori semua pelayan dan koki yang bekerja di dapur untuk membuat makanan tersebut, tentu saja bahan-bahanya yang dibutuhkan jarang di temui di Kerajaan Anastasia, seperti beras dan buah tropis.

Beruntungnya kediaman duke yang kaya ini,mempunyai bahan-bahan langka di gudang yang di impor dari kerajaan seberang laut wilayah tenggara.

Tentu saja bahan bahan impor tersebut sangat mahal dan tidak ada apa-apanya bagi duke. Hingga akhirnya makanan-makanan yang dibuat para koki dan dayang sudah jadi dan dimakan lahap oleh Emira atau jiwa yang berada didalamnya Rani.

Sebenarnya para koki dan pelayan bingung dengan tingkah Emira akhir-akhir ini yang meminta banyak cemilan dan sekarang meminta makanan yang jarang dimakan di kerajaan.

Tapi disisi lain pelayan dan koki amat senang nona mereka yang jarang makan sekarang sangat bersemangat untuk memakan makananya.

Mereka berharap nonanya akan tumbuh dengan sehat seperti nona-nona muda lain. Semua pekerja di kediaman sangat menyayangi Emira.

Sedangkan ayahnya saja tidak memperdulikan Emira hanya sibuk dengan urusan pekerjaanya dan kekasihnya saja.

Seharusnya ada beberapa dayang yang tidak perduli bahkan membenci emira karena duke mengacuhkan Emira. Melaikan tidak semua prajurit pelayan dan dayang sangat menghormati Nona Emira Gregory.

♢♢♢

Didepan pintu megah dengan ukiran rumit dan lambang simbol Keluarga Gregory kepala serigala dengan mata yang tajam. Terdapat dua orang pengawal yang menjaga ruang kerja duke serta Emira dan Emma yang baru datang.

"Salam nona Emira Gregori semoga perlindungan Dewi Athena selalu menyertai." Ucap salam dari kedua pengawal tersebut.

"Bisakah aku masuk pengawal?" Bertanya dengan suara imut khas anak kecil.

Membuat kedua pengawal tersebut menahan senyum setelah mendengar suara imut nonanya.

"Silahkan masuk nona." salah satu pengawal membukakan pintu.

"Terimakasih." tersenyum simpul hingga membuat matanya membentuk seperti bulan sabit.

'Jaga image ai walau bapaknya bomatan ama Emi yang penting pelayan sama pengawalnya gk sama,minimal ada bekingan dah haha...'

Emira berjalan masuk dengan kaki kecilnya yang hanya bisa melangkah dengan pelan. Melihat itu salah satu pengawal gemas dan menawarkan diri ingin membantu.

"Nona biar saya membantu dengan menggendong anda menuju meja kerja duke."

"Tidak perlu pengawal, aku bisa berjalan sendiri kan Emira kuat." Ucapnya dengan menunjukan tangan kanan mengepal kuat.

Berjalan meninggalkan Emma dengan kedua pengawal di depan pintun sedangkan ketiga orang tersebut menatap sendu kepergian Emira.

Dalan hati mereka kasihan kepada Emira, menduga-duga hukuman apa yang akan tuan besarnya berikan kepada Emira nonanya yang malang.

Eomma, I Will Try!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang