☆HAPPY READING☆"Mengapa kau diam saja Lady Hamo apakah sekarang kau bisu hem?" Duchess bertanya dengan anggun sirat merendahkan.
Marelia menggeram mengepalkan kedua tanggan yang tertutupi di balik gaun mengembangnya agar tidak di lihat oleh duchess.
Meskipun ditutupi, Duchess sendiri tau apa yang dilakukan Marelian. Duchess Valeria sendiri memiliki mata yang tajam diturunkan dari Duke Evan,ayahnya. Valeria memilih diam menikmati raut marah Marelia yang kini menjadi hiburanya.
"Ah maaf tidak mengetahui kehadiran anda yang mulia ... salam Yang Mulia Duchess semoga perlindungan Dewi Athena selalu menyertai," salam Marelia setengah hati setelah menetralkan emosinya.
"Jawab pertanyaan saya Lady!" To the poin.
"Saya hanya mengingatkan pada Lady Kecil, dia sedikit melupakan tata krama bangsawan, saya berusaha memberikan sedikit hukuman agar Lady Kecil tidak mengulangi lagi dikemudian hari," terang Marelia Hamo santai.
"Apakah benar yang dikatankan Lady Hamo, Dayang?" Mengalihkan tatapan kepada Emma dengan mengankat salah satu alis tanda bertanya.
"B-begini nyonya ... sebenarnya Lady Hamo-"
"Untuk apa menanyakan kepada pelayan rendahan Duchess, pelayan itu pasti akan melindungi dan memihak nona mudanya untuk tidak dihukum!" Potong Marelia.
"Bukannya kau sendiri yang sudah melupakan tara krama bangsawanmu Lady .... tega sekali kau menghardik seorang lady yang masih belia."
"Kau memotong perkataan orang lain yang kastanya lebih rendah darimu. Tentang menghukum, wewenang apa yang kau miliki disini, sehingga ingin menghukum nona muda keluarga Gregory. Ini bukan kediaman keluargamu sehingga kau bisa melakukan apapun yang kau mau, hanya saya dan duke sendirilah yang akan memberikan keputusan di Duchy ini.
Saya hanya mengengingatkan supaya kedepannya tidak ada rumor bahwa Lady Marelia dari keluarga bangsawan Baron Hamo telah bertindak semena-mena kepada nona muda dari keluarga bangsawan duke yang merupakan keluarga bangsawan beberapa tingkat lebih tinggi dari keluarga baron," jelas Duchess Valeria dan berakhir merendahkan Marelia.
Lady Marelia hanya bisa diam tidak bisa menjawab semua yang dilontarkan padanya, mengepalkan kedua tangan dan meremas gaun untuk menyalurkan kekesalan kepada duchess Valeria.
'Dasar jalang sialan! Akanku balas kau dengan setimpal atas semuanya penghinaanmu! Tungga saja dan semua yang kau punya akanku rebut!'
"Sebaiknya kau pergi dari sini dan jangan membuat keributan lagi, hanya kali ini aku memaafkanmu jika di ulangi lagi maka tidak segan-segan aku Duchess Valeria bertindak atas nama keluarga Gregori!" Ancam Valeria.
Kemudian, Marelia pergi dengan keadaan kesal yang ia bawa meninggalkan mereka.
Valeria melihat punggung Marelia yang mulai menjauh dengan pandangan datar sedangkan Rani menatap dengan penuh tidak suka pada lady Marelia.'Huh ... Pergi juga tuh jelmaan nenek tapasya'
Setelah kepergian nenek tap-Lady Marelia hanya tersisa keheningan yang melanda ketiga orang disana. Dalam keheningan mereka hanya terdengar suara-suara angin yang berhembus yang melewati dahan pohon membuat daun pada dahan bergoyang sesuai tujuan angin.
Dari keheningan yang melanda tersimpan banyak kata pada isi hati mereka masing-masing, memikirkan banyak hal dari kejadian yang barusan terjadi.
'Dia tidak apa-apa?'
'Apakah ini awal dari hubungan ibu anak ini, saya berharap hubungan mereka membaik'
Kruk! Kruk!
KAMU SEDANG MEMBACA
Eomma, I Will Try!
FantasyRani Wijatmoko gemar memakan yupi bentuk love, mati konyol kemudian berpindah kedunia yang berbeda karena tersedak yupi. Jiwanya berpindah kedalam cerita wattpad yang menggantung. Berpindah ke raga Emira umur 5 tahun seorang anak duke kesepian yang...